Ailard sampai di gerbang sekolah yang tinggi menjulang setinggi harapan orang tua. Ailard meminta Jhosep untuk tidak mengantarnya sampai dalam, ia meminta turun sampai depan gerbang saja.
"Sampai sini saja, aku akan kedalam sendiri." ujar Ailard.
"Oke, belajar yang rajin." ujar Jhosep.
"Oke... Bye bye..." seru Ailard dengan muka imutnya itu. Jhosep merasa gemas melihat Ailard.
'Tidak-tidak, dia masih di bawah umur... Aku tapi aku tidak tahan melihat ke imutannya. Harus kuat....' batin Jhosep.
Siapa yang tahan dengan ke imutan Ailard, masih belum seberapa, anak badung aja bisa takhluk ma tu bocah.
Ailard berjalan menelusuri jalanan sekolah, ia melihat kanan dan kirinya, banyak sekali anak-anak orang kaya yang bersekolah disana. Bahkan Ailard tau betul jabatan para orang tua mereka. "Kalau di pikir-pikir ada untungnya aku menerima tawaran dari paman Jhon, tapi... Gak bahaya tah?"
Ailard, kau di eropa bukan +62....
Ailard terus berjalan, ia pun mendengar suara riuh yang mengeluh eluhkan anak konglomerat sekaligus anak populer di sekolah itu. Ailard terus berjalan tanpa memperdulikan kehebohan disana, kemudian terdengar suara klakson mobil.
Tiiin tiiin
Ailard langsung menepi dan tidak menghiraukannya. Saat Ailard akan berjalan lagi, seseorang menarik tangan Ailard untuk minggir.
"Eh... Lepas..." ujar Ailard.
"Kau ini, kau tidak dengar kalau ada klakson mobil?" ujar anak seumuran denganya. Anak itu terlihat manis dan yah, lumayan tampan juga.
"Oooh anu itu, aku tidak dengar. Terimakasih," ujar Ailard.
"Siswa baru ya? Perkenalan aku Curtis Muher." ujar anak bernama Curtis.
"Hai, iya aku anak baru. Perkenelkan aku, Ai..." ujar Ailard yang hanya menyingkat namanya saja.
"Mau aku antar ke ruang kepala sekolah?" ujar Curtis.
"Boleh, tapi tidak usah deh. Tidak mau merepotkan," ujar Ailard.
Mereka berdua sambil berjalan, lalu Curtis berbicara lagi. "Tidak apa-apa, aku senang bisa menbantu."
Ailard mengangguk, Ailard sudah mencari tahu informasi tentang semua murid disana. Bahkan ia tahu siapa saja yang ada di sekolah itu, latar belakang keluarga mereka satu persatu pun Ailard tau. Ailard sudah di beri kewenangan oleh Jhones, jadi pihak sekolah pun sudah mengerti dan paham akan tugas Ailard. Curtis dab Ailard sudah sampai di depan ruang kepala sekolah, Ailard masuk dan Curtis pun pergi ke kelasnya.
"Selamat pagi pak, saya Ailard." ujar Ailard menyapa kepala sekolah yang botak mengkilap itu.
"Oh, Ailard mari silakan duduk. Kami pihak sekolah dan semua guru sudah tahu dari tuan Jhones, kami harap kamu bisa belajar dengan baik di sekolah ini ya." ujar kepala sekolah bernama Dimitri.
"Baik pak, terimakasih..." ujar Ailard.
Guru wanita yang bohay dan cantik itu pun membawa Ailard masuk ke dalam kelasnya. Tak di sangka, Ailard satu kelas dengan Curtis, Curt sangat senang karena bisa satu kelas dengan anak baru yang di temuinya tadi. Bahkan satu kelas dengan Alexander, juga teman-teman gengnya.
Ailard sudah memperkenalkan dirinya didepan, Ailard pun duduk di bangku kosong tepat di belakang Curtis dan bersebelahan dengan Alexander. Semua murid memulai pelajarannya, namun Alex tidak mencatat sedikitpun. Ia hanya tidur dan bermalas-malasan, Jiwa usil dan jahil Ailard mulai menggelitiknya, namun ia harus menahannya karena tidak mau menimbulkan keributan. Tapi siapa sangka, justru Alex yang memulai keributan itu lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- HIGH SCHOOL
Short StoryHomo phobic dilarang baca ya, klo suka ya baca aja. Berawal dari ketidak sengajaan seorang Model ternama bertemu seorang pria dewasa di sebuah hotel bintang lima di Eropa. Si pria itu meminta bantuan ke si Model untuk masuk kesebuah sekolah ternama...