Braak!
Pintu ruang kerja terbuka dengan keras, memperlihatkan seorang pemuda bernama Hans yang datang dengan ekspresi marah.
Ia berdiri diam di depan seorang pria yang ia panggil papa.
"Ada apa Hans?" Victor menandatangani kertas di tangan nya.
Bertanya pada putra satu-satunya alasan kedatangannya yang tidak biasa.
"Papa kan penyebabnya" Hans menatap papa nya dengan ekspresi kesal dan marah.
Tatapan Victor yang awalnya fokus dengan dokumen di meja nya kini beralih ke mata putra tunggalnya itu.
"Maksud kamu?" Kini perhatian Victor sepenuh tertuju pada putranya.
"Arcadia."
"Papa yang manipulasi Eboncrest kan?" Pertanyaan yang lebih seperti pernyataan ia ucapkan dengan tegas.
Tidak ada perubahan ekspresi saat Victor mendengar ucapan itu.
"Kalau iya kenapa? Lagian udah bertahun-tahun berlalu kenapa kau masih peduli?"
Pertanyaan itu membuat Hans semakin merasa kesal dan marah. Ia menundukkan kepala nya merasa kecewa dengan papa yang sangat ia sayangi.
"Karena papa sahabat Hans..."
Hening tiba-tiba datang saat mereka berdua terdiam tanpa kata.
"Maksudmu Putra mahkota itu?"
"..." Hans menatap Victor dan menganggukkan kepalanya.
"Lupakan Hans. Papa akan menganggap kau tidak pernah membicarakan hal ini."
"Tapi pa!"
Tok tok tok
Klik
Pintu ruangan itu terbuka dan seorang wanita dewasa datang menghentikan pembicaraan mereka berdua.
"Hans keluar, ada yang harus papa bicarakan berdua."
Hans berbalik dan ekspresi nya berubah marah saat melihat wanita yang sejak bertahun-tahun lalu mencoba mengambil hati papa nya.
Wanita licik yang ia panggil ular.
"Cih."
Hans keluar dari ruangan itu dengan tidak puas.
Klik
Pintu tertutup.
Wanita itu tersenyum dan mendekati Victor yang tak lagi tertarik dengan dokumen didepannya itu.
"Hai sayang, aku datang untuk melihat mu."
Victor tersenyum senang saat wanita bangsawan itu memanggil nya sayang.
"Persiapannya lancar?"
"Tentu saja Clara. Semuanya hampir selesai, hanya perlu sedikit pengorbanan lagi"
"Baguslah"
Wanita itu menarik Victor keluar dari ruangannya, berkeliling mansion milik keluarga berpangkat Duke itu.
Hans yang melihat papa nya dengan wanita lain merasa sangat marah.
"Diantara banyak wanita lain, kenapa harus si 'ular' itu yang papa pilih?"
"Ion apa yang harus kulakukan?"
Hans menunduk saat teringat sahabat terbaiknya mati karena ulah papa nya itu.
Perasaan nya kini campur aduk. Saat kebenaran dari tragedi itu terungkap setelah bertahun-tahun tersembunyi.
"Kenapa harus papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinald (Hiatus)
Fantasy[ Bukan BxB ] Meski batas antara kenyataan dan fantasi semakin buram bagiku, itu bukan rintangan. "Kan kujalani hariku tanpa penyesalan" Hanya satu tujuan ku, hidup dengan baik sampai akhirnya waktu menjemput.