Part 25

2.9K 213 17
                                    

"Lo yakin jawaban lo ini bener semua?" Tanya Anin dengan ragu karena ia ingin menyontek pada Shani, namun ia tetap menyalin jawaban Shani itu.

"Iyalah! Udah.. lo percaya aja sama gue." Jawab Shani dengan sombong sambil menaik turun kan kedua alisnya.

Sedangkan Siska tak masuk hari ini, katanya sedang tidak enak badan lagi.

"Lo sebenernya ngerasa aneh gak sih sama Siska?"

"Lo dari kemaren bahas ini mulu deh nin, lo percaya aja omongan Siska. Kan dia sendiri yg ngomong bakal ngabarin kalo ada apa-apa." Jawab Shani meyakinkan Anin. Lagian kenapa Anin selalu saja membahas hal ini? Ia percaya Siska akan memberi tahu mereka jika terjadi sesuatu pada dirinya

Anin hanya diam sambil terus menulis.
"Oke! Nih udah selesai, semoga aja lo beneran pinter kali ini."

"Sialan lo! Udah nyontek, ngatain gue lagi!"

Anin hanya tertawa mendengarnya, hingga bel berbunyi dan guru pun masuk. Setelah mengucapkan selamat pagi pada muridnya. Ia menanyakan apakah penghuni kelas ini sudah mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Merekapun mengangguk kompak, dan ada yg membuat fokus sang guru terpecah, melihat seorang gadis mengangguk sombong sambil memerhatikan kuku cantiknya.

"Wow.. ada yg aneh hari ini? Akhirnya Shani mau mengerjakan PR. Kamu ngerjain sendiri, atau di bantuin sama Gracia?"

"Sendiri dong, ibu tenang aja. Saya udah pinter sekarang." Jawabnya dengan sangat tengil.

"Affh iyhh? Enggak, ibu bercanda. Kalo gitu mari kita buktikan kepintaran Shani hari ini ya anak-anak. Tolong kerjain soal no.1 ke depan Shani."

"Gampang." Sombong Shani dan ia langsung membawa bukunya untuk menjawab ke depan, ia langsung mengambil spidol dan menuliskan jawaban nya di papan tulis.

"Done." Ucapnya setelah itu.

Namun kening sang guru tiba-tiba sedikit mengkerut.
"Kamu yakin dengan jawaban kamu?"

Shani tiba-tiba merasa tiupan angin berhembus di tengkuknya, perasaan nya pun mulai tidak enak. Hal yg sama pun di rasakan oleh Anin yg mulai panik di bangkunya.

Namun Shani mulai mengangguk pelan, tiba-tiba kepercayaan dirinya mulai menghilang.

"Oke anak-anak, apa jawaban yg Shani tulis ini benar?"

"SALAAHHHHHHAHAHA." Jawab mereka kompak lalu mereka tertawa bersama.

"Husshh tenang-tenang. Gak boleh ngeledek teman kelas kalian." Ucap sang guru dan seisi kelas pun langsung diam.

Sedangkan Shani terdiam memasang wajah kagetnya.
"Kok bisa?" Gumamnya. Kemudian suara sang guru menyadarkan nya dari lamunan nya.

"Boleh ibu lihat buku kamu?"

Shani langsung memberikan nya, sambil berpikir kenapa bisa jawaban nya salah?

"Astagaa Shanii, jawaban kamu ini salah semuaa."

Shani tersentak kaget karena mendengar ucapan sang guru, kemudian ia menjadi sedikit kikuk dan mengalihkan pandangan nya ke Anin. Anin terlihat bergumam "bego", ia pun mengalihkan pandangan nya kepada teman-teman nya yg terlihat menahan tawa melihat dirinya. Ia kemudian menggertakan gigi nya sambil mengepalkan kedua tangan nya, asap mulai berhembus dari hidung dan telinganya pertanda ia akan meledakkan amarahnya. Tanpa pikir panjang, ia melangkahkan kakinya keluar kelas. Suara sang guru memanggil-manggil namanya itu pun tak ia hiraukan.

Dalam benaknya sekarang ia harus mencari dimana keberadaan si culun.

••••••
"Lo sengaja kan!" Ucap Shani yg langsung ngegas tanpa sebab. Ia sudah mencari Gracia sampai ke kelas nya, namun kelas Gracia sedang kosong dan murid-murid di kelas itu di suruh untuk belajar di perpustakaan. Shani yg langsung bergegas ke perpus tidak melihat batang hidung Gracia, dengan cepat ia langsung teringat untuk datang kemari. Dan benar dugaan nya kan?

Savage Love❕( On Trakteer )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang