Prolog

129 23 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10.20 tapi Prof.Jacob tidak terlihat di ruang lab. Padahal seluruh anak kelas A sudah berada di ruangan. Di School of Ukiyo sangat tipis kemungkinan telat masuk ke ruang lingkup mereka. Apalagi, saat ini mengambil alih kelas adalah donatur sekaligus guru hebat di sekolah yang mendadak mengisi kelas A.

“Prof. Jacob masih di ruangan kelas atau ke ruangannya dulu?” tanya Lucy pada Serena.

“Mana gue tahu,” jawab Serena dan langsung kembali fokus pada ponselnya. Lucy hanya menghela napas. Dia memang salah bertanya pada Serena.

Sedangkan Theo, lelaki itu sedang focus kembali dengan buku yang tadi dia bawa ke kantin. Tampaknya sangat begitu focus padahal membuat sabun tidak sesulit itu, bukan?

“Theo, tadi lo keluar belakangan, kan? Prof.Jacob masih di kelas?” Walau tampak fokus, sepertinya suara Lucy masih bisa menjadi hal yang bisa merebut perhatiannya.

Theo menutup bukunya dan menggeleng ke arah Lucy seraya menatap mata gadis itu. “Gue engga tahu. Coba, Serena lo ke kelas liat Prof.Jacob. Bilang aja kelasnya udah bisa dimulai, Kalo enggak ada di kelas berarti di ruangan ya, Serena.” tutur Theo yang langsung diangguki oleh Serena.

Bisa apa Serena kalau sudah Theo yang menyuruhnya.

***

Serena harus naik ke lantai tiga agar sampai ke kelasnya. Tidak butuh waktu lama jika saja lift mereka tidak error mendadak. Serena terpaksa harus menaiki tangga. Andai saja bukan Theo yang menyuruhnya, mana mau dia.

Jika boleh jujur, Theo dengan Rivan kekasihnya, jelas lebih menawan Theo. Hanya saja, Theo itu selalu membuat Serena jadi segan dan malu. Bagaimana tidak, seorang Theo yang cerdas akan selalu mencari gadis yang cerdas, bukan? Tentu dirinya sudah ditendang jauh dari list.

“Theo…Theo andai lu mandang muka doang. Menang kali gue,” monolognya sebelum membuka pintu kelas.

Saat pintu sudah terbuka dengan sempurna, yang pertama kali Serena lihat adalah Prof.Jacob yang tergeletak di lantai. Serena tidak langsung bereaksi. Otaknya terasa membeku hingga tidak tahu apa yang harus dia pikirkan dalam situasi seperti ini.

Kakinya perlahan mendekati Prof.Jacob yang tampak tidak sadarkan diri. “Prof?” Serena jongkok perlahan untuk melihat wajah Prof.Jacob hingga ia melihat busa yang begitu banyak keluar dari mulut beliau. Matanya terbuka dengan tatapan kosong tidak berkedip lagi.

Sontak Serena berteriak keras. “ARRRGHH PROF. JACOB!” Serena terjatuh seraya membungkam mulutnya sendiri saking terkejutnya.

Suara teriakan Serena terdengar begitu keras. Hingga Lucy dan Theo yang berada di lab lantai dasar saja bisa mendengarnya. Keduanya terkejut dan saling tatap. “Serena?” tanya Lucy.

Firasat keduanya sama-sama berbicara jika ada sesuatu yang terjadi. Keduanya berlari ke ruang kelas dan melihat banyak orang yang juga berlari  ke kelas mereka. Kini keadaan mulai riuh.

Theo mencoba membelah lautan manusia di depan kelasnya. “Mundur! Jangan terlalu deket! Ruangannya harus tetap steril sebelum pemeriksaan!” tegur Theo yang langsung masuk untuk membawa Serena yang tampak masih syok untuk segera keluar dari ruang kelas.

“Lucy, telfon polisi!” Lucy dengan wajahnya yang masih begitu terkejut, langsung menghubungi polisi dengan tangan gemetar.

“Pak, ada yang tewas di School of Ukiyo.”


Worst Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang