04 - Kilas balik

126 22 2
                                    

"Seger banget nyampe sini udah pagi ..." ucap Kadita bernapas lega sesekali meregangkan ototnya.

[Name] yang diseberang pun hanya bisa mengangguk, dia sedang membantu mendirikan tenda.

'Hm ... ngeteh di pagi hari bagus banget ini,' batinnya berencana membuat teh setelah mendirikan tenda.

"Ciwi-ciwi, bantuin kita bangun tenda heh!" perintah Leomord sembari berdecak sebal melihat para guru perempuan hanya ngerumpi tanpa membantu mendirikan tenda sekalipun.

Valentina hanya memasang wajah datar seraya menjawab, "Malas," dengan nada angkuhnya.

"Hah ... kita siapin teh aja ya? Mau nggak?" tawar Lunox tengah meredakan perdebatan kecil ini.

Faramis yang sedang memukul pasak tenda pun angkat bicara pada istri tercintanya itu, "Vexana, boleh bawain camilan yang kita bawa?"

"Iya, aku bawain, say-"

Martis melayangkan tatapan tajam pada sepasang suami-istri tersebut, "Jangan disini, masih pagi loh."

"Ahahaha, ngga punya istri ya? Kasihan ..." ledek Kadita kegirangan punya bahan roasting.

"... Istrimu sungguh kurang ajar," gerutu Martis dengan segala kekesalannya dia lontarkan pada Gatotkaca.

[Name] hanya bisa sweatdrop melihat kelakukan bestie nya, "Maafkan dia, kadang mulutnya seperti kurang sekolah."

"Sabar ya, orang sabar banyak jodohnya," timpal Badang memberi motivasi anehnya.

Sang Pria itupun menghela napas panjang, "Harus berapa banyak lagi aku harus bersabar? Ku ulti dia baru tau rasa ..." perempatan imajiner tercetak di dahi Martis, mengingat raut Kadita mengejeknya penuh kesombongan.

[Name] yang mendengar keluhan Martis pun ikutan menghela napas, "Dia tidak ada kapok-kapoknya, hari-hari dia terasa kurang tanpa meroasting."

Ketiga insan tersebut diam tanpa ada interaksi lagi, mereka bertiga sibuk dengan kegiatan mendirikan tendanya itu.

"Kau tidak bergabung dengan mereka?" tanya Yu Zhong tiba-tiba yang berada disampingnya.

[Name] kaget, namun dia menetralkan wajahnya, "Tidak. Saya terlanjur jongkok disini, malas berdiri."

Jawaban nyeleneh [Name] membuat Yu Zhong tidak merespon, "Sebelumnya pernah berkemah?" tanyanya mengalihkan topik.

Si Empu yang ditanya pun lantas mengangguk, "Iya ... saya punya pengalaman berkemah waktu SMP dan SMA."

"Dulu kita dan guru-guru yang lain juga berkemah disini, 'kan?" lanjut [Name] tanya balik.

Ya, Yu Zhong dan beberapa guru SMA Land of Dawn adalah alumni di SMA tersebut kecuali [Name]. Jadi, ia mempunyai koneksi dengan guru lainnya walau tidak semua.

Hanya saja hubungan itu mulai merenggang tatkala [Name] kembali ke Indonesia pada saat dia naik kelas tiga.

"Hahaha ... saya jadi teringat saat saya datang kesini."

Kilas balik, aktif!

Siang itu, terdapat gadis bersurai hitam di kuncir dengan beberapa temannya yang penasaran. Ada apa gerangan ini sampai-sampai rautnya terlihat sumringah?

Itu [Name] yang bahkan kelewat senang, kenapa tidak? Pasalnya, dia diterima di SMA Land of Dawn sebagai pertukaran pelajar.

"Ibu sama bapakku pasti bangga!" puji [Name] pada diri sendirinya yang diangguki oleh beberapa temannya.

Yugala | Yu Zhong x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang