new problem

64 6 2
                                    

Setelah aku selesai memperhatikan ghio aku pulang ke rumah selama di jalan semua pikiranku tertuju ke ghio dan mungkin ini yang namanya cinta

*sampai di rumah

" ayah.... Ibu dian pulang nih " berjalan masuk ke rumah

" pokoknya dian harus ikut aku karena aku ayahnya "

" nggak bisa dian harus ikut aku , aku kan ibunya "

" kamu memang ibunya tapi kamu gak bisa bikin dian bahagia "

" kamu tau apa soal bahagia , buktinya aku aja nggak bahagia "

" terserah , dan aku gak mau tau pokoknya dian ikut aku karena aku bisa nurutin kemauan dia "

" cukup cukup " ucapku untuk memberhentikan mereka

" dian , dian mau ikut ayah kan "

" dian pasti mau ikut ibu "

" ayah ibu kalau aku boleh memilih aku tidak mau ikut kalian berdua sungguh benar benar orang tua yang mengecewakan dan kenapa kalian harus pisah ? "

*suasana hening untuk sementara

aku tidak percaya bahwa orang yang bertengkar tadi adalah ayah dan ibu ku sungguh ini membuatku sakit , mereka hanya memikirkan ego mereka masing masing
Perlahan lahan aku mendengar suara seseorang mengetok pintu kamarku

" dian buka pintunya dong , ini aku sari "

" iya sebentar "

" kamu kenapa sih yan kok nangis " menghapus air mataku

" mereka udah gak peduli sama aku " mengalir kembali air mataku

" jangan bercanda deh mana mungkin ada orang tua yang gak peduli dengan anaknya " bingung dengan pernyataan dian

" buktinya orang tuaku sar , mereka mau cerai dan berdebat tentang siapa yang harus mengurusku , mereka berdua ingin mengurusku tapi kenapa mereka harus bercerai "

" kamu yang sabar ya yan , aku yakin kamu pasti bisa kuat " mengelus punggungku untuk menenangkanku dan perlahan aku pun mulai tenang

" yaudah sekarang kamu mandi terus makan dulu , biar kamu gak sakit " ucap sari pelan

" iya yan " mengangguk

" oh iya aku boleh nginep sini gak "

" boleh kok , tapi besok kita sekolah emang kamu bawa baju sekolah "

" kalo itu tenang aja bisa diatur aku boleh minjem hp kamu gak "

" boleh " menyerahkan hpku

Sari telfon

" halo ma ini sari , sari boleh gak tidur di rumah dian "

" emang kamu gak sekolah "

" sekolah sih mam , tapi dian lagi punya masalah besar ma
Orang tuanya bertengkar dan kalo aku ninggalin dian , nanti dia ngelakuin hal yang macem macem "

" ehmm kalo gitu gak papa kamu temenin aja dian sampe dia tenang nanti baju sekolah kamu dianterin pak bejo { supir sari } "

" makasih ma "

" iya baik baik ya sayang jangan nakal "

" tenang aja ma , dah.... "

Sari menutup telfonnya

" gimana sar "

" udah tenang aja aku bakalan nemenin kamu kok "

" makasih ya sar "

Kami pun berpelukan , sungguh sari benar benar sahabat terbaikku dia yang slalu ada disaat aku senang maupun sedih walaupun kami sering berbeda pendapat , sari menceritakan banyak hal hal yang lucu dan itu membuatku menghilangkan sejenak masalahku

" dian pokoknya aku nggak akan ninggalin kamu lagi , aku akan slalu ada buat kamu disaat kamu senang ataupun sedih " ucap sari meyakinkan

" aku benar benar makasih sama kamu sar kamu benar benar sahabat terbaikku , kamu slalu bisa buat aku bahagia dengan kekonyolan kamu skali lagi makasih ya "

" sama - sama "

Hari sudah beranjak malam . Aku dan sari sudah mandi dan kami sedang bermain permainan anak anak . kami seperti kembali menjadi anak kecil tersenyum bahagia dengan mainan tapi aku senang karena sejenak masalahku hilang .

" sar kita ngerjain pr yuk !! "

" ok "

Aku senang ketika sari memutuskan untuk tidur di rumahku jadi kami bisa mengerjakan pr bersama dan semua beban ku menjadi ringan

" dian , aku laper nih kita makan yuk "

" ok perut aku juga udah pada demo nih "

Setelah kami selesai makan kami kembali ke kamar dan menyelesaikan tugas kami yang belum selesai setengah jam kemudian pr kami selesai dan kami membereskan semua perlengkapan sekolah buat besok saat kami beranjak untuk tidur , ada yang mengetok pintu kamarku

Tok tok tok

Aku pun keluar

" sayang kamu ikut ayah ya "

" kamu ikut ibu ajak ya sayang "

" ayah... Ibu... Aku tidak akan ikut kalian berdua jika kalian ingin pisah "

" tapi sayang... Kamu " dian memotong pembicaraan

" stop... Aku mau tinggal dengan kalian berdua tapi tidak jika aku harus tinggal dengan salah satu dari kalian aku lebih memilih untuk tinggal sendirian "

" dian... "

" sudahlah... Dian capek , dian mau istirah tapi terganggu dengan pertengkaran kalian yang seperti anak - anak dian capek dian mau tidur " menutup pintu

Aku melihat sari yang gak percaya dengan kata kataku , aku memang jarang berkata kasar dengan orang lain
Sari memelukku dan mengelus pundakku untuk memberikanku ketenangan . aku merasa lebih baik jadi aku melepas pelukannya . sari memberikanku segelas air

" nih yan minum dulu biar lebih tenang "

" makasih ya sar "

Aku pun bergegas tidur dan sari tetap menemaniku

Sorry yah kalo jelek maklum masih amatir tolong kritik dan sarannya makasih

secret admireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang