—🦩—
—🦩—
•
•
•Should we start this?
•••
For the beginning this NOT REALLY warning area—hope you enjoyed—
____________________________Gadis itu terlihat serius memperhatikan apa yang dilakukan Ibunya. Sejak tadi Brilliantza hanya duduk diam memperhatikan [Name] yang sibuk mengurus berkas bisnis dunia bawah milik mereka. Selama bocah itu tidak menganggu sebenarnya tidak masalah bagi [Name], tapi lama-lama dia juga risih terus di tatap oleh putrinya.
"Apa kau tidak punya kegiatan lain?"
Brilliantza menggeleng cepat dan kembali serius menatap ibunya. Tubuhnya berdiri dan bergerak mengambil dokumen yang disiapkan ibunya, berusaha untuk mencoba membantu membereskan kertas-kertas tersebut.
"kau kenapa? kepalamu tergores?"
"Tidak kok, aku cuma mau membantu kaa-sama."
"Aneh..." [Name] menyipit sesaat sebelum menggelengkan kepalanya dengan helaan nafas tidak peduli. Sepertinya ada yang salah dengan kepala putrinya, karena tidak biasanya bocah itu bersikap tenang. Biasanya putrinya akan selalu heboh dan berisik dimanapun berada, kecuali memang kepalanya sudah tergores.
"Kaa-sama..."
[Name] mendengar dengan jelas Brilliantza yang di sebelahnya memanggilnya pelan. Dirinya hanya diam menanggapi dan membiarkan gadis itu untuk berbicara lebih lanjut.
"Kaa-sama, kenapa kaa-sama bisa menikah dengan unggas itu?" Suara brilliantza terdengar santai dan tenang, tangannya masih sibuk mengatur berkas secara asal-asalan. Mencoba terlihat seperti orang yang serius.
"Kenapa bertanya?"
"Ingin saja..."
Mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan putrinya membuat helaan nafas [Name] kembali terdengar. Tangannya bergerak mengambil berkas tidak beraturan yang di susun brilliantza dan kembali merapihkannya.
"kalau begitu jawabannya sama, ingin saja..."
Brilliantza menolehkan wajahnya menatap Ibunya dengan bingung. Jawaban macam apa itu, sama sekali tidak menjawab memangnya bisa seperti itu ya? Raut wajah gadis itu berubah menekuk perlahan dan terlihat tidak puas dengan jawaban Ibunya.
"Jawaban kaa-sama aneh"
"Justru pertanyaanmu yang aneh..." [Name] bergerak mengambil semua berkas yang sudah tersusun dan berbalik untuk pergi ke ruangan lainnya. Sebelum beranjak, tangannya dia sempatkan untuk mengelus kepala putrinya dengan pelan.
"Pergilah pada baby5 dan obati kepalamu yang rusak itu."
Brilliantza hanya mendengus dengan sedikit kesal karena pertanyaannya tidak di jawab. Lagipula kepalanya tidak sakit, kenapa juga harus di obati. Matanya menatap Ibunya yang pergi menghilang dari balik pintu. Sekarang hanya dia sendirian, tidak ada pilihan lain selain mengikuti apa yang di katakan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Doffy x Reader | Oneshoot Collection
RandomHanya kisah mereka berdua, tanpa ada orang lain di dalamnya. Kisah sebagai pasangan iblis yang sesungguhnya. Sesuatu hal yang humoris bahkan dewasa romantis mungkin akan disajikan di buku ini, harap berhati-hati saat membaca. ⚠️ 21++ Story by : awri...