Y. Happier

141 47 6
                                    

HELLOWW

APA KABAR MAN TEMAN

MINGGU INI KETIKA CERITA INI DI UPLOAD HARUSNYA AKU LAGI ULANGAN SIH

KALIAN GIMANA UDAH ULANGAN?

PUSING DIKIT GA NGARUH MAH

SEMANGAT YA KAWAN KAWAN

HAPPY READING ALL

Arsan menatap Cheysa yang tengah duduk diam sambil wajahnya di rias, merasa canggung di tatap terus menerus gadis itu berdehem menenangkan diri. "Kenapa liatin gitu?" Arsan menggeleng menjauh dari Cheysa, pikirannya masih tak karuan.

"Kok bisa? Sebenarnya kenapa?"

"Kamu ngomong sama Nenek aku?"

Cheysa tertawa pelan, "kamu pikir omongan bisa menghentikan seorang Nenek Ratih?"

"Terus?"

"Bunda aku dekat sama Nenek Ratih, sebenarnya selama jauh dari kamu aku agak sedikit sedih dan itu jelas banget Bunda yang bahkan gak pekaan orangnya. Cerita deh soal semuanya, taunya Bunda datang ke Nek Ratih." Cheysa menunduk malu karena menceritakan semuanya.

Matanya yang ia tutup dengan kedua tangan mengintip sedikit untuk memeriksa bagaimana raut wajah Arsan sekarang.

Cowok itu tersenyum, "pantas aku yakin banget bakal jodoh sama kamu."

"Langsung nikah aja gak sih?" ucap Cheysa mengedipkan sebelah matanya. Setan pun jengah melihat tingkah jahilnya kembali lagi.

"Arsan kamu masih di sini? Acara sudah mau mulai loh," ucap Ratih di depan pintu yang sudah terbuka. Seperti biasa dengan nada yang lembut dan penampilan anggun tak tersaingkan.

Cheysa mengangguk membiarkan Arsan meninggalkan ruang rias itu, melangkah mendekati Ratih.

"Ada yang ingin Nenek bicarakan sama kamu."

"Nenek membiarkan kamu dan Cheysa bukan karena permintaan Mita, bundanya Cheysa itu."

"Nenek tetap mau jodohin Arsan sama Sinta?"

Ratih berdecak, "bisa dengarkan omongan Nenek dulu baru berkomentar?" Wanita paruhbaya itu menggeleng kesal dengan kelakuan cucunya.

"Nenek suka watak Cheysa yang periang, dan perusahaan Mita juga terlihat menguntungkan. Maafkan sikap Nenek yang egois ini, Nenek hanya tidak ingin kalian meninggalkan Nenek ketika sudah bahagia nanti. Perusahaan hanyalah sesuatu yang dapat mengikat kalian agar terus berada di dekat Nenek."

"Tapi kayaknya apa yang Nenek lakukan selama ini justru membuat kalian menjauh dari Nenek ya?" Ratih tertawa miris. Menatap Maura yang tersenyum ramah pada para tamu lainnya, mengetahui bagaimana sedihnya Maura ketika perjodohan kemarin membuatnya menyesal.

"Nenek tidak akan memaksa kalian lagi mulai sekarang." Arsan memeluk Ratih tiba tiba membuat Wanita paruhbaya itu terkejut tak bisa menahan tangis bahagianya.

////

"Cie tunangan," Cheysa menoleh mendengar suara bisikan di telinganya. Berdecih melihat Raden yang tersenyum datar sambil mengangkat alisnya.

"Ngapain lo kesini?"

"Dih tunangan teman gue."

"Yakin? Bukan karena lo naksir cowok gue kan?" Cheysa menatap menyelidik.

"Najis, gue naksir cewek ya."

Cheysa tertawa puas melihat wajah kesal Raden, "thanks ya, jasa lo masih gue kenang."

Tangan Raden tergerak untuk mengacak pelan rambut gadis itu, "mulai sekarang gak usah nangis lagi, kan udah sama Arsan. Gak bakal ada yang ganggu hubungan kalian lagi."

Gadis itu menarik tangan Raden dari rambutnya, "gak usah di rusak juga rambut gue elah!"

"Btw Sinta sekarang gimana? Gue mau ketemu dia."

"Buat apa? Selebrasi kemenangan?"

Cheysa menggeleng, "gimana pun juga dia sahabat gue." Wajar kalau Cheysa merasa bersalah karena semuanya, yang ingin dia lakukan sekarang adalah minta maaf pada Sinta, hanya itu saja.

"Kayaknya di luar sih kalau belum pulang."

Cheysa melangkahkan kakinya keluar, mencari ke segala sisi dan menemukan Sinta yang duduk di bawah ayunan menyendiri dengan wajah murung. Gadis itu mendekat, Sinta yang sadar kehadiran Cheysa memalingkan wajahnya.

"Sinta," panggil gadis itu.

"Ngapain lo kesini? Mau pamer?"

"Gue minta maaf, lo pasti marah banget sama gue."

"Enggak," Sinta menatap Cheysa yang berdiri lebih jauh darinya. Sama seperti Cheysa yang selalu merasa bersalah selama ini, bagaimana gadis itu memainkan jarinya setiap kali gugup.

"Lagian selama ini kan kalian berdua memang saling suka, gue gak punya hak apa apa buat hubungan kalian. Memang dari awal gue yang salah masuk ke hubungan kalian, padahal gue tau banget gimana lo berusaha dekat sama Arsan."

Sinta berdiri memeluk gadis itu lama dengan hati sesak, marah pun tak bisa. Setelah ini dia akan pergi keluar negeri dan tidak akan bertemu sahabatnya lagi, air matanya pun tak terasa mengalir begitu saja. Salam perpisahan yang ingin cepat cepat Sinta lupakan.

"Please banget jangan bilang gak bakal sahabatan lagi, kita masih teman kan?!" Mata Cheysa membulat sambil menggeleng, tak mau melepaskan Sinta dari pelukannya.

Sinta tertawa pelan, "lo tau aja gue mau pergi."

"Gak ada! Gak boleh!"

"Gak usah ngatur gue! Ini juga bukan kemauan gue kali, gue gak bakal ketemu lagi setelah ini."

Sinta mengusap air matanya, tak bisa menahan tawanya ketika melihat Cheysa tak mampu lagi menahan tangisnya. Seperti biasa hidungnya memerah.

"Heh! Lo lagi tunangan malah nangis."

"Lo yang bikin nangis gue ya!"

"Gue baik baik aja Chey, tenang aja. Gue kesana buat sekolah sekaligus bakal kuliah di sana jadi lo gak perlu khawatir tentang apapun."

"Kemana?"

"Ada deh, ntar kalo gue ngomong disusulin lagi. Lo kan dikit dikit cerita ke Bunda."

"Sinta!!"

Gadis itu tergelak, "udah sana balik, gue gak bakal kasih selamat karena lo tunangan sama calon gue." Sinta membalik tubuh Cheysa dan mendorongnya pelan.

"Tapi gue mau sama lo," tangisnya hampir pecah kalau Sinta tidak menutup mulutnya. Bisa bisa dia di kira menyakiti Cheysa yang sudah bertunangan karena cemburu buta.

Setelah beragam bujukan akhirnya Cheysa kembali ke dalam sambil beberapa kali memperhatikan Sinta yang akan pergi juga. Arsan merangkulnya agar bisa kembali tenang.

"Jangan sedih terus, ntar cantiknya hilang gimana?"

"Jangan gombal dulu napa, lagi gak mood gulung bumi aku tuh," gadis itu menyenggol pelan Arsan.

"Lagian aneh banget masa saltingnya mau gulung bumi, bumi kan bulat gimana gulungnya."

"Diem gak!"

Meski perjalanan mereka belum selesai tapi Cheysa yakin ini adalah awal dari kebahagiaan mereka, meski banyak air mata yang akan terkuras karena beberapa hal. Yang kini harus mereka lakukan adalah percaya satu sama lain dan terus yakin bahwa kebahagiaan akan terus ada bersama mereka dimana pun, kapan pun dan dalam bentuk apapun.

~BELUM TAMAT GESS~

MASIH SATU CHAPTER LAGI 

YUPS CHAPTER Z

AAAAAAA GA NYANGKA

SEMOGA NYAMBUNG DI KALIAN JALAN CERITANYA, SEMOGA BAGUS, SEMOGA KALIAN SUKA

LOPE LOPE BUAT YANG BACA MUACH



Gara gara Cinta ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang