Chapter 1: Bertemu salah satu pangeran

2.4K 123 4
                                    

Saat membuka mata yang terlihat olehku adalah dinding gelap yang terbuat dari kayu.

"Tadi suara siapa?"

Suara yang kudengar sebelum-

"Aw"

Kepala ku terasa sedikit sakit. Setelah membaik, suara keramaian dari arah kiri menarik perhatian ku. Terlihat orang-orang berpakaian asing berjalan dengan santainya.

"Ini dimana?" 

Aku berjalan perlahan ke ujung lorong tempatku terbangun. Cahaya matahari menyilaukan mataku yang belum terbiasa melihat cahaya.

Setelah beberapa saat, aku dapat melihat orang setengah kelinci?

Semakin kulihat, semakin banyak hal baru yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi ku.

"Telinga kelinci, cakar, ekor, sayap" 

"Wow"

Melihat semua hal baru itu membuatku bersemangat dan tanpa sadar mulai berlari.

"Bentar"

Ku arahkan mataku ke tangan dan kakiku yang kini sangat pendek.

"Ha, jadi anak kecil kah?"

Tes tes tes

Hujan turun tiba-tiba membuat ku bergegas mencari tempat berteduh, begitupun dengan orang lain. 

Diujung mataku terlihat seorang anak kecil yang dilempar keluar dari rumah oleh seorang wanita dewasa.

***

"Huff...." aku menghela napas mencoba menenangkan jantungku yang berdetak sedikit cepat karena tadi berlari mencari tempat berteduh.

Saat berteduh menunggu hujan redah sayup-sayup terdengar di telingaku, beberapa orang berbicara dengan nada kesal dari balik toko tempatku berteduh.

"Hei kau tahu, kerajaan itu rumor nya akan di serang"

"Benarkah? bukan kah raja yang memimpin kerajaan itu seorang tiran?"

"karena itu! banyak rakyat yang berniat ikut pemberontakan yang dipimpin oleh si pengkhianat"

"darimana kau dapat informasi itu?"

"Kau gak perlu tau. Informasi ini terpercaya"

"Kurasa sebentar lagi akan terjadi perang"

"Melihat kacaunya negera itu kemungkinan besar kerajaan tetangga akan menyerang"

"Kalau mendengar kekacauan di kerajaan itu membuatku semakin tak ingin pindah dari tempat ini"

"Kau akan disini selamanya?"

"Untuk saat ini tinggal di Arcadia adalah yang terbaik "

Hujan berhenti dan orang-orang mulai keluar dari toko dan kembali beraktivitas seperti biasa.

"Arcadia? Terdengar tidak asing"

Sambil berpikir, aku berjalan perlahan sambil mengingat diaman aku pernah mendengar kata itu.

"Arcadia..."

"Dimana aku pernah dengar?"

"Oh! Bukankah itu buku yang dulu ku baca saat remaja? Tapi kenapa harus sekarang? Aku tidak ingin jalan ceritanya"

Karena merasa kesal, aku berhenti berjalan dan mataku terpikat dengan pantulan bayangan seorang anak kecil.

"Itu aku?"

"Terlihat imut dan tampan"

"Tunggu"

Ku singkirkan rambut yang menghalangi mataku dan kusadari jika warna dari mata anak ini adalah

ReinaldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang