Paginya, beberapa guru datang membicarakan dapur asrama mereka yang berantakan bak kapal pecah karena ulah Duyung Putih. Who else if not Kadita?
"Ini bagaimana? Kita mencari orang atau ada yang relawan?" tanya wanita cantik berpakaian warna ungu dipadu dengan kuning dan hijau tosca, Vexana.
Aurora berpikir sejenak, "Minta tolong Terizla?"
Lantas semua orang disana mengarahkan pandangannya pada seorang pria yang bersender di dinding.
"Aku hanya pandai besi, kita panggil orang saja."
Sang empu bersurai oranye itupun mengangguk-angguk, "Kau benar, akan aku mintakan ke kepala sekolah,"
Si Ashura dari Klan Shura pun menghela napas, "Ada-ada saja ..." ucapnya memberi sindiran.
Gatotkaca yang disindir mengerutkan keningnya tak senang, "Dih ... gak salah sih."
Kadita menunjukkan ekspresi cemberut sambil menundukkan kepalanya, lantas Gatotkaca sebagai suami tercinta mendekat padanya sambil menepuk kepalanya pelan.
"Huft ... lain kali jangan coba yang bukan-bukan, kamu kalau belum mahir bilang aja sama aku, [Name], atau Badang, kita bisa belajar sama-sama ..." ucap Gatotkaca menunduk menatap Kadita karena perbedaan tinggi kedua pasangan ini.
"Aku mau mandiri biar gak ngerepotin ..." cicit Kadita memainkan jari-jarinya.
[Name] yang didekatnya langsung mengelus punggung Kadita pelan, "Gapapa! Aku sudah biasa kamu repotin."
Kadita menatap [Name] dengan tatapan sedih, "Jangan ngomong gitu, aku keselek fakta ..."
Terlihat Gatotkaca menahan tawanya, "Intinya kalo mau coba-coba bilang jangan mendem, Sayang ..." ucapnya menarik dagu Kadita keatas agar dapat kontak mata dengannya.
Sontak seisi dapur tersebut heboh, "HEI HEI ... ANDA! GA LIAT KITA DISINI AGAK PANAS??" tanya Fredrinn dengan mata melotot menunjuk Gatotkaca.
"Dilarang romantisan," komentar Hanzo dengan tatapan tajam.
"GATOTKACA BILANG 'SAYANG'? YANG BENER AJA??" kini Martis kelewat kaget, rivalnya yang dia kenal tak pernah seromantis dan selembut itu.
Luo Yi dan Pharsa terdiam seribu bahasa hingga Si Tunanetra kinipun angkat bicara, "Kalian berdua sudah terbiasa dengan keuwuan mereka ya?"
[Name] dan Badang hanya bisa mengangguk pelan seraya tersenyum pasrah, "Begitulah ... dunia milik mereka berdua, kita mah cuma ngontrak," ucap Badang menepuk pundak [Name] dengan muka yang dibuat seakan-akan sedang bersedih.
.
Malam telah tiba, [Name] datang di ruangan Yu Zhong lebih awal. Mereka berdua membicarakan para roh yang kian hari kian merajalela, brutal, dan tidak kenal lelah.
"Ck ... sepertinya jadwal kita akan lebih padat," ucap Yu Zhong berdecak sebal sambil menopang kepalanya.
Kebetulan, simbol yang ada di dada mereka berkedip pelan. Menunjukkan adanya Pelahap Jiwa disekitar mereka, "Baru saja kita bicarakan ..." timpal [Name] berdiri dari sofa.
"Apakah kita ajak mereka?" tanya [Name] memandangi pemandangan kota malam dari jendela dengan raut tenang namun tetap siaga.
Yu Zhong menggeleng pelan lalu ikut bangkit dari duduknya, "Tidak."
Dua insan itu berjalan dengan slayyyy keluar ruangan tersebut sampai akhirnya mereka berhenti tepat di pinggiran kota. Kompas milik Yu Zhong telah menunjukkan arah sampai situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yugala | Yu Zhong x Reader
AléatoireAwalnya, [Name] dan Yu Zhong hanya seorang guru Bela Diri dalam Asosiasi Pengusir Roh, namun mengapa mereka menjadi guru Mata Pelajaran di SMA Land of Dawn!? "[Name], Pemerintah meminta kita menjadi guru di SMA ini," ucap Yu Zhong memberikan surat c...