Chapter 17: Mengantar surat

76 4 1
                                    

Anak kecil itu membuka matanya secara perlahan. Angin pagi itu membuatnya menggigil kedinginan.

"Dingin" dengan perlahan ia bangun dari tempat nya tertidur. Melihat sekitar dengan sedikit linglung.

Sepanjang jalanan yang ia lalui, hanya terlihat beberapa orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Mereka mengangkut barang, yang harus segera dipindahkan secepatnya.

"Pindahkan itu ke sana," seorang pria berkacamata dengan tubuh kurus menyuruh bawahan nya untuk memindahkan beberapa barang.

Mereka terlihat sangat sibuk dengan apa yang mereka kerjakan sampai tidak menyadari jika yang memperhatikan mereka sejak tadi.

"Apa semuanya sudah siap?" Seorang pria dengan pakaian mewah datang dan bertanya pada pria berkacamata itu.

"Sebentar lagi semuanya siap dikirim tuan." Dengan sopan ia memberi hormat pada bangsawan itu.

"Baiklah," bangsawan dengan simbol sayap di bajunya itu lalu pergi setelah memeriksa barang-barang yang akan di kirim.

Gruuug

Suara perut yang kelaparan terdengar dari anak kecil yang sejak tadi diam melihat orang-orang yang sibuk mengangkut barang.

"Ha...," Ia menghela nafas dan pergi mencari apapun yang bisa ia makan.

Kota yang tadi sunyi kini ramai oleh perjalan kaki, para pedagang yang berteriak memancing para pelanggan dapat didengar sepanjang jalan.

Anak-anak dan orang dewasa terlihat berjalan menuju tujuannya masing-masing.

"Beri jalan!" Diantara kerumunan orang, seorang prajurit berteriak dengan kencang mengejutkan banyak orang yang ada disekitarnya.

"Jangan menghalangi jalan!" Teriakan prajurit itu membuat semua orang mau tidak mau segera menyingkir dari jalannya.

Tak lama beberapa kereta kuda milik sebuah keluarga bangsawan melewati kerumunan yang kini menepi.

"Siapa yang datang?"

"Kau tidak tau?"

"Hanya ada satu orang yang akan melakukan hal memalukan ini, sampah keluarga Duke."

"Sampah? Maksudmu anak terakhir Duke?"

Bisikan terdengar dari kerumunan yang melihat kereta kuda itu lewat.

"Anak terakhir? Menurutku dia cuma anak haram yang tidak diakui Duke."

"Tapi dari yang kudengar, dia cuma anak yang dipunggut dijalanan?"

"Kau tau, banyak rumor tentang asal usulnya. Tapi belum ada bukti nyata sampai saat ini."

Kereta kuda itu tiba-tiba berhenti didepan toko baju. Beberapa menit kemudian, beberapa karyawan toko itu keluar dan meletakkan berpuluh-puluh baju di kereta kuda itu.

Pintu kereta kuda yang sejak tadi tertutup kini perlahan terbuka. Memperlihatkan seorang pemuda tampan dengan ekspresi dingin.

Teriakan para wanita yang melihat wajah tampan itu dapat terdengar jelas.

"Setidaknya bajingan itu punya wajah yang bagus."

"Kau benar."

Pemuda itu lalu masuk ke toko baju itu lalu menyeret keluar seorang wanita bangsawan yang seusianya.

"Lepaskan Ed!" Wanita itu menghempaskan tangannya sehingga genggaman tangan Ed pada nya terlepas.

"Aku sudah bilang padamu, aku tidak akan pulang sampai wanita itu keluar dari rumah."

Reinald (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang