Part 9

3K 99 1
                                    

2209 words

▪︎▪︎▪︎

Geava berhenti melangkah. Niatnya perpustakaan sepulang sekolah urung setelah melihat keberadaan Garka yang berdiri tak jauh di depannya.

Garka akhir-akhir ini sering sekali mengganggunya.

Geava memutuskan untuk lewat jalan lain meski lebih panjang. Geava berjalan cepat, mengeratkan pegangannya pada buku yang ia peluk.

Tapi tiba-tiba, tasnya ditarik ke belakang. Geava syok melihat Garka berdiri di belakangnya dengan seringai, tangan cowok itu yang menahan tali tasnya.

Apa langkah Garka sepanjang itu sampai bisa menyusulnya dengan mudah?

"Lepasin."

Geava merasa aneh. Kenapa setiap bertemu Garka, dia selalu meminta untuk dilepaskan. Seperti seorang tawanan saja.

"Lo bisa ga sih ga ganggu gue sekali aj-"

Garka mengambil satu buku yang Geava peluk.

"Gar! Jangan diambil! Gue perlu balikin buku itu ke perpus!"

Tapi Garka sengaja mengangkat buku itu tinggi. Geava sudah berusaha melompat, tapi gagal.

"Garka! Balikin! Tujuan lo ngelakuin ini apasih? Kenapa lo suka gangguin gue?"

"Hm, nyari perhatian lo."

Geava terdiam sebelum berdecak kesal.

"Fine. Lo dapet. Lo dapet perhatian gue. Lo berhasil bikin gue kesel! Sekarang balikin bukunya!" Geava mengulurkan tangannya.

"Hm." Garka memegang buku itu di samping tubuhnya.

"Gar, plis. Gue ga ada waktu buat main-main..."

"Ikut gue." Garka melangkah pergi.

Geava termangu. "H-ha? Kemana? Garka! Gue harus balikin bukunya ke perpus! Lo denger ga sih? Lo mau bawa buku itu kemana? Dan kenapa gue harus ikut sama lo?"

Tapi Garka hanya diam dan terus melangkah pergi. Geava berdecak dan mengikuti Garka dengan terpaksa. Tau-tau, Geava melangkah ke rooftop.

"Ngapain kita ke sini?"

Garka duduk di kursi yang ada di sana. Geava melangkah dengan ragu-ragu. Ia tidak pernah pergi ke atap. Ini pertama kalinya. Di sana panas. Tapi dari atap, mereka bisa melihat seluruh gedung sekolah. Geava kagum dengan pemandangan yang bisa ia lihat.

"Temenin gue di sini," ujar Garka.

Lamunan Geava buyar dan pikirannya kembali soal masalah buku.

"Ga mau. Gue mau pulang. Balikin buku gue."

"Duduk." Garka menunjuk kursi kosong di sampingnya dengan dagu.

"Ngapain? Gue gak mau ada di sini."

"Duduk, Geava."

Geava terdiam. Suara Garka terdengar lebih mengintimidasi. Dengan ragu-ragu, Geava duduk. Masih mencari kesempatan dan waktu yang tepat untuk kabur sekalian mendapatkan bukunya kembali.

"Kenapa sih? Kenapa gue harus nemenin lo di sini?"

Garka hanya menyeringai kecil sambil memperhatikan gadis itu. "Lo cerewet tapi gue suka."

Deg.

"Ck!" Geava berdiri lagi. Pipinya menampilkan semburat merah tipis.

"Terserah! Gue udah ga peduli. Lo bisa ambil buku itu. Gue pergi sekarang."

GARKA : Bad MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang