Ary menutup matanya, menekan kuat pelipisnya, napasnya tersengal. Gadis itu mundur perlahan, menyandarkan tubuhnya di tembok, sesaat tubuhnya merosot terduduk.
Ary membuka matanya, tangannya meraba dadanya, merasakan jantungnya yang berdegup lebih kencang. Gadis itu berusaha mengatur napasnya.
Setelah merasa cukup tenang, Ary mulai memperhatikan sekitarnya yang semakin ramai. Sirene ambulans mendengung nyaring membelah kerumunan, mencoba mendekati korban kecelakaan.
Ary menutup matanya lagi, bayangan kejadian beberapa saat lalu masih terbayang jelas di kepalanya. Begitupun teriakan orang-orang yang terkejut, seolah tak ingin enyah dari ingatannya. Terus saja berputar dan terngiang tanpa henti dalam kepalanya.
Ary menghela napas cepat, mengambil ponsel dari dalam tasnya, mendial sebuah nomor.[Halo, Ary..] Sapa sebuah suara dari seberang sana.
"R-Rien..." Panggil Ary terbata.
[Ary, kau kenapa?!] Suara itu berseru panik mendengar suara Ary yang tak baik-baik saja.
"T-tolong, Rien.." Pinta Ary memelas, dengih napasnya memburu.
[Kau dimana?!] Tanya suara itu cepat.
"Aku dijalan Radynne." Ary tersengal, matanya memejam kuat. "Cepat Rien, aku takut!"
[Oke, kamu diam disitu saja dan jangan kemana-mana! Aku kesana sekarang!]
"I-yaa.."
Ary menggenggam erat ponselnya, sampai buku jarinya memutih. Jantungnya masih berdegup kencang, gadis itu memejamkan matanya, mencoba menenangkan dirinya sembari menunggu Derien datang menjemputnya.
・━・
"Kau sedang apa?" Tanya ramah seorang wanita yang mengenakan seragam perawat. Ia berjalan kearah jendela, mendekati seorang gadis yang tengah menatap keluar jendela.
Gadis yang mengenakan pakaian pasien itu, berdiri diam menatap lurus keluar jendela.
Perawat itu tersenyum kecil, berdiri disebelah sang gadis, ikut menatap keluar jendela. Angin lembut sore menyentuh wajahnya, aroma obat khas rumah sakit tercampur dalam udara.
"Aku tak akan bertanya apa yang kau lihat, tapi apa kau baik-baik saja?" Ujar perawat itu membuka pembicaraan setelah hening beberapa saat.
Gadis itu menoleh, menatap heran perawat disebelahnya yang menatapnya ramah.
"Kenalkan.." Perawat itu mengulurkan tangan pada gadis dihadapannya. "Namaku Lili, aku perawat yang bertugas mengawasi mu!"
Raut wajah sang gadis seketika berubah, senyum sinis terulas diwajahnya. "Apa yang terjadi padaku?"
"Aah..-" Lili tertegun heran. "Maksudmu?"
"Apa yang terjadi padaku karena kecelakaannya?" Gadis itu bertanya lebih jelas kali ini.
Lili tersenyum paham, "Kau baik-baik saja." Terang Lili masih dengan senyum manisnya. "Kami sudah memeriksa mu, tak ada luka parah"
Gadis itu berdecak sebal, namun kemudian menatap Lili lagi. "Dan korban lainnya?" Tanyanya lagi.
"Korban?" Tanya Lili heran, kenapa pasiennya yang satu ini banyak tanya padahal baru saja sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH
General FictionIni kisah tentang kematian. Dengan tiga gadis yang seolah dipertemukan oleh kematian. Yang pertama, Ary. Seorang gadis yang takut pada kematian, tapi berharap kematian itu cepat menghampiri dirinya. Yang kedua, Diana. Seorang gadis yang...