Cup
Bibir alenza menempel pada keningnya, mata Jinan terbuka saat alenza melepaskan ciuman pada keningnya, manik mereka bertemu, air mata Jinan mengalir deras, alenza menangkup pipi berisi Jinan dan menghapus cairan bening yg keluar dari kelopak mata indah Jinan
"Hey, jangan menangis sayang, i'm sorry"Alenza kembali memeluk pinggang ramping Jinan erat mengecup leher mulus milik si manis
"Lenza jahat, aku takut"tangan Jinan memeluk leher sang gadis dominan, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher alenza
"Sstt udah, aku minta maaf oke"Jinan mengangguk dan melepaskan pelukannya membiarkan alenza memeluk erat pinggang rampingnya, menghapus air mata yg masih tersisa di pipinya
Cup
Sekali kali alenza mencium pipi gembul yg membuatnya gemas itu membuat rona merah muncul di pipi yg baru saja ia cium
"Gemes banget sih"
"Jangan cium-cium"
"Iya' ga cium baby"
Mereka asik berdua tanpa tahu segerombolan orang menatap mereka dengan tatapan menusuk, cemburu :))
Siapa hayoo???
•
•
•
•
•
Setelah kejadian di belakang sekolah dengan alenza kembali menembakknya namun Jinan butuh waktu dan hanya di beri waktu 5 hari dan hanya tersisa 4 hari namun dirinya merasa aneh sekarang arthur dan teman-temannya tak terlihat sama sekali bahkan mereka sering tak masuk kuliah namun masa bodo buat Jinan karna lebih memilih memikirkan cara agar menolak alenza dirinya membenci gadis itu setiap melakukan kesalahan sepele pasti dirinya akan di cambuk atau tidak di kurung tanpa makanan dan itu terjadi di masa lalu, masa lalu Jinan yg kelam membuat Jinan sedikit mengalami depresi dan trauma akan gadis dominan itu
"Gimana ya...."Jinan berjalan menyusuri koridor yg sepi dekat gudang yg jarang di masuki penghuni kampus
Bugh
Bugh
Bugh
Brak
Brak
Jinan Menoleh cepat pada asal suara pukulan dan tabrakan itu, berasal dari dalam gudang yg pintunya sedikit terbuka, kakinya melangkah pelan menuju pintu gudang dan sedikit mengintip disana sekitar sebelas orang menggunakan Hoodie hitam membawa senjata dengan tubuh seorang gadis yg sedikit familiar baginya, Jinan melangkah mundur namun
Bruk
'mampus'
Jinan menatap tumpukan kayu yg terjatuh karna ulah dirinya yg tak sengaja menyenggol kayu tersebut hingga....
"Ji apa yg kamu lakukan di sini" bulu kuduk Jinan berdiri, suara bisikan tepat di telinganya membuatnya menoleh dengan terbata-bata, sebelas orang yg tadi ada di dalam kini berdiri di depanya wajah mereka tak terlihat karna tertutup tudung Hoodie yg mereka pakai
"S-siapa kalian"dengan pelan Jinan melangkah mundur melihat sebelas pemuda itu berjalan pelan ke arahnya
"Kami sudah membunuhnya ji... sekarang kamu milik kami"
Jinan membeku, kenapa situasi ini terasa familiar?
"Kalian mencintaiku?"tanya jihoon dengan tatapan kosong
"Sangat, jadilah kekasih kami ji"hyunsuk membawa tangan besarnya membalik tubuh mungil itu perlahan
"Tapi kita sama, dunia punya norma kak"jihoon melangkah mundur tidak dapat menerima hawa dominan yg di keluarkan 11 dominan itu, 11 tatapan tajam mengarah padanya
"Awalnya kamu hanya misi kami tapi ntah kenapa perasaan ini tumbuh di hati kami, kami mencintaimu dan kami tak peduli dengan norma"Hyunsuk Menarik pinggang ramping itu membawa dan manik mereka bertemu mendekatkan wajahnya ke arah wajah si manis matanya perlahan tertutup merasakan 2 benda kenyal itu bertemu, jihoon mendorong bahu hyunsuk
"Kami mohon terima kami park"
Bruk
"Ji!!.."
Tbc.
Terima kasih untuk para readers, see u all
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy (You Are ours)
Short Storyapa kehadiran mereka hanya sebuah kebetulan atau pertanda kebahagian memang ada untuk jinan?