penitipan karasuno 14

521 62 1
                                    

hinata duduk dengan tenang di kursi yang menghadap ke kaca pembatas daichi dan suga berdiri di belakang hinata.ruangan ini adalah tempat penjengukan tahanan sebuah ruangan yang dibagi 2 dan menggunakan kaca tembus pandang sebagai pemisah.kaca itu memiliki kedap suara sehingga kita harus menggunakan telpon untuk saling tersambung

pintu terbuka hinata yang melihat ibunya di balik kaca pembatas tersenyum senang tapi ibunya membalas degan wajah jijik dan angkuh

suga mengambilkan telpon yang tertempeldi dinding dan memberikanya pada hinata.hinata menerimanya dan menempelkan telpon tersebut pada telinganya "halo"

ibu hinata hanya diam tapi masih mendengar suara hinata tak berniat menjawab

"ini hinata bu....hinata rindu ibu"

"hinata sudah minta pak polisi agar hinata bisa ikut ibu tapi pak polisi melarang hinata"

"ibu apa kabar?"

ibu hinata mulai jengah dan mengeluarkan suaranya "aku membencimu"

degg

hinata terdiam tubuhnya gemetar bayang bayang masa lalu mulai berdatangan hari hari ketika ibu an ayahnya mengatakan kebencian setiap harinya

"kau bukanlah anakku karna kau semua rencana ku gagal aku di penjara dan kau menikmati hidup enak"

"bukan begitu bu...aku..aku minta maaf"uacp hinata takut ia tak ingin kehilangan orang tuanya

"minta maaf? apa itu bisa mengeluarkan ku ? tidak kan LEBIH BAIK KAU MATI SAJA SANA!!!"

hinata menggeleng "aku aku akan mengeluarkan ibu jadi jadi jangan tinggalakan aku lagi"

"aku tak akan pernah memaafkan mu ingat itu dan aku harap kau cepat mati "

hinata diam

"mati sana "bentaknya lagi

Hinata menggeleng dengan tubuh gemetar

"matiiii"

hinata menutup erat matanya sampai suara ibunya tak terdengar lagi ternyata suga sudah mengambil alih telpon dari tangan hinata.sejak tadi ia memandang hinata dengan aneh ibu hinata juga terihat marah marah jadi suga menyuruh daichi untuk membawa hinata keluar dari ruangan sementara dia harus berbicara berdua dengan ibu kandung hinata

"hinata kau tak apa apa"tanya suga saat hinata sudah dalam gendongan daichi 

hinata yang tadinya ceria kini berubah menjadi murung bahkan gemetar di tubuhnya juga tak hilang 

"Aku akan keluar mencari angin ya kami menunggumu di mobil"

Suga mengaguk mengerti setelah daichi dan hinata keluar ia duduk dan menatap tajam ke arah ibu Hinata

"Ada yang ingin aku tanyakan"ucap Suga ketika telponnya sudah berada di dekat telinganya

"Apa...kau mau pamer karna sudah mendapatkan anak itu dengar ya...hidupmu juga akan hancur karna anak itu sama seperti ku dia itu anak pembawa si-"

"Dia bukan anak pembawa sial "bantah Suga sebelum perkataan dari ibu kandung Hinata selesai

"Dia anak yang baik bahkan ia memiliki hati seperti malaikat tapi mengapa kau sangat menbencinya"

"Karna dia semua hartamu juga harta suamiku hilang seharusnya aku tak pernah melahirkannya dia adalah kesalahan yang gatal"

Suga ingin sekali menonjok orang Yanga da di hadapannya jika saja tak ada batas yang memisahkan mereka bisa di pastikan orang itu akan habis babak belur

"Kalau begitu berikan Hinata padaku dan kau tak boleh sama sekali berhubungan dengan Hinata bahkan sampai nanti Hinata dewasa"pinta Suga"Akan kurawat dia dengan penuh kasih sayang kalau kau tak bisa memberikanya kasih sayang biar aku saja yang memberikannya kasih sayang"

"Kalau kau tak bisa membuat Hinata bahagia aku yang akan melakukannya "suga menyelesaikan ucapannya ibu hinata hanya bergumam 

"ambilah aku juga sudah tak peduli denga anak itu"

Suga menatap ibu Hinata sebelum ia benar benar pergi"kau adalah ibu yang buruk bahkan lebih buruk daripada hewan"

Suga sempat mendengar teriakan kencang dari ibu Hinata sepertinya ia mengalami depresi namun ia tak peduli Suga memilih keluar dan menyusul suami juga anak nya

"Suga syukurlah kau sudah datang"ujar daichi saat melihat kedatangan Suga

"Ada apa daichi?"

"Hinata sepertinya sakit badanya tiba tiba sangat panas dan dia terus bergumam ingin bersama ibunya"jelas daichi

"Sepertinya kita harus membawanya kembali ke rumah sakit pasti kejadian ini memicu traumanya kambuh"

Daichi mengaguk Suga mengambil alih Hinata dan memeluk bocah mungil itu hawa panas dari Hinata menyapa kulit suga.daichi segera menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit kembali

Sebenarnya Suga sempat sakit hati padahal ibu kandung Hinata sudah melukai Hinata berkali kali tapi Hinata masih ingin bersama ibunya ia tau ibu angkat tak akan sama dengan ibu kandung namun Suga telah berjanji pada dirinya sendiri akan merawat Hinata dengan penuh kasih sayang

Sesampai di rumah sakit Suga segera mendaftar dan Hinata di beri pertolongan darurat.suga duduk dengan lemas mengingat pembicaraan ia dengan ibu kandung Hinata

Daichi menepuk pundak Suga seakan memberi semangat untuk istrinya

"Ne daichi yang kita lakukan sekarang benar kan?"tanya Suga

"Hm...apa kau ragu?"

"Kurasa hanya sedikit pertanyaan dalam diri yang tak bisa ku jawab bagaimana jika Hinata tak bisa menerima kehadiran ku sebagai seorang ibu dan masih terbayang dengan ibu kandungnya"

"Ah...jadi itu masalahnya menurutku kau sudah melakukan yang terbaik meski belum bisa me gantikan posisi ibu kandung hinata.lagi pula Hinata masih kecil dan belum mengerti apa apa nanti saat ia sudah dewas ia juga akan mengerti "

"Kau benar seharusnya aku lebih semangat lagi untuk mengurus Hinata dia pasti butuh kasih sayang orang tua kan?"

"Hm...dan kita disini untuk memberikan kasih sayang itu"

Clek

setelah pembicaraan itu selesai dokter keluar ia mengatakan bahwa tubuh Hinata mengalami drop jadi ia harus tinggal di rumah sakit selam satu hari dan menghabiskan cairan infus

Hinata pun di pindahkan ke rawat inap dengan Suga yang setia menemani tanpa bisa daichi pamit untuk bekerja

"Gak...jangan Bu...ampun"jerit Hinata di sertai tangisan  saat tengah malam

Suga tertidur di samping Hinata pun terbangun Karna teriakan Hinata yang cukup keras ia berusaha menenangkan tubuh mungil itu

"Mati...Hinata harus...hiks..mati biar ibu gak marah"jerit Hinata kembali yang kali ini membuat Suga cukup terkejut ia mengendong anak kecil itu menimang ke Kanan dan kekiri berusaha menenangkan Hinata dari mimpi buruknya

Hingga tangisan itu perlahan mulai mereda saat Suga menyanyikan lagu your are my sunshine seperti sihir Hinata tertidur dengan pulas

Setelah yakin Hinata benar benar tertidur Suga menaruh Hinata kembali tak lupa kecupan di kening Hinata yang sudah menjadi kebiasaan Suga

"Tidurlah dengan nyenyak aku yang akan menjagamu"





Hei hei terimakasih yang sudah vote dan komen sering sering mampir ya

Penitipan Karasuno (Emd)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang