bab 2

559 89 13
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Mew melangkahkan kakinya menuju ruangan sidang diikuti oleh Tay, entah mengapa pria itu memaksa ingin mengantar Mew pergi ke tempat itu.

Tok...tok...tok

Sebuah suara dari palu yang dipukulkan hakim terdengar, itu artinya secara resmi Mew sudah bercerai dengan sang istri. Di lihatnya lagi sang mantan istri yang kini terlihat tersenyum dengan sosok pria yang dia kenal sebagai asisten pribadinya, Mew beranjak dari kursinya dan mulai mendekati sang mantan istrinya.

" Selamat, kini kau tak lagi merasa terbebani akan hubunganmu di belakangku dengan pria itu".

" Phi Mew ku mohon jangan memulai perdebatan lagi, kau tahu itu bukan hanya salahku bukan. Dan kita sudah membicarakan itu sebelumnya, jadi khob khun kha atas semuanya phi".

" Hmm...semoga kau bisa bahagia bersamanya dan keluarga kecilmu, selamat tinggal".

" Semoga kau juga bahagia dan segera menemukan sosok yang bisa merubah mu, jangan membuat kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya phi. Kau tak ingi terus sendirian di masa tuamu bukan, berkunjunglah saat kau membutuhkan bantuanku".

" Khob khun krab...aku pergi, kabari aku jika kau sudah melahirkan anakmu".

Wanita itu mengangguk pelan, sedangkan Mew kini kembali melangkah pergi meninggalkan tempat itu dengan senyuman tipis. Mew segera memasuki mobil yang kini di kendarai oleh sang sahabat Tay, Mew mulai memejamkan matanya pelan sembari menghela nafas membuat Tay akhirnya menoleh pada pria itu.

" Kau tak apa apa Mew?".

" Hmm...aku hanya sedikit lelah saja Tay, aku juga lapar sekarang. Bisakah kita pergi ke restoran yang biasa kita datangi? Aku sudah lama tak mampir ke sana".

" Tentu saja kawan".

Tay melajukan mobilnya menuju tempat yang biasa mereka datangi, sebuah restoran milik seorang nenek tua yang menjadi tempat favorit mereka sejak masih berada di bangku kuliah. Tay, Mew dan juga Praew bahkan sangat dekat dengan nenek pemilik restoran itu, bahkan sesekali Mew sempat membantu nenek itu berjualan kala banyak pelanggan yang datang.

Entahlah, kala melihat nenek itu Mew selalu merasakan kehangatan. Wanita tua itu selalu bisa membuat Mew tersenyum dengan semua leluconnya, terlebih dia selalu mengatakan menganggap Mew sebagai cucunya. Entah mengapa nenek itu selalu saja terlihat senang setiap kali menceritakan tentang cucunya yang entah tak pernah Mew temui sekalipun.

Tak lama kini dua pria itu telah sampai di restoran itu, siang ini terlihat tak terlalu banyak pengunjung yang datang membuat sang nenek terlihat sedikit bersantai hingga matanya menangkap sosok Mew di depan pintu restorannya.

" Sawadee krab Yaa".

" Aow Mew...kenapa kau tak pernah kemari? Apa kau sudah melupakanku?".

" Khotot na krab tapi aku sangat sibuk Yaa".

" Sudahlah tak apa apa...duduklah aku akan membawakan makanan kesukaanmu, kau juga Tay".

" Khob khun krab Yaa". Ucap kedua pria itu bersamaan.

Tak lama nenek itu terlihat membawa sebuah nampan dengan makanan dalam porsi besar, wanita itu selalu melakukan itu meski Mew dan Tay selalu merasa tak nyaman saat semua mata pengunjung menatap ke arah mereka seperti saat ini.

Numbers ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang