bab 6

450 80 23
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Gulf melangkah dengan gontai sembari terus menghela nafas pelan, pria manis itu mendengar sebuah kabar jika pria yang selama ini di carinya sudah bisa ditemukan. Rasa kecewa dirasakan oleh Gulf saat dia mengetahui jika pria itu sudah menikah dan mempunyai anak, yang lebih membuat Gulf tak menyangka adalah jika pria itu adalah paman Mild.

Hah...bukankah dunia ini benar benar sempit? Bagaimana bisa pria yang di carinya selama ini ternyata adalah sosok yang sudah sering dia temui, tapi kenapa Gulf sama sekali tak mengenalinya.

Gulf mendudukkan dirinya di bangku taman, menatap dengan diam lapangan bola di depannya. Terlihat beberapa anak bermain di sana meski hari sudah mulai malam, hingga lamunannya harus terhenti kala seseorang menyapanya.

" Hai...kau cucu Yaa pemilik warung makanan itu bukan?".

Gulf mendongak ke arah suara itu, matanya menatap wajah pria tampan dengan rahang tegas yang beberapa hari ini tak dia lihat.

" Kau...".

" Akhh...ternyata benar itu kau, kupikir aku salah mengenali orang. Apa ada masalah?".

" Hah?".

" Aku tanya apa ada masalah? Kau terlihat terus berjalan sembari menunduk, aku bahkan khawatir kau akan menabrak tiang listrik di depanmu tadi...apa Yaa sakit?".

" Pao krab uncle".

" Aow...apa aku terlihat sangat tua di matamu hingga kau memanggilku uncle?".

" Hah? Lalu aku harus memanggilmu apa, kau bahkan terlihat seperti pria yang sudah menikah dan memiliki anak".

" Tak kukira kau sangat jujur dan berani...pantas saja kau berani memarahiku saat pertama kali kita bertemu, kau bahkan memberikan ceramah tentang cara bersyukur padaku saat itu".

" Khotot...hanya saja aku tak suka melihat orang yang meninggalkan makanan mereka begitu saja, makanan itu pemberian Tuhan jadi ku pikir kita harus menerimanya dengan baik".

" Hmm...kau benar, tapi mungkin saja ada sesuatu yang membuat mereka melakukan itu. Bukannya kami tak bersyukur, tapi di dalam pekerjaanku nyawa seseorang lebih penting di banding hanya sebuah makanan yang harus aku habiskan".

" Kenapa begitu? Memang apa pekerjaan uncle?".

" Panggil aku phi, aku merasa sangat tua saat kau memanggilku seperti itu".

" Oke krab...katakan apa pekerjaan phi?".

" Aku seorang polisi".

" Akh...jadi karena itu kau bergegas pergi? Karena ada nyawa yang harus kau selamatkan? Lalu apa orang itu selamat?".

" Wow kau terlalu antusias anak muda...sebenarnya tidak tepat jika mengatakan ada nyawa yang harus di selamatkan, kami menemukannya sudah meninggal sekitar 10 hari lalu di area pendakian".

" Meninggal? Kenapa?".

Mew menatap pada wajah manis Gulf yang kini terlihat sangat antusias, bahkan raut masam yang sejak tadi Mew lihat tak lagi nampak di sana.

" Kau tak takut mendengar semua itu?".

" Kenapa takut? Semua orang juga akan meninggal bukan, bahkan aku beberapa kali sudah melihat hal seperti itu".

Numbers ( End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang