Allo pren?
Lanjut nih?
Jangan lupa VOTE and COMMENT!
Jangan lupa follow akun Instagram ku @sintyaindah_7Happy Reading!
***
SMA Pelita adalah salah satu sekolah terfavorit di Jakarta. Banyak sekali para remaja menginginkan menjadi salah satu siswa-siswi SMA Pelita. Namun, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat bersekolah di sekolah elite itu. Kalau tidak orang kaya, setidaknya seseorang yang mempunyai otak cerdas bisa lolos untuk menjadi siswa di sekolah elite tersebut.
"Aduh, lama banget sih! Gue 'kan laper, anjir!" Gerutu seorang gadis cantik yang rambutnya selalu dikuncir kuda.
"Sabar! Orang sabar jodohnya kasar!" Timpal seorang gadis manis yang memiliki gingsul.
"Najis! Mana mau gue jodoh yang kasar!" Ucap gadis yang rambutnya dikuncir. Namanya Mona Mirabella, seorang gadis yang mempunyai sifat cerewet dan tidak sabaran.
"Ya, kali aja vakum dapet jodoh yang lembut, kali-kali harus kasar kayak yang disebelah gue, suka banget sama cowok kasar," kata gadis bergingsul. Namanya Zara Magnolya, gadis manis si paling bucin diantara kedua sahabatnya.
Fara yang merasa dirinya sedang disindir, langsung menatap kedua temannya dengan tatapan tajam, sadar dengan tatapan Fara mereka berdua langsung mengangkat dua jari peace.
"Canda, elahhh lo mah serius ae!" Kata Zara cengengesan.
Selang beberapa menit kemudian pesanan mereka pun datang. Seperti biasa Mona akan menceramahi pelayan kantin terlebih dahulu karena selalu lama mengantarkan pesanannya.
"Heh! Mang, lu kerja dibayar 'kan? Bisa gak sih gak usah lelet nganter makanan kita!" Tanya Mona sewot.
Seorang pelayan laki-laki yang usianya terlihat masih muda menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maaf atuh Neng, kan saya banyak banget nganterinnya bukan ke meja Neng Mona doang," alibinya.
Saking seringnya Mona marah-marah pelayan tersebut sampai hafal nama lengkap, kelas hingga alamat detail Mona. Etdahhh itu pelayan apa detektif.
"Suuuuttt, diem! Cerewet banget sih, Lo! Kuping gue sakit, nih," komentar Zara jengah melihat sikap cerewet temannya.
Mereka bertiga pun kembali fokus dengan makanannya masing-masing. Fara yang selalu membeli semangkok bakso pedas ketika jam istirahat tiba, gadis itu memang doyan sekali dengan makanan yang satu ini.
Acara makan pun sudah selesai, mereka bertiga berniat untuk kembali ke kelasnya. Kebetulan mereka bertiga satu kelas, jadi mereka tidak terpisah arah untuk sampai ke tempat tujuan.
Ditengah langkah kakinya Fara melihat seorang pria yang sangat ia kenali sedang sibuk mengobrol dengan kakak perempuannya.
"Apaan sih? Aku serius! Anterin aku ih!" Rengek Nala.
Langkah kaki Fara semakin lambat setelah melihat sesuatu yang akan terjadi dihadapannya.
Deg
Benar saja! Detak jantungnya memburu melihat pria tersebut menggandeng kakaknya. Sakit hati? Jelas! Pria tersebut adalah pria yang sangat ia sayangi dari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terang (OnGoing)
Teen FictionTentang aku dan penderitaan yang tak pernah berujung. ~~~ "Anak kurang ajar! Kamu ini harusnya mati, Fara! Karena kamu tidak ditakdirkan untuk hidup!" Bentak seorang ayah kepada putrinya sendiri. "Bunuh saja, Fara, ayah! Kalau itu akan membuat ayah...