11. Asing

9 4 0
                                    

Allo pren?

Jangan lupa VOTMEN!

Happy Reading!

***

Seorang pemuda tengah asik mengapit sepuntung rokok dikedua jarinya. Hisap lalu hembuskan, asap rokok itu melayang-layang diudara hingga hilang terhempaskan angin. Shaka, pemuda itu memang sangat tergila-gila dengan rokok, tidak bisa sehari pun tanpa rokok. Bahkan di sekolah pun ia sering membawa sebungkus rokok tanpa diketahui guru-guru.

Posisinya sekarang pemuda itu sedang berada di balkon rumahnya, menatap langit cerah yang dihiasi berbagai bentuk awan. Tak lupa dengan segelas kopi hangat di meja sebelahnya duduk.

"Kak?" Panggil seorang wanita setengah paruh baya yang sedang mengandung.

Shaka menoleh, bola matanya memutar ketika bundanya berjalan kearahnya sambil membawa sepiring nasi.

"Bunda! Shaka udah bilang gak usah siapin Shaka makan. Nanti Shaka bisa bawa sendiri juga!" Kata Shaka khawatir dengan keadaan bundanya yang tengah berbadan dua.

Ngakak tidak? Di usia Shaka yang ke-17 ia baru akan mempunyai seorang adik. Biasanya seusia Shaka akan menolak kehadiran adiknya dengan alasan malu sudah besar mempunyai seorang adik lagi, berbeda dengan Shaka yang sangat menunggu sang adik lahir ke dunia.

"Kamu harus makan! Diva mau ke rumah." Ucap Lifia memberi tahu.

Shaka membulatkan matanya lebar. "Bunda ngapain sih ajak cewek gaje itu ke rumah?!" Tanyanya kesal.

"Loh, memangnya kenapa? Diva sendiri yang pengen main kesini," timpal Lifia mengelus-elus perutnya yang buncit.

"Ya bunda larang aja jangan kesini, alasan lagi gak ada di rumah kek atau apa kek!" Ucap Shaka kesal sendiri.

Pria itu berdiri dari duduknya membuang rokok ke bawah lantai, lalu ditincak terlebih dahulu agar apinya padam, setelah itu ia menendang puntung rokok tersebut kedepan.

"Eh eh kamu mau kemana?" Tanya Lifia melihat Shaka berjalan keluar dari kawasan teras rumah.

"Shaka mau ngapelin pacar! Ogah banget kalau harus ketemu sama cewek gaje itu!" Timpal Shaka menaiki motornya yang terparkir didepan rumah.

Dalam keadaan seperti itu Shaka terpaksa keluar dari rumah. Baju kaos hitam, celana jeans pendek selutut dan topi yang melekat pada tubuh Shaka.

Jika saja bundanya tidak memberitahu terlebih dahulu sudah ia pastikan dirinya akan terjebak bersama perempuan yang sangat-sangat Shaka takuti. Diva, perempuan itu sepertinya sangat suka kepada Shaka, buktinya Diva selalu saja mendatangi rumahnya walaupun tak diundang.

Motor sport hitamnya berjalan membelah jalanan. Tujuannya sekarang adalah Fara. Shaka mengendarai motornya menuju rumah Fara, akan terlihat baik jika dirinya berada bersama Fara daripada bersama Diva.

***

Sudah ada 10 menit Shaka berdiri didepan gerbang rumah Fara. Tak ada satpam ataupun orang yang membukakan gerbang untuknya. Wajah pria itu terlihat sangat kesal.

"Ini rumah apa penjara. Ebusseet, susah amat buka gerbangnya!" Katanya berusaha mendorong gerbang rumah Fara.

"Anjing, gue lupa!" Gumamnya baru mengingat sesuatu.

Titik Terang (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang