Chap 3

7 2 0
                                    




   Ary masuk ke rumahnya dan langsung menerobos naik ke lantai dua. Masuk ke kamarnya tanpa toleh kanan-kiri sedikitpun. Gadis itu meletakkan semua barang bawaannya asal, dan bersiap melepas pakaiannya ketika sebuah suara menginterupsinya.

   "Ary!!!" Teriakan yang datang dari lantai bawah itu sanggup membuat Ary menghela napas berat dengan kerlingan muak dimatanya.

   "Ari-yy!!!!"

   Teriakan itu kembali terdengar, tak akan berhenti sampai Ary mendatangi asalnya.
   Gadis itu merengut sebal dan berdecak malas. Astaga, ia bahkan belum sempat melepas jam tangannya. Tapi pemilik suara sepertinya tak peduli, dan memang begitu adanya.

   Ary membuka pintu kamarnya dan berjalan kearah tangga.

   "Ya, ma?!" Sahutnya pasrah, tak bisa menyembunyikan nada kesal dalam suaranya.

  
   "Kau lihat adikmu? Dia belum pulang dari tadi.." Seorang wanita tengah baya mendongak menatap Ary dengan raut khawatir yang kentara diwajahnya.

   "Tidak.." Ia mendengus muak, menahan ledakan emosi dalam dirinya.

   "Cari dia Ary!" Suruh wanita itu kemudian, menatap tak acuh pada Ary. "Mama khawatir padanya.."

   "Ma, aku capek. Aku bahkan baru pulang..!" Ujar Ary menolak, ia benar-benar merasa kelelahan dan tubuhnya terasa ngilu.

   "Cari dia, Ary!" Kekeuh sang mama sembari mendongak, menatap Ary dengan raut kesal karena penolakan sang gadis. "Ini sudah malam.."

   "Kau bisa menelponnya, ma.." Saran Ary dengan bibir berkedut kesal, giginya bergemeretak.

   "Ponselnya ketinggalan.."

   "Nanti pasti pulang" Ujar Ary, tak mampu menahan suaranya yang naik satu oktaf. Kekesalannya telah mencapai ubun-ubun. "Biasanya juga seperti itu.."

   "Ya, tapi tetap saj-"

   "Aku pulang!!"

   Sebuah suara menghentikan perdebatan mereka yang tak ada habisnya. Sang ibu langsung berlalu dan terburu-buru menuju kearah suara, meninggalkan Ary begitu saja.

  
   Ary memutar bola mata jengah, membuang napas kesal, menahan diri untuk tidak berteriak marah. Gadis itu segera melangkah kembali ke kamarnya.

   'Selalu saja bocah itu!' Gerutunya dalam hati, mengalihkan perasaan tak nyaman yang mencuat dalam perutnya.


・━・




   Ary Beverly Cheorant, seorang gadis cantik berambut panjang lurus dengan gelombang diujungnya. Seorang gadis yang tengah melanjutkan studi semester tiga disebuah kampus terbaik di kotanya.

   Ayahnya seorang profesor, bekerja dibeberapa kampus terbaik negeri. Termasuk kampus Ary sekarang, dia juga seorang orator yang sering memberi presentasi melalui seminar-seminar dibanyak kota, dalam maupun luar negeri.

   Lalu ibunya, seorang kepala sekolah disebuah high school terbaik di kotanya.

   Sayangnya, yeah.. sayangnya.

   Ary tak begitu menikmati hidupnya, terutama sejak adiknya lahir. Ia seolah kehilangan kebahagiaan dirumahnya sendiri.
   Dan ini semua karena adiknya.

   Ary tak menyukai adiknya, Ary teramat iri pada adiknya. Ary membenci sang adik.

   Seorang pemuda tampan dengan segudang prestasi gemilang, adiknya sang bintang keluarga yang selalu di elu dan dibanggakan. Kesayangan orangtuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang