Yoojin meringis saat (Name) menusuk lengannya dengan kuat, karena panik (Name) langsung menjauhkan pisau yang menyatu dengan pulpennya dengan segera. wajah (Name) semakin panik karena darah yang keluar dari lengan Yoojin.
"K-kak, maafkan aku!" (Name) menarik tangan Yoojin untuk pergi kerumahnya, kebetulan rumah (Name) tak jauh dari sana.
(Name) membuka pintu rumahnya dengan tergesa-gesa lalu mengambil kotak p3k serta perban yang ada di dalam kamarnya. (Name) berjongkok di depan Yoojin lalu menunjuk lengan Yoojin.
"Aku akan mengobati lengan kakak," (Name) bersyukur karena hari ini Yoojin memakai seragam berlengan pendek jadi (Name) tak perlu meminta Yoojin untuk membuka seragamnya.
Darah di lengan Yoojin tak berhenti mengalir, (Name) menempelkan kapas yang diatasnya sudah diberi plester. sesudahnya (Name) memperban lengan Yoojin.
"Akhirnya selesai juga." (Name) bergumam pelan sambil tersenyum paksa, "Kakak kenapa diam saja? harusnya kakak bicara padaku bukannya malah diam saja, mana aku tahu itu kakak atau bukan."
"Aku tak menyangka ternyata kau bisa menggunakan pisau dengan baik, Jungoo mengajarimu?" Yoojin memegang lengannya yang sudah diperban oleh (Name).
"Kak Jungoo tak pernah mengajariku berkelahi, apalagi menggunakan senjata tajam. aku sering membaca komik dan menonton anime jadinya aku tahu." (Name) berdiri lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan Yoojin.
Yoojin memutar kursinya lalu duduk didepan (Name) sambil melipat tangannya di depan dada, "Jadi, kau sudah menelepon kak Yoosung?"
"Ah itu, aku nggak meneleponnya hehehe. aku bingung ingin membicarakan hal apa dengannya, lagi pula kak Yoosung sepertinya juga tidak akan nyaman jika aku menghubunginya terus menerus." (Name) tertawa paksa, terlalu canggung berbicara dengan Yoojin sekarang.
Mungkin karena kemarin (Name) baru saja menolak Yoojin, (Name) menjadi sedikit overthinking. bisa saja Yoojin ilfeel dan malas bertemu dengannya lagi, bahkan saat tadi pagi disekolah Yoojin tak menyapanya atau berbicara dengannya sama sekali.
"Kau sangat manis saat tertidur."
(Name) mendelik lalu memegang kepalanya menggunakan satu tangan dengan wajah yang memerah karena malu, "Jadi saat aku tidur kakak memperhatikanku? b*jing*n."
"Aku tak pernah melihatmu tertidur, ternyata lucu juga melihatmu tertidur seperti pagi tadi. semua orang sibuk memperhatikanku dan kau malah tertidur?" Yoojin mencondongkan tubuhnya kedepan dan membungkuk sedikit untuk menatap wajah (Name) lebih dekat.
"Berdoalah agar aku cepat mati, nanti kakak bisa melihatku tertidur selamanya."
"Yasudah ayo kita mati bersama."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐒𝐈𝐒 , yoojin ✓
Romance── 𝘆𝗼𝗼𝗷𝗶𝗻 𝗳𝘁. Fem! readers 𐙚˙ 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ; harsh words, bad temper. © 𝗽𝘁𝗷