Deer

Chapter 22

Pesan dari author deer

Saya : *dengan bahaggisa membaca beberapa fanfic BnHA*

Otakku : "Toga suka darah, kan?" Apa menurutmu dia suka melihat darahnya sendiri? Apa menurutmu dia punya dorongan bunuh diri? Bagaimana jika...Izuku menyiksanya sampai dia pada dasarnya berenang dengan darahnya sendiri, akankah dia menyukainya atau akankah dia membencinya ? Dan menyadari bahwa korbannya tidak suka ketika dia "menyiksa" mereka? Bahwa dia akhirnya menyadari bahwa berada di ujung pisaunya adalah hal menakutkan yang pernah terjadi pada mereka?"

Saya : *menatap otak saya dengan tatapan menghakimi*

Otakku : "Apa? Jangan bohong. Akui saja kalau idenya menarik dan kamu mau bikin fanfic berdasarkan headcanon ini"

Saya : "....benar"

Seperti yang bisa Anda lihat dari "percakapan" saya dengan otak saya yang terkadang sadis, chapter ini akan sedikit gore. Namun, saya bukan tipe orang yang menulis cerita thriller, jadi menurut saya ceritanya tidak akan seseram yang saya bayangkan. Ngomong-ngomong, saya tidak keberatan jika pembaca benar-benar melewatkan bab ini. Hanya mengatakan. Singkatnya, Toga ingin menggunakan "persuasi" versinya kepada Izuku tetapi Izuku malah melakukan pull uno reverse card.

===================================

Himiko senang mendapat teman baru di tempat yang suram ini.

Oh, jangan salah paham. Semua orang di sini sangat menyenangkan. Tomura kadang-kadang membiarkannya bermain game dengannya, meskipun dengan enggan (tampaknya, Himiko adalah satu-satunya di sini yang tahu apa itu konsol). Twice tidak pernah gagal menghiburnya dengan pertunjukan "kepribadian ganda" nya. Dabi menyenangkan untuk digoda, terutama jika dia mulai membiru dan mengancam akan membakarnya dengan quirk nya . Compress adalah artis jalanan, cukup dikatakan. Kurogiri memberinya jus terbaik yang pernah ada. Spinner dengan senang hati memberinya tur ke koleksi pedangnya (dan memberinya beberapa jika dia sangat murah hati). Dan Magne adalah temannya di "malam perempuan", karena dia tahu tren terbaru dari segala sesuatu yang gemerlap.

Tetapi tetap saja. Terkadang, dia berharap dia punya teman seusianya.

Dan kejutan, kejutan! Midoriya Izuku cocok dengan harapan nya!

Himiko melompat riang ke ruang bawah tanah dan menyeringai lebar ketika dia melihat Izuku dengan rambut tergerai, diikat dengan borgol. Rantai pendek itu terkubur di dinding bata sementara borgol itu sendiri memeluk kedua tangan Izuku. Kepalanya menunduk, tidak mengenakan apa pun selain tank top hitam dan boxer (Kurogiri memutuskan untuk menelanjangi Izuku sehingga tidak ada lagi senjata tersembunyi yang disembunyikan. Semua orang terkejut melihat berapa banyak kunai, shuriken, dan senbon yang dia bawa. Sejujurnya , di mana dia menyembunyikannya?) dan perban di sekujur tubuhnya (Dabi dan Tomura memutuskan untuk melukainya sedikit untuk aksi yang dia lakukan ketika dia bangun). Gadis pirang itu menjerit bersemangat, menatapnya. Karena Izuku terlihat sangat menggemaskan, dengan semua luka yang mengotori kulitnya.

Dan hari ini, Himiko terkikik sekali lagi saat dia melepaskan salah satu pisau kesayangannya dari kantong pinggang nya, karena giliran dia untuk menghiasnya dengan warna merah yang cantik.

Dia mendekat, pujian (tentang betapa cantiknya dia terlihat dengan semua warna merah) sudah keluar dari mulut mungilnya. Menanyakan secara retoris apakah dia ingin bergabung dalam tujuan mereka dan menjadi temannya sekarang setelah dia bermandikan warna favoritnya. Izuku tidak menjawab. Dia tidak berteriak ketika Toga memberikan sedikit tekanan pada sayatan yang dia buat di pipinya. Terus saja melotot dengan mata kosong (mati) dengan alis berkerut itu. Dan bukankah itu reaksi yang patut dipertanyakan juga. Dia mengerang kesakitan di sana-sini saat Dabi membakarnya atau saat Tomura mengubah setengah inci lehernya menjadi debu. Atau saat Himiko membelah kulitnya. Tapi itu saja. Dia tidak berteriak. Tidak meminta penyiksa untuk berhenti. Selain dari gerutuan diam, hampir seperti remaja ini kebal terhadap rasa sakit.