5. Bakso Gratis

188 32 10
                                    

Setelah perdebatan kecil yang dilakukan kakak adik itu, akhirnya mereka pun pergi ke tujuan masing-masing. Yusril dan Johan memiliki janji dengan Mas Chandra di toko kue "the bites" yang sudah menjadi toko kue langganan Yusril (ini Yusril sendiri yang menentukan tempatnya). Johan hendak protes sebenarnya karena kejadian minggu lalu, tapi Mas Chandra sudah terlanjur mengiyakan. Jadi, mau-tidak mau, Johan harus mau.

Sesampainya di tempat tujuan, Yusril segera menghampiri satu karyawan untuk memesan. Sedangkan Johan hanya mengikuti di belakang.

"Loh Mahesa lagi gantiin temen tah?" Johan menatap kearah Yusril yang sepertinya mengenal karyawan itu.

"Iya, Mas. Ada yang ijin masuk agak sore." Karyawan yang bernama Mahesa itu tersenyum ramah menjawab pertanyaan Yusril. "Mas Yus sama Mas Johan mau pesen apa?"

Johan tentu kaget saat sosok pendek di depannya itu tahu namanya membuat Yusril yang mengerti akan kebingungannya pun menjelaskan, "Ini Mahesa, satu jurusan karo aku. Masa ndak tau?"

Ah, sekarang Johan ingat pernah beberapa kali berpapasan dengan pemuda itu di kampus. "Oalah iyo, aku inget. Cuma pernah liat sekilas beberapa kali, jadi lupa." Ujar Johan mengafirmasi.

"Anu Sa, aku pesen cappucino yo. Masih agak pagi buat diisi makanan, sama americano satu. Trus kamu pesen opo, Han?"

"Samain aja sama punyamu." Balas Johan yang sesekali mengabsen para karyawan yang bertugas di depan, ingin menemukan sosok bernama Haikal yang berjaga minggu lalu, namun tidak ada.

"Oke, Mas. Totalnya 63.000 ya."

Johan pura-pura tidak dengar saat Mahesa mengatakan nominal yang harus mereka bayar, beruntungnya Yusril langsung mengeluarkan uangnya lalu berjalan menuju meja yang ada di sudut ruangan.

Yusril kaya, kehilangan uang enam puluh tiga ribu tidak akan buat dia miskin. Kira-kira seperti itu isi pikiran Johan yang tengah membuntuti karibnya.

Sekitar 10 menit, Mas Chandra yang tengah mereka tunggu itu datang, lengkap dengan senyuman yang membuat matanya menghilang.

Mas Chandra itu bisa dibilang sebagai manager mereka. Jadwal yang mereka miliki, Mas Chandra lah yang mengurusnya. Bukan kemauan mereka sih, tapi Mas Chandra sendiri yang mau. Terlebih dia adalah kakak dari Hansen. Katanya sih agar jadwal kuliah Hansen tidak bertabrakan dengan jadwal non-akademiknya. Padahal mah mereka tahu itu cuma alasan gak masuk akal Mas Chandra aja.

"Lama tah?" Sapanya

"Ora, Mas. Duduk dulu, udah tak peseno tadi."

"Okeh, langsung aja ya. Jadi aku minta ketemu kayak gini itu sebenernya mau nawarin sesuatu?" Mulai Chandra setelah menyamankan diri duduk di depan Yusril-Johan.

"Nawarin op─"

Pertanyaan Johan itu terputus saat Mahesa datang dengan nampan berisikan pesanan mereka. Yang mana membuat Johan mengangkat sebelah mata karena seingatnya, dia harus mengambil sendiri pesanannya di counter depan saat namanya dipanggil. Tapi sepertinya bukan hanya Johan yang heran, Yusril pun sama.

"Kok dianter kesini, Sa?" Itu Yusril.

Mahesa yang ditanyai seperti itu tersenyum simpul. "Ndak papa, Mas. Sekalian mau beresin meja di sebelah."

"Makasih, Sa. Ngomong-ngomong, kamu dapet jatah istirahat jam berapa?" Pertanyaan itu tentu membuat tiga orang lainnya kembali heran. Ini Yusril mau ngajak kencan orang apa gimana?

"Emm... Jam 12, Mas." Jawab Mahesa ragu.

"Oh, oke. Nanti siang kita makan bareng ya?"

Johan ingin sekali menabok Yusril yang tidak tahu waktu yang tepat untuk mengajak kencan seseorang. Apalagi saat ini masih ada Mas Chandra yang hanya senyum memaklumi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soundless Love [HoonSuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang