10. Penjahat!

5 2 0
                                    

Allo pren?

Jangan lupa VOTMEN!

Happy Reading!

***

"Beraninya lo nyentuh Fara!" Sentak Varro bersiap untuk memukul wajah Shaka, namun Shaka sudah lebih dulu memukul wajah Varro.

"Kenapa? Dia pacar gue, suka-suka gue dong!" Timpal Shaka menyeringai.

Varro mengusap sudut bibirnya yang sedikit ngilu. Tak berhenti sampai disana Varro berusaha kembali memberikan tinjuan mentah kepada Shaka. Namun lagi-lagi Shaka bisa menghindar dari serangan Varro.

Shaka berdecih. "Kalau gak pandai tawuran gak usah sok ngajak ribut." Ucapnya tersenyum miring.

Kedua pria yang sedang beradu jotos itu terlihat sangat menyeramkan dimata Fara. Apalagi Shaka, pria yang satu itu terlihat sangat lihai menghadapi serangan Varro.

"Bangsat!"

Varro kembali melayangkan tangannya untuk memukul Shaka. Kali ini berhasil, sebelah sudut bibirnya terangkat keatas, merasa puas karena akhirnya tinjauannya tepat sasaran.

Sebelum pertengkaran itu semakin brutal, Fara menghentikan keduanya denga menarik tubuh Varro ke belakang.

"Stop! Kalian kenapa sih? Inget ini masih di sekolah, gimana kalau ketahuan sama guru?" Kata Fara berusaha melerai.

"Lo lagi Shaka, main pukul aja!"

Shaka tertawa hambar mendengar Fara yang seakan-akan menyalahkannya. Siapa yang lebih dulu ingin menghajarnya? Shaka hanya menyelematkan diri dengan memukul Varro kembali.

"Terserah! Terserah lo, mau putus? Oke fine kita putus!" Final Shaka melenggang pergi dari taman.

Hati Fara sedikit mencelos mendengar Shaka berucap seperti itu. Tadi dirinya yang ingin meminta putus, tetapi setelah Shaka menyetujuinya kenapa dirinya pula yang sedikit tidak terima.

Benar-benar, kadang hati ini tidak selaras dengan pikiran. Fara menghela nafasnya pasrah, toh ia juga sudah tidak bisa berpura-pura lagi menjalani hubungan dengan Shaka. Gadis itu menatap Varro yang sedang menatapnya juga.

"Sakit?" Tanya Fara.

Varro tidak menjawab, pria itu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Fara yang sedang bingung. Bingung dengan sikap Varro, sepertinya pria itu sengaja mendiaminya seperti itu.

"Aneh, gak bang Nathan, gak Varro semuanya kok jadi berubah sama gue?" Gumamnya.

Tak ingin berlarut dalam pikirannya, Fara pun pergi dari taman menuju ke kelasnya. Akan lebih baik jika dirinya bersama dengan kedua temannya daripada mengurusi kedua pria yang tadi sempat bertengkar karenanya.

***

"Bodoh! Gue kok bodoh banget anjing?!" Shaka mengacak-acak peralatan belajarnya yang berada diatas meja.

El menyikut lengan Nanda dengan alis yang naik turun seakan memberi pertanyaan apa yang sudah terjadi kepada Shaka. Nanda menggelengkan kepalanya acuh, sudah biasa Shaka seperti itu. Datang hanya untuk marah-marah saja.

Titik Terang (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang