Chapter 17

92 14 1
                                    

Kenji, kepala kepolisian dengan wajah kepala anjing, berpikir ini adalah kasus yang paling sulit dan rumit pada saat yang sama.

Insiden Hosu telah menghancurkan beberapa kota menjadi kepanikan massal. Nomus ada di mana-mana, menghancurkan bangunan dan melukai orang lain. Setiap hero yang hadir tentu saja bisa membantu, bahkan memanggil mereka yang berasal dari daerah lain. Kemudian Mizushima Masaki dikenal sebagai Hero Manual dengan panik melaporkan bahwa Stain ada di Hosu dan siswa magang nya, Iida Tenya tidak terlihat di mana pun.

Nama itu segera membunyikan bel. Iida. Korban sebelumnya dari Hero-Killer. Dia tidak mati, tetapi kariernya sebagai Hero sudah berakhir. Tenya, adik Tensei akan tamat riwayatnya. Stain berada di dekat keributan. Itu hanya bisa berarti anak berkacamata itu mengejar si maniak pembunuh dan sedang dalam perjalanan untuk membalas dendam.

Untungnya, Eijiro cukup pintar untuk mengirimkan petunjuk arah ke ponsel Gran Torino, mengarahkan mereka ke lokasi yang tepat di mana pertempuran itu terjadi. Ketika Gran Torino tiba dengan beberapa pro hero yang tersedia tiba di tempat kejadian, jantung mereka sedikit berdebar. Tiga siswa UA ada di sana, terkulai tak bernyawa di atas tanah yang dingin dan keras. Bersama dengan Native yang terluka, disandarkan ke dinding, dan Stain meringkuk di tengah lokasi. Mereka mengira semua orang sudah mati. Bahwa mereka sudah terlambat untuk membantu anak-anak pemberani (bodoh) dalam upaya mereka menahan villain. Manual dengan gemetar berlutut ke Shoto yang tidak bergerak dan menekan jari-jarinya di lehernya. Lalu, dia menghela nafas panjang dan lega dan memberi tahu yang lain, kalau ke 3 siswa baik-baik saja. Hanya tidak sadar. Bahkan Stain termasuk.

Itulah yang dia dengar dari para saksi saat Kenji menatap setiap anak dengan tatapan paling keras yang bisa dia buat. Apa yang mereka lakukan benar-benar ceroboh. Stain telah membunuh banyak hero yang lebih kuat dan cakap dan mereka pikir hanya karena mereka memiliki quirk yang mencolok, mereka bisa mengalahkannya? Daripada menghadapinya dari dekat, mereka seharusnya tetap di lokasi patroli dan memanggil yang lain. Eijiro memprotes dan berkata mereka tidak bisa membiarkan temannya mati sambil menunggu bantuan. Kalau begitu gunakan quirk kalian untuk menjauhkan masing - masing dari bahaya. Menyelamatkan, bukan melawan balik. Shoto bisa meluncur menggunakan esnya. Dan Eijiro telah berlatih untuk menggunakan kekuatannya secara efisien sejak awal masa magangnya, memperkuat kakinya dan memberinya kecepatan yang setara dengan keluarga Iida. Mereka seharusnya menggunakan strategi itu untuk merebut para korban (dalam hal ini Native dan Tenya) , lalu menjauh dari medan perang dan lari dari sana secepat mungkin.

Anak-anak naif ini menundukkan kepala karena malu ketika Kenji mengungkapkan solusi yang jelas itu ke wajah mereka, sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan kali ini. Kenji mendengus, bukan marah tapi karena lelah. Ini lah masalah Hero zaman sekarang. Segera pergi langsung bertarung alih-alih melarikan diri menyelamatkan korban dulu. Tentu, alasan mereka mulia, bahkan bisa dianggap Terpuji. Dan walaupun dia terkesan bahwa mereka bisa bertahan melawan Stain untuk sementara waktu, namun itu juga akan menjadi malapetaka mereka suatu hari nanti. Mereka seharusnya menyadari tugas utama seorang hero adalah menyelamatkan orang lain. Bukankah si pirang kurang ajar bernama Katsuki itu menekankan hal itu dalam pidatonya di Festival Olahraga?

Untungnya, mereka mengalahkan Stain sebelum sang Hero-Killer dapat melukai mereka dengan ganas dan memberi Native perawatan pertolongan pertama yang menyelamatkan nyawanya meskipun mereka segera fokus pada pertarungan. Kenji mendapat izin mereka untuk membiarkan para hero mendapat pengakuan penangkapan Stain daripada para siswa ini, tidak ingin media menghujat mereka karena menggunakan Quirk mereka secara ilegal dan dipenjara meskipun mereka hanya ingin menyelamatkan teman mereka. Saat dia berbalik ke arah pintu dan siap untuk kembali ke kantor, Shoto bergumam dengan bingung.

"Tapi aku tidak ingat pernah mengalahkan Stain. Aku juga tidak merawat Native. Apakah itu kamu, Kirishima?"

"Nu-uh. Mungkin ada hero yang datang untuk menyelesaikan pekerjaan?"

Sekarang, itu menarik.

Apakah itu berarti orang lain telah menyelamatkan mereka ber 4 hari itu? Apakah anak-anak itu benar-benar pingsan sebelum mereka berhasil mengalahkan Stain? Lalu siapa pun itu telah membela mereka.

Lalu, dimana pria itu? Atau perempuan? Mengapa dia tidak ada di sana ketika para hero muncul di lokasi? Tetap diam dan memberi mereka penjelasan tentang apa yang terjadi di gang itu? Entah itu Underground Hero yang tidak ingin media merekam keberadaan nya. Atau itu sama sekali bukan hero.

Vigilante ?

Dia pikir dokumen tidak akan bertambah sekarang karena masalah penggunaan Quirk Ilegal sudah selesai. Tapi sepertinya, bukan itu masalahnya. Tsuragamae Kenji mengerang.

Benar-benar kekacauan yang rumit.

Author note deer

Yaaahh, maaf guys. Stain hidup. Sayang sekali, para hero datang jauh lebih cepat dari yang seharusnya. Atau Izuku akan punya waktu untuk menghabisinya selamanya~

Jangan khawatir. Izuku akan membunuh seseorang suatu hari nanti (tidak, tunggu, author. Itu salah! :'D )

Sekarang Izuku melawan balik, hukum akhirnya berlaku padanya, bahkan jika dia Tanpa Quirk. Tapi itu, jika penegak hukum berhasil menangkapnya '3'~

DeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang