Haikal saat ini sedang membersihkan dapur bersama Caca, Mahesa dan beberapa temannya yang bertugas dibagian dapur. Jam sudah menunjukkan pukul 22:07, artinya toko sudah tutup 7 menit yang lalu, namun mereka harus membersihkan bagian masing-masing lebih dulu sebelum pulang.
Saat sedang fokus membersihkan meja tempat dia meracik adonan, Haikal dikejutkan dengan sebuah lagu dengan suara yang keras. Dia tahu, dia tidak benar-benar mendengar suara itu, melainkan dari soulmate-nya yang membuat Haikal ikut mendengar lagu itu juga.
Pertama kalinya hal ini terjadi saat Haikal menginjak usia 17 tahun. Dimana selama dia hidup, dia tidak pernah bisa mendengar apapun, namun tiba-tiba saja hal asing terjadi. Kepalanya dipenuhi dengan suara yang membuatnya pusing dan berakhir dengan dirinya mengeluh pada sang Bunda. Namun wanita itu malah memeluknya dan menangis.
"Itu dari soulmate Haikal." Kata sang Bunda yang diselingi isakan waktu itu.
Haikal tersenyum lembut saat mengingatnya. Bunda berpikir dengan menjadi tuna rungu, Haikal tidak bisa mengalami hal itu. Tapi semuanya tidak benar.
Untuk sesaat, rasa rindu menyeruak masuk ke dalam hati Haikal namun segera ditepis sebelum kembali melanjutkan tugasnya. Setelah dirasa cukup, Haikal pun pergi ke loker untuk mengambil tasnya dan bersiap-siap pulang.
Saat dia keluar dari toko, disana sudah ada Mahesa yang menunggunya. Mahesa adalah teman kosnya, sudah hampir dua tahun mereka tinggal di kos yang sama, setiap hari mereka akan berangkat dan pulang bersama kecuali saat yang lebih muda ada urusan mendadak.
Langkahnya untuk menghampiri Mahesa diiringi dengan lagu yang masih diputar oleh soulmate-nya. Berbeda dengan beberapa menit yang lalu, lagu yang sekarang terdengar lebih tenang. Ini adalah lagu yang seminggu ini sering diputar oleh belahan jiwanya. Dan dia mengerti kenapa, pertama kali dia mendengarkan lagu ini pun Haikal menyukainya. Sangat. Karena lagu ini memiliki lirik yang begitu romantis menurutnya.
Lagu dari Christina Perri, A Thousand Years.
Saat itu juga Haikal berpikir bahwa Soulmate-nya adalah sosok yang romastis. Mungkin?
"Kenapa senyum-senyum, Mas?" Mahesa menoel pipi Haikal yang menggembung karena tersenyum lebar namun hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh yang lebih tua.
Setelah itu pun mereka berjalan menuju motor hitam milik Mahesa yang terparkir di sebelah toko dan mengendarainya menuju kos.
Tidak ada hal lain yang bisa Haikal lakukan selama perjalanan yang memakan waktu 10 menit itu selain menikmati alunan lagu yang familiar yang beputar di kepalanya.
Start countin' all the days
Forever I will stay with you
With you, one only you
Go far and roam about
Come back and callin' out to me
To me, one only meOh, I'm in love
What did I do to deserve you?
You tell me, what did I do
To be with you, love?
To be the one you runnin' into
When the days do come throughHaikal menyandarkan kepalanya yang berbalut helm pada punggung Mahesa, matanya terpejam untuk meresapi lirik lagu milik Pamungkas itu, dia tahu karena dia pernah bertanya pada Mahesa.
Dia tidak tahu untuk siapa soulmate-nya memutar lagu ini. Entah untuk dirinya atau untuk orang lain. Karena jujur, Haikal pun tidak berharap banyak pada takdirnya, dia sadar akan kekurangannya dan tidak bisa bersikap egois untuk mengikat seseorang dengannya yang tidak sempurna ini.
Dia sudah merelakan takdirnya sejak dia belajar tentang benang merah yang mengikat jari kelingkingnya.
Haikal kembali membuka matanya tepat saat lagu milik Pamungkas selesai dan digantikan dengan lagu lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soundless Love [HoonSuk]
FanfictionSemua orang tahu jika Haikal adalah seorang tuna rungu, namun tidak ada yang tahu jika Haikal juga bisa mendengar lagu-lagu yang selalu terputar dikepalanya. HoonSuk Soulmate local AU warning! bxb deaf! hyunsuk (if this isn't your cup of tea, pls go...