第二十章

12 2 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Waktu cepat sekali berlalu, kini libur telah usai. Ita mulai merasa kesepian karena kehilangan eksistensi Michio di sekolah. Untuk mengurangi rasa sedihnya, Ita narik adiknya ke taman buat makan bareng. "Dek, sepi banget sekolah ini tanpa Ko Chio ya. Mana masih satu tahun di sini"

Isa memutar kedua bola matanya malas, cicinya ini bucinnya udah gak ketolong. "Ko Chio kan udah malming sama u Sabtu kemaren, janji juga tiap pulang sekolah jemput u. Masih kurang apa lagi coba?" Balasnya kesal.

"Oh i paham, kamu cemburu soal nya Senin minggu lalu gagal study date sama Sagara. Tapi kamu ngak cerita sama i, alasan nya dia apa? Ga gentle banget, masa dia yang ngajak, dia juga sih yang batalin?" Isa memalingkan wajahnya ke arah lantai 2, tepatnya ke kelas Sagara. Meskipun ia tau ngak bakal bisa lihat cowok itu dari bawah, tapi Isa tau Sagara pasti ada di kelas.

"Sagara bilang papanya pulang, dia ngak bisa keluar rumah sementara waktu. Papanya strict untuk urusan nilai, dan dia didaftarin ke olimpiade matematika di Filipina." Balas Isa.

Ita mengangguk paham, ya begitulah kehidupan anak ambis di sekolah. Ada yang di-push oleh orang tua mereka, ada pula yang memang ingin menunjukkan kemampuannya menjadi yang terbaik. Ita berada di tengah-tengah keduanya. "Ya yang namanya orang tua, pengen anaknya jadi yang terbaik lah dek."

"Ci, ada pepatah bilang kalau mau deketin cowok, dapatin dulu hati adeknya. Tapi ini adeknya Sagara yang bikin i dalam kondisi hati tak menentu. Gimana ya kalau ternyata Sagara tuh pura-pura perhatian sama i demi adeknya doang? Dan apa alasan bocah itu ngasih dare suruh Sagara pacaran sama i?" Ita noyor kepala adeknya.

"Sampe tahap pacaran aja belum, kamu udah kepikiran sampe segitunya. Pikirin dulu tuh gimana bikin dia fall in love sama u, gak ada tuh alat-alat Doraemon kayak ramuan cinta."

"Serius ih ci! Keluarga mereka semisterius itu sampe gak kebaca rekam jejaknya, cuman ada rumor doang yang berseliweran. I kan jadi takut" Isa nyomot roti coklat kakaknya dari bekel, kesel banget sama respon kakaknya yang keliatan nyepelein masalah percintaan dia.

"Bener juga sih, kenapa ya Jeffany nyuruh Sagara pacaran sama u? Diliat-liat u gaada bagusnya tuh" Balas Ita mengiyakan.

"PLETAK"

Isa yang ngak terima langsung nyentil dahi kakaknya, "Aduh sakit, anak babi!"

"Berarti Cici babi juga dong, kan kita kembar"

.
.
.

Di kelas Sagara, terlihat ada seorang gadis dan seorang pria yang tengah duduk berhadapan sambil menyantap makan siang mereka. "Kamu ngak pernah cerita sama Koko, apa alasanmu suruh Koko pacaran sama Isa?"

Jeffany, gadis itu mengulum senyumnya. "Koko inget kan dulu aku sempet kerja jadi SPG di PRJ. Nah waktu itu aku ketabrak orang yang lalu lalang jadi minuman yang aku bawa semuanya tumpah ke baju. Kemudian ada satu cewek yang narik tangan aku, dan dia juga lagi kerja jadi SPG di salah satu tenant di sana. Dia ngobatin luka aku karena kebeset, terus kasih aku baju ganti juga. Mungkin Ci Kalisha ngak inget sama aku, tapi aku inget dia."

"Waktu aku pertama kali masuk di sini, aku juga lihat ketika dia dipermalukan di lapangan ketika pembacaan ranking. Di-bully itu sakit kan ko? Aku kasihan sama Cici, padahal aku percaya kok di dunia ini ngak ada satupun orang bodoh, cuman ada orang yang malas dan ngak mau berusaha aja. Suatu hari ketika aku lagi datang bulan di toilet, Ci Kalisha juga satu-satunya yang perduli sama aku. Dia ngasih pembalut dan jaketnya untuk nutupin rok aku yang penuh darah, bahkan dia nganterin aku ke UKS. Aku emang ngak sering liat Ci Kalisha, tapi tepat disaat aku bingung mau kasih dare apa ke Koko, aku lagi scroll IG dan nemu accountnya Cici." Cerita Jeffany membuat Sagara tersentuh. Meskipun kebaikan yang dilakukan Kalisha terhitung wajar, namun adiknya ini mengingatnya hingga kini.

"Yah meskipun aneh banget setelahnya bisa kebetulan gitu Koko nyipratin air ke seragamnya Ci Kalisha, buat i think maybe this is fate. Aku harap koko ngak terpaksa ngelakuin dare ini, dan bakal beneran punya perasaan ke Ci Kalisha." Tutur Jeffany.

Sagara mengusak surai adiknya yang berantakan setelah kelas olahraga, kemudian menangguk pelan sebagai jawaban atas permintaan sang adik. "Koko bakal bikin dia jadi salah satu siswi terbaik di jurusan nya, dan jadi sepasang kekasih seperti yang kamu mau. I hope it will works."

"She will love you, i swear. Aku lihat Ci Kalisha cuman kehilangan kepercayaan dirinya doang, selebihnya dia pintar."

Sagara menaikkan sebelah alisnya, "Kurasa aku juga mengenal seorang gadis yang seperti itu, namanya Jeffany Amaris. Gadis itu selalu khawatir akan peringkatnya bahkan dari beberapa hari sebelum lomba dimulai. Padahal aku rasa dia sudah bermain violin dengan sangat baik, hanya saja dia tidak percaya diri."

Jeffany yang disebut namanya hanya bisa tertawa mengiyakan. "Kurasa ini alasan kau memilihnya, karena kau melihat kemiripanmu dengan nya kan?" Sagara menatap manik sang adik, menuntut jawaban.

"Kurasa iya"

"Jika kau ingin aku menyelesaikan masalahnya, lalu bagaimana dengan mu? Apa kau menemukan orang yang akan membantumu menuntaskan masalahmu sendiri Je?" Gadis itu tersenyum lima jari, "Mengapa aku harus mencari satu, kalau aku punya seorang koko hebat yang selalu ada untuk ku?"

"Kau pasti bercanda." Sagara terkekeh mendengar jawaban sang adik. Keduanya melepas canda tawa selama waktu istirahat berlangsung tanpa perlu khawatir pembicaraan keduanya terdengar dari depan. Kelas akan kosong selama jam istirahat, semua siswa akan pergi ke lapangan atau taman untuk bermain, dan pergi ke kantin untuk menghabiskan waktu bersama teman. Koridor kelas akan sepi dari siswa yang berlalu lalang.

Jeffany membeku di tempat begitu melihat tweet yang baru saja di posting di base sekolah. "Bagaimana berita mengenai daddy bisa tersebar? Mereka bahkan menyebarkan foto ketika kita diantar oleh ajudan daddy tadi pagi..." Jeffany berujar gusar.

Sagara merebut handphone sang adik, membaca semuanya tanpa melewatkan satu titikpun. Bahkan fotonya dan sang adik di kelas juga ada disana, lengkap dengan kalimat "Jeffany Amaris siswi kelas 10 IPS 1 ternyata adalah adik dari Sagara Alaric MIPA 2".

Bagaimana bisa? Siapa yang membocorkan nya?

"Tidak ada yang tahu kita berdua saudara kecuali Kalisha..." Sagara berujar pelan.

"....tapi kupikir Kalisha tidak dekat dengan siswi lain yang suka menyebarkan gosip—"

"—Kecuali kalau Ci Isa juga cerita ke Ci Ita." Sanggahan Jeffany membuat Sagara menoleh ke arahnya. Isa mungkin memiliki circle pertemanan yang kecil, tapi Ita ngak kan?

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙰𝚗𝚍𝚊𝚒 𝙰𝚔𝚞 𝙽𝚘𝚋𝚒𝚝𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang