"Siapa kau?"
Suara itu membuat Aru terdiam ditempat. Hanya dari suara, ia merasa terintimidasi.
Secara perlahan Aru berbalik dan melihat seorang pria dewasa yang berpenampilan terlihat sangat tangguh.
Pria itu memancarkan aura yang sangat kuat, seperti pemimpin di medan perang.
Tanpa mengatakan apapun, Aru membuka pintu ruangan itu.
Pria itu sedikit penasaran dengan apa yang anak kecil itu lakukan. Namun pandangan nya kini tertuju dengan pertarungan yang ada di luar.
Dengan tenang pria itu berjalan menuju kearah Ed yang terdesak oleh beberapa orang misterius yang datang dan menyerangnya.
Begitupun dengan Elia yang harus fokus dengan lawan didepannya.
Meski berjalan tanpa ekspresi, Aru dapat melihat ekspresi kesal di wajah pria itu, saat melewati pintu.
Suara berisik tidak akan terdengar dari dalam ruangan nya karena ia sangat benci dengan hal itu.
Ia dikenal sebagai Kepala keluarga Duke saat ini, menatap dingin anaknya yang kini sedang dalam bahaya.
"Lemah," sebilah pedang berwarna hitam tiba-tiba muncul dari udara dan membela orang-orang yang menyerang Ed.
Begitupun dengan pelayan yang dilawan Elia. Ia tidak mengatakan apapun dan langsung masuk keruangan nya lagi.
Ia menutup pintu ruangan itu, dan menatap tajam anak kecil yang tiba-tiba saja masuk keruangan nya itu.
Aru yang ditatap dengan tatapan dingin itu kini merasa takut. Bagaimana tidak, aura yang dikeluarkan pria itu membuat Aru ingin pergi sejauh mungkin.
Saat pria itu berjalan menuju meja kerjanya, Aru perlahan membuka pintu berusaha tidak membuat suara sekecil apapun.
Tidak ada suara dari mereka berdua.
Namun tatapan pria itu selalu tertuju pada anak kecil yang berusaha sekuat tenaga membuka pintu ruangannya.
Ia mengayunkan tangannya dan sebuah buku tiba-tiba melayang dengan aura hitam disekitarnya.
Buku itu kini berhenti di pangkuan pria itu, ia membuka nya dan melihat anak kecil didepannya itu secara bergantian.
"Huff," Aru berhasil membuka pintu dari ruangan itu, dan ia kini berusaha menutup pintu ruangan itu.
Klik
Pintu itu tertutup.
"Ha..." Aru menghela nafas, ia akhirnya keluar dari ruangan pria menakutkan itu.
Klik
Baru berjalan beberapa langkah, suara pintu terbuka terdengar.
"Waaa!" Tubuh Aru terangkat ke udara dengan aura hitam yang menyelimutinya.
Ia terbang mundur dan masuk ke ruangan itu lagi.
Klik
Pintu tertutup dan kini Aru berada tepat didepan pria itu.
"Siapa kau?" Suara yang berat itu terasa sangat mengintimidasi, ditambah dengan tatapan dingin tanpa ekspresi yang ia miliki.
Aru terdiam.
Ia tidak berani menatap mata pria itu.
Ruangan itu menjadi hening.
Lalu pria itu tiba-tiba saja berdiri dan berjalan sambil mengambil buku lain di atas meja kerja nya.
Ia membuka buku itu, lalu memperlihatkan selembar kertas dengan gambar seorang anak laki-laki yang terlihat sangat mirip dengan anak yang kini ada didepannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinald (Hiatus)
Fantasy[ Bukan BxB ] Meski batas antara kenyataan dan fantasi semakin buram bagiku, itu bukan rintangan. "Kan kujalani hariku tanpa penyesalan" Hanya satu tujuan ku, hidup dengan baik sampai akhirnya waktu menjemput.