[author sedang malas merevisi cerita ini]
Garkano Lioner, lelaki berparas dingin itu menjadi murid baru di SMA Banaska dengan sebuah tujuan. Tapi misinya 'sedikit' terganggu oleh gadis biasa bernama Geava Flora Baneswara, putri dari kepala sekolah.
...
Neo datang ke tempat yang Garka maksud. Neo kira Garka mengajaknya balapan. Tapi dia malah diminta datang ke sebuah pabrik terbengkalai.
Setelah memarkirkan motornya di luar, Neo masuk ke dalam pabrik itu.
Setelah masuk, Neo tidak langsung bertemu Garka. Nyaris tampak seperti tidak ada seseorang pun di sana. Neo terus melangkah, melewati berbagai macam puing dan sampah-sampah makanan.
Neo berbelok dan akhirnya sampai di ruangan yang besar dan beratap tinggi. Ruangan itu sebagian gelap dan hanya disinari oleh cahaya bulan yang masuk melalui celah atap yang berlubang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Neo terdiam waspada. Garka ada di ruangan itu, sosoknya berdiri dengan pakaian serba hitam, sedang memegangi balok kayu di tangan kanannya. Tapi ada sosok lain yang membuat Neo nyaris tidak percaya. Sosok yang tubuhnya diikat ke tiang dengan mulut yang dibekap.
"GARKA!!!" Neo mendekat dengan marah.
Garka berbalik dan hanya menunjukkan wajahnya dingin melihat kedatangan Neo.
Sementara seseorang yang terikat pada tiang itu mendongak dan tatapannya melebar. Ia langsung memberontak tapi tubuhnya diikat kuat.
Neo berhenti dan memperhatikan perempuan yang diikat itu.
"Alura?!!"
Alura duduk di tanah, tangannya diikat di belakang tiang, perut dan lehernya juga terikat tali yang menghubungkan pada tiang, kakinya juga diikat. Sementara mulutnya dibekap oleh ikatan kain. Mata gadis itu memerah. Tubuh dan pakaiannya kotor.
"GARKA GILA?!"
"Kenapa Alura ada di sini?"
"Kenapa Alura diikat? Maksudnya apaa?!"
Garka melempar sebuah tongkat kayu ke Neo.
"Kalahin gue."
Neo menatap balok kayu itu. Alura menggeleng dan ingin berteriak di balik kain yang membekap mulutnya.
Neo menggeleng dan berjalan untuk langsung membebaskan Alura. Tapi Garka menghalanginya.
