第十七章

23 2 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Aku? Hidupku juga susah. Aku tertekan secara fisik dan mental. Aku seakan terlahir untuk jadi yang pertama, jadi yang terbaik. Dan ketika aku ngak bisa ngeraih itu, aku hancur dan depresi" Ita berkata dengan nada yang kelewat datar.

Raut wajah kakaknya mendadak tegang dan kaku, nandain kalau dia juga punya suatu hal buruk yang disembunyikan nya sendirian. "Faktanya, yang kamu rasain setengahnya pun aku rasain juga. Tapi dengan jalan cerita yang berbeda. Yaa gitulah hidup, ketika ada kita tidak dihargai, ketika sudah tiada, dipuja-puja—dicari, dan baru mendapat suatu pengakuan atas jasa"

"Maksud Cici?"

Bukan nya ngejawab, Talitha malah balas bertanya pada sang adik."Kamu tau Van Gogh? Pelukis The Stary Night?"

Isa ngangguk, "Ya dia adalah pelukis hebat yang karyanya mendapat apresiasi dunia. Karya-karya nya dijual dengan harga fantastis, tapi seumur hidupnya dia kesulitan. Dia hanya berhasil menjual satu karya sepanjang hidupnya, dan itu membuatnya depresi, padahal dia berbakat. Dia terkena penyakit mental dan dirawat dirumah sakit jiwa, setelah memotong telinganya. Dia menghasilkan ribuan lukisan. Yang banyaknya tentang kehidupan yang suram hahaha~ baik dulu ataupun sekarang tiada bedanya, hidup tetap tidak adil"

Ita terdiam mendengar nada terluka dari kata-kata sang adik. Tidak bisa lebih setuju akan fakta, hidup tidak akan pernah menunjukkan keadilan. "Karya-karya nya dijual oleh iparnya, dan menjadikan nya sebagai pelukis yang terkenal. Dia bahkan baru menjadi terkenal sebagai maestro seni setelah kepergian nya yang tragis. Dia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan pistol."

"Aku mempelajari beberapa pelukis terkenal beberapa waktu lalu, dan aku belajar banyak hal. Sejarah mengajarkan ku tentang bagaimana manusia zaman dulu juga melukis kisah hidup mereka, bak tinta yang ditorehkan dalam kertas menjadi sebuah cerita. Sama seperti itu, kita juga menulis kisah hidup kita sekarang" Lanjut Isa. Dia terus menatap kosong langit, menyampaikan doa nya pada Tuhan untuk membuat hidupnya sedikit lebih mudah, dan kalau boleh—tolong izinkan aku bahagia.......

Ita tak jauh berbeda, pandangan nya juga sama kosongnya. Ia menatap bintang melalui teleskopnya sebelum berujar, "Aku tahu hidupku tidak akan pernah lepas dari masalah. Nah the problem is, masalah ini lah yang ngebuat hidup kita terasa 'tidak bahagia' lalu apa solusinya?"

"Tersenyum, dan bersyukur. Thats a great power, yang bisa mengubah hidup dari keluh menjadi senyum." Talitha melanjutkan, dia menarik sudut bibir sang adik agar membentuk kurva senyum dan keduanya tertawa bersamaan.

Kenapa harus senyum? Kenapa sih harus bersyukur? Soalnya kita ngak tau bagaimana besok, bagaimana hari yang akan datang. Mungkin lebih happy? Mungkin lebih sad. Makanya apapun yang kita jalani sekarang, kita harus terus berjalan dalam syukur.

Dimulai dari hal-hal kecil, kalau hari ini masih bisa makan enak, masih bisa istirahat cukup, bisa menjalani hari normal maka kita harus belajar untuk mensyukuri. Karena diluar sana masih ada orang yang jauh lebih sulit, mereka yang berusaha bertahan hidup dalam keterbatasan, berjuang melawan penyakit, dan yang lain nya.

"Cause life isn't that beautiful, lihatlah dalam kacamata lain bahwa setiap momen dipenuhi dengan kebahagiaan—yang perlu kamu lihat dan nikmati."

"Aku belajar banyak hal ci. Menjadi dewasa bukan tentang bertambahnya usia. Menjadi dewasa mungkin jauh banget dari ekspetasi ku semasa kecil, aku pikir jadi dewasa aku punya kendali atas hidupku sendiri, aku bisa bahagia atas pilihan ku. Namun nyatanya, jadi dewasa itu sulit. Karena dewasa dinilai dari kesanggupan, dan gimana mental kita juga didewasakan oleh situasi, kondisi, keadaan disekitar. Masalah boleh datang, tapi hiduplah dengan seni tidak melakukan apa-apa seperti Patrick hehehe"

"PLAKK"

"Mabok"

"Aduh! Aku kan cuman pengen memperbaiki suasana biar ngak melow-melow banget"

.
.
.
.
.

"Jangan merasa sedih, bersyukurlah karena kamu memiliki hidup yang indah ini, nikmati hidupmu."

—Quotes From Today—

My life isn't that good, isn't that beautiful. Aku sering nangis, aku sering narik balik hidupku ke masa lalu dan bilang, "masa kecilku jauh lebih indah"

Tapi satu yang kini bisa aku simpulkan, aku mandang masa lalu ku indah karena "aku hidup dalam ketidaktahuan"

Anak kecil selalu dijauhkan dari masalah, selalu dibiarkan tidak tahu dan ngak perlu deh ikut campur. Dibilangnya masalah orang dewasa, dan itu ngebuat kita cuman berputar dalam kehidupan happy nya anak kecil, yang main, belajar ngenal dunia, dan i think always happy~

Aku lagi belajar, dan akan terus belajar untuk memperbaiki pola pikir dan diriku sendiri to be better. Mungkin sekarang, bulan ini, dan enam bulan dari 2023 ini sulit, dan puncaknya bulan ini aku ngerasa sangat kehilangan papa. Tapi aku berusaha untuk punya pengharapan baru, berusaha kuat dan bertahan kalau yaah mungkin di masa depan bisa lebih baik. Kamu kuat udah sampai di Juni ini, kamu pasti bisa bertahan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙰𝚗𝚍𝚊𝚒 𝙰𝚔𝚞 𝙽𝚘𝚋𝚒𝚝𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang