Malamnya, Chika dan Ara sedang menonton tv. Hanya mereka saja berdua di ruangan itu, kedua orang tua Ara sudah tidur satu jam yang lalu, Michie juga sudah tidur.
Ara menatap Chika, ia tersenyum. "Aku gak bakal nyangka bakal hamil lagi.."
Seusai mendengar ucapan Ara, Chika menoleh ke arah istrinya. "Aku juga gak nyangka kalo kamu hamil,"
"Benar, kan, kataku, pasti jadi kok. Sekarang beneran jadi, kan? Kemaren kamu sampe pengen pake KB." sindir Chika.
Ara mengangguk pelan. "Maaf.."
"Gak perlu minta maaf." Chika mengusap pucuk kepala Ara. "Nanti kalo udah lahir, bayinya bakal mirip mamanya atau papanya yaa?"
"Papa?" tanya Ara, sedikit kebingungan.
"Mulai hari ini sampai seterusnya. Michie dan calon anak kita harus manggil aku dengan sebutan Papa."
"Tumben." Ara terkekeh.
Chika mengusap perut Ara. "Sehat-sehat kamu didalam sana, Sayang. Jangan bikin mama tersiksa yaa?" ucap Chika dengan berbisik.
"Aku ramal. Kamu lagi ngandung anak kembar." aneh, tiba-tiba Chika berucap seperti itu sesudah ia berbisik ke arah jabang bayi yang sedang dikandung Ara.
"Eehh?!" Ara terkejut.
"Bercandaaa. Suerrr! Bercanda doang. Kalo beneran Puji Tuhan Alhamdulillah!" ujar Chika sontak mendapatkan toyoran dari Ara.
"Ngawur!"
"Hahaha!"
Tok..
Tok..
Tok.."Siapa?" tanya Chika. Melihat ke arah pintu rumah yang di ketok. Penasaran.
"Ini teteh!" Rupanya si teteh sudah pulang ke rumah sehabis berkerja. Ara beranjak dari kursinya dan membuka pintu rumah.
"Adeeekk!!" Ara terkejut saat si teteh memeluk dirinya. "Bener kamu hamil lagii?" ucap si teteh saat melepas pelukannya.
"I..iya, Teh." ucap Ara. Si teteh menutup pintu seperti semula.
"Alhamdulillah Ya Allah.." si teteh memeluk Ara lagi, tetapi pelukan itu erat. "Nambah ponakan lagi ieuu teteh, mah. Selamat ya, Dek."
"Hatur nuhun pisan, Teh."
"Teteh doain semoga bayi di kandungan dan mamanya juga sehat sampe bayinya lahir keduniaa." ucap si teteh sembari mengusap perut Ara. "Jangan berharap sama teteh buat nikah lagi yaa. Masih fokus kerja!" panggil saja teteh Andina atau hanya Andina. Andina sempat menikah 4 tahun yang lalu, bahkan sudah memiliki satu anak berjenis kelamin laki-laki. Hubungan Andina dengan suaminya tidak bertahan lama, hanya bertahan 2 tahun, mereka bercerai karena suami Andina ketahuan menikah lagi dengan perempuan lain secara diam-diam atau nikah siri. Tanpa lama, Andina langsung membuat gugatan surat cerai. Sedihnya lagi hak asuh anak sebenarnya jatuh kepada Andina tetapi suaminya kekeh membawa anaknya tinggal bersama suaminya.
"Mulai besok. Arka udah tinggal bareng teteh,
mama dan papa, bukan sama mas Aryo lagi. Jadi besok pagi Arka diantar kesini." Aryo yang dimaksud adalah sosok mantan suami Andina. Dan Arka, Arkabian kahvi, adalah anak dari Andina dan Aryo."Alhamdulillah.." balas Ara. "Seneng adek dengernya." ia sedikit lega.
Andina menghela nafas. "Yaudah deh, teteh mau ke kamar duluan ya? Mau ganti baju trus beres-beres buat besok kedatangannya Arka." Ara yang mendengar pun mengangguk. Andina meninggalkan Ara lalu pergi masuk ke dalam kamar.
Ara kembali menghampiri Chika. Terlihat tatapan Chika yang seperti butuh jawaban. "Aryo siapa? Arka siapa juga?" tanya Chika.
"Bang Aryo ituu mantanya suaminya teteh aku, terus Arka itu anak mereka." jawab Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
FanfictionChikara Zone! "Cinta mempertemukan kita berdua berawal dari ketidak sengajaan." 100% FICTION⚠️ CHIKA DOM(FUTA) 21+ SCENE MOHON DIMAAFKAN JIKA ADA KESALAHAN/TYPO!!