Prolog

7 6 0
                                    



   Yumi melempar laptopnya ke belakang, kemudian menginjak keras pedal gas, melajukan mobilnya cepat. Tekadnya sudah bulat, target bantuan-nya kali ini adalah mobil mewah dengan plat 3158 WM, yang dikendarai tiga orang gadis.

   Jangan lupakan, satu dari tiga gadis itu adalah musuh terbaiknya di fakultas. Ia tak peduli, meski ada dua gadis lainnya yang tak ada sangkut pautnya dengan dirinya.

   Lagipula yang diinginkannya adalah kematiannya sendiri.




   "Diana didepan, ya Kak!" Pinta Diana pada dua kakak sepupunya itu.

   "Tentu.." Sahut salah satunya. " Aku mengantuk, aku akan tidur dibelakang.." Ujarnya masuk kedalam mobil, tak lupa melempar kunci mobil pada sepupunya yang lain.

   Menangkap lihai lemparan kunci, gadis itu membuka pintu pengemudi. "Ayo, Diana!" Panggilnya sembari masuk kedalam mobil. "Aku yang menyetir"

   "Uhm!" Diana mengangguk riang, ikut masuk kedalam mobil. Duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi, tangannya menggapai radio di dashboard kemudian menyalakannya.

   Mobil melaju sedang dengan alunan lagu dari radio.





   Ary melangkah keluar dari gedung studio foto, berjalan santai menyusuri trotoar jalan. Kemudian langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis kecil yang terduduk ditengah jalan.

   Ary mengulas senyum kecil, melangkah mendekati anak itu dan berjongkok dihadapannya.

   "Apa yang terjadi, anak manis?" Tanya Ary ramah pada anak kecil itu.

   Gadis itu mendongak dengan mata yang berkaca-kaca, terisak dengan hidung yang memerah.

   "Permen ku hilang, Kak!!" Rengeknya mengadu.

   Ary tersenyum, mengeluarkan batangan coklat dari dalam tasnya. Kemudian menyodorkannya pada gadis kecil dihadapannya itu.

   Mata gadis kecil itu terbuka lebar, berbinar senang. Matanya memandang Ary dan batangan coklat bergantian, sisa air mata membekas di pipi bulatnya.

   "Buat aku, Kak?!"

   Ary mengangguk meyakinkan gadis kecil itu. "Ya, ambillah.."

   Gadis kecil itu menerima batangan coklat dari Ary dengan riang. "Ma'kasih, Kak!"

   "Sama-sama.."

   "Dadah Kaka cantik, aku pergi dulu ya!!" Pamit gadis itu melambaikan tangan pada Ary, berlalu pergi.

   Ary tersenyum, balas melambaikan tangan.

   Ary kemudian mengedarkan pandangannya, menyisir jalanan. Mencari taksi yang berhenti.



   Dari arah timur jalan, sebuah mobil sport hitam tampak melaju kencang, dan dalam sekejap menghantam sebuah mobil lain yang melaju dari arah berlawanan. Tak ayal, kedua mobil ringsek dengan benturan keras.

   Semua orang terdiam kaget, namun sejurus kemudian teriakan kaget saling bersahutan. Tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, tapi apa mau dikata. Semua itu sudah dan memang terjadi.

   Tak lama beberapa mobil polisi dan ambulans sampai dilokasi, dengan sirene yang memenuhi udara bersama aroma terbakar dan abu yang melayang.

  

   Dan, itulah yang terjadi.
   Kejadian yang disertai kematian.
   Seolah, mempertemukan ketiga gadis itu.

Prolog end.

Fia_Armh.
Al_anndr.
SeMaRa_10C00.

  

  

DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang