bab 1

1.3K 105 34
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Jalanan kota Bangkok masih terlihat sepi, udara dingin karena musim hujan pun membuat semua penduduk di sana enggan untuk beranjak dari tempat tidur mereka. Hanya sebagian orang yang memang di haruskan melakukan aktivitas pagi yang terlihat memenuhi suatu tempat untuk mencari nafkah.

Terlihat seorang wanita paruh baya sedang menyusuri jalan sempit di sebuah gang menuju tempat teramai saat ini yaitu pasar tradisional, wanita itu terlihat sangat kesulitan dengan barang bawaannya. Kerutan di kedua sisi matanya memperlihatkan jika wanita itu terlihat sudah berusia senja, bahkan pandangannya pun sudah mulai sedikit memudar ditambah hari masih sangat terlalu pagi.

Wanita itu berjalan perlahan, sesekali ditatapnya langit pagi ini yang terlihat masih mendung. Nampaknya hari ini hujan akan kembali mengguyur kota Bangkok setelah sejak semalam kota itu terlihat bagaikan seseorang yang terus menangisi kehidupannya.

Wanita itu bergegas melajukan langkahnya kala kini dilihatnya seorang pemuda tersenyum manis sembari melambaikan tangannya, wanita itu mengulas senyum hingga tak berapa lama kejadian yang tak terduga terjadi.

Brukk

Wanita itu terjadi dengan barang bawaannya yang menindih tubuhnya, sang pemuda yang melihat itu segera berlari untuk membantunya. Sang pemuda mendekat mencoba mengangkat barang bawaan yang menimpa wanita itu hingga tanpa sengaja menangkap sesuatu yang membuatnya mengernyit penuh tanya.

" Ada apa?".

" Pao krab mae...tapi, lihat itu? Sampah apa yang sebesar itu mae?".

Sang wanita menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh sang pemuda, pandangan matanya yang buram membuat wanita itu mendekat. Sedangkan sang pemuda mulai menyipitkan matanya mencoba untuk memfokuskan pandangannya pada benda yang di lihatnya, hingga kini keduanya hanya saling memandang dengan tubuh bergetar hebat.

Akhhh

Sang wanita paruh baya berteriak kencang membuat sebagian orang yang tak jauh dari sana menoleh ke sumber suara itu, bahkan beberapa orang di sana mulai mendekat ke arah mereka.

" Ada apa khun?".

" I...itu...a...ada mayat".

" Hah".

Semua orang di sana mulai melihat arah tunjuk sang wanita, sedangkan sang pemuda kini nampak memuntahkan sesuatu kala melihat mayat itu. Terlihat pemuda lain dengan sigap segera menelpon kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang baru saja mereka lihat.

Tak berapa lama terdengar suara mobil polisi yang melaju ke tempat itu, sebagian polisi mencoba membelah kerumunan orang yang kini sudah mulai semakin banyak. Matahari pun juga mulai menampakkan sinarnya meski masih enggan membuat polisi masih kesulitan dalam mengidentifikasi mayat itu.

Tak lama terlihat seorang polisi yang berapangkat lebih tinggi datang, terlihat para polisi di sana membungkukkan kepala mereka memberi hormat. Polisi itu mencoba menelisik kondisi mayat, ditatapnya dengan lekat tubuh seorang gadis dengan luka di sekujur tubuhnya.

Mayat itu terlihat menggenaskan, sebelah kakinya patah kesamping, wajahnya hanya menoleh pada satu sisi dengan mata melotot dan lidah menjulur. Di kedua tangan wanita itu terlihat bekas ikatan yang mulai membiru, namun satu hal yang membuat mata polisi itu sedikit mengernyit adalah sebuah pola sayatan di leher sang gadis yang masih tak terlihat jelas karena noda darah yang mulai mengering.

Numbers ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang