"ha....ha...." Ditengah ruangan itu kini hanya di isi oleh suara terengah-engah dari seorang anak kecil yang terbaring lemah di atas sebuah meja dengan baju berlumuran darah.
Ia masih mengingat jelas apa yang wanita gila itu lakukan padanya.
"KENAPA KAU PERGI?!" Teriakan penuh emosi itu bergema diruangan yang hanya di isi oleh mereka berdua.
Tusukan demi tusukan wanita itu berikan pada lengan Rein yang sudah memerah dipenuhi darahnya yang berceceran.
Wanita gila itu terlihat sangat emosi dan frustasi.
"KENAPA KAU PERGI E-04?! KAU MENINGGALKANKU!!"
Kini wanita gila itu mengambil sebuah pisau dan menggores kaki Rein secara perlahan. Lalu membuka kain yang menutupi mulut Rein.
"AARGGHH!"
wanita gila itu lalu mengambil sebuah gelas yang berisi air, lalu menuangkan nya di atas luka itu.
"SAKIT!!! SAKIT!!!"
Rein memberontak dengan kuat, bahkan meja tempat nya di ikat menjadi bergetar.
Wanita gila itu mendekati telinga Rein dan berbisik pelan.
"Diamlah E-04. Atau kau ingin menjadi semakin kecil?"
Seketika Rein terdiam kaku. Ia teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu, Saat ia dan adiknya, Aaron dijadikan eksperimen ditempat ini.
Hari itu, cairan biru yang berbeda dari biasanya disuntikkan pada mereka. Lalu satu jam kemudian tubuh mereka mulai mengecil bersamaan dengan rasa sakit yang luar biasa.
Mereka merasa seperti sekarat. Entah apa yang wanita gila itu berikan pada mereka dulu.
"Anak baik," wanita itu lalu memotong ibu jari kaki kanan Rein tanpa mengatakan apapun.
Ia menunjukkan potongan itu pada Rein.
"Ini hukuman untukmu, E-04. Jangan diulangi."
Wanita itu lalu pergi dan membiarkan Rein yang masih terbaring lemah di atas meja itu.
"Hiks..." Rein menangis dengan keras, tubuhnya terasa sakit dan kepalanya kini terasa sangat penuh.
Tubuhnya terasa sangat berat untuk digerakkan.
Klik
Pintu itu terbuka dan memperlihatkan dua orang peneliti berjubah putih yang datang dan membuka ikatan di tangan dan kaki Rein.
Mereka lalu menyeret Rein keluar dari ruangan itu. Sepanjang jalan, Rein melihat anak kecil lain yang dijadikan eksperimen.
Mereka ada di sebuah ruangan dan di ikat serta di perlakukan seperti sebuah benda tak bernilai.
Rein yang melihat dari balik kaca hanya bisa menghela nafas, saat melihat mereka ia teringat dengan Aaron.
Ia ingin menolong, tapi untuk berjalan saja ia perlu diseret.
Setelah sampai di ruang tunggu, Rein di lempar ke sudut ruangan, lalu kedua peneliti yang membawanya itu langsung pergi tanpa kata.
Anak-anak lain yang berada di ruangan itu, melihat sekilas kearahnya. Namun mereka segera melamun seperti sebelumnya.
Kondisi mental mereka terlihat memprihatikan, tidak ada tatapan berbinar dari mata mereka.
Hanya ada tatapan putus asa dan kosong yang terlihat jelas di setiap mata yang ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinald (Hiatus)
Fantasy[ Bukan BxB ] Meski batas antara kenyataan dan fantasi semakin buram bagiku, itu bukan rintangan. "Kan kujalani hariku tanpa penyesalan" Hanya satu tujuan ku, hidup dengan baik sampai akhirnya waktu menjemput.