HAIIII
AI YEM KAMBEKKK, BOGOSHIPEO YEOROBUNDEULL??
OHH TENTU JELASS TIDAK HIKSEU HIKSEU
TAPI TAK APA, GAK KANGEN SAYA TAPI KANGEN ARSAN DAN CHEYSA KANN
OIYA AKU MAU TANYA NICH GIMANA PERKEMBANGAN CERITA SAYA DI CERITA INI SETIAP EPISODENYA? APAKAH MEMBAIK? KEPENULISANNYA.
LANGSUNG KE CERITANYA AJA YAA
HAPPY READING
"SELAMAT PAGI FAKE FRIEND TERCINTAHH," sedari tadi senyumnya tidak pernah luntur. Semua teman temannya menatap penuh heran manusia yang jarang bersikap seperti ini, Sinta bahkan hampir merasa bersalah karena meninggalkan dia kemarin bisa saja Cheysa ketempelan hantu pinggir jalan.
Gadis itu menatap sahabatnya lekat lekat, "hari ini gue yang traktir lo roti Coy kalo perlu satu truk deh gue traktir hari ini."
"Oh my God Chey lo kerasukan apaan dah?" Salsa menarik tangan teman sekelasnya untuk memeriksa dahi Cheysa takut takut gadis itu beneran sedang sakit. Tapi badannya juga tidak sedang panas.
Cheysa menarik kedua sudut bibirnya datar, padahal mood nya dari kemarin sedang baik. Setelah diantar pulang Arsan hatinya berasa dikelilingi bunga bunga bermekaran indah, sudah jelas sekali kalau Arsan juga peka dengan perasaannya atau bisa saja ternyata Arsan juga punya perasaan padanya.
Wahh membayangkannya saja sudah salah tingkah, gimana kalau benar itu terjadi? Apakah Cheysa harus mulai menyiapkan nama panggilan sayang untuk mereka? Ayang? Cayang? Yayang? Kalau nanti ditembak harus gimana? Kalau diajak dinner bareng gimana? Memikirkannya saja sudah membuat senyum senyum sendiri seperti cewek cewek pada umunya Cheysa menutup mulutnya yang tengah tersenyum.
Melihat Cheysa yang tengah tersenyum tiba tiba membuat orang orang di sekitarnya menjauh sedikit.
"Panggilin Dimas sekarang woii, ada yang butuh ruqyah nihh," ucap salah satu cowok berambut gelombang kecoklatan mencari cari sosok Dimas.
"Chey? Lo beneran kesurupan?"
Cheysa menggeleng melangkah menuju bangku bersama Sinta, "lo mau roti Coy rasa apa? Sekalian beli nasi goreng Mak Wati yuk gue gak sarapan tadi."
"Gue punya banyak cerita yang harus gue ceritain ke lo nanti sambil makan, gue yakin banget ini pertanda kalau gue sama Arsan tinggal beberapa langkah lagi menuju kenyataan."
"Dan gue juga udah nemuin apa nilai plus gue di mata Arsan selama ini Sin, lo pasti ga nyangka banget kan? Impian gue beneran jadi kenyataan."
"Gue pikir lo udah gila Chey, ah gue paham tergila gila." Sinta mengoreksi ucapannya. Sekarang ia tau alasan kenapa Cheysa senyum senyum sendiri dari tadi, tidak heran sih.
Dengan perasaan sebahagia ini rasanya melewati pelajaran matematika ataupun Bahasa Inggris Cheysa rasa sanggup seribu persen. The power of Arnault Sandara emang.
"Mana pasien yang mau di ruqyah nya?" Dimas sampai di depan pintu dengan nafas tersengal sengal, melihat sekitar yang tampak baik baik saja.
"Telat lo, setannya keburu ilang."
/////
Detik demi detik, menit demi menit pun sudah di lalui hingga tak terasa jam dinding menunjukkan waktu istirahat telah tiba. Cheysa berdiri sembari mengibaskan rambutnya, sudah saatnya dia menepati janji untuk membelikan banyak jajanan. Berjalan beriringan bersama sahabat karibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara gara Cinta ||END||
Teen Fiction"Lo mirip cicak tau gak?" Cheysa mendelik sinis menatap sahabatnya yang selalu mengomentari apapun yang dia lakukan, padahal saat ini dia hanya sedang memperhatikan pujaan hatinya berolahraga. Itulah Cheysa Lettasha, yang tak pernah bosan memandang...