Bab 11

43.7K 3.1K 219
                                    

Teman2, bab ini saya nulisnya dalam sekali duduk dan nggak diedit lagi. Jadi mohon maaf jika feelnya kurang berasa ya.

Happy reading :*

............................

"Ngantuk?" tanya Ata yang rupanya telah memalingkan wajah dari televisi ke arahku. Sepertinya aku menguap sangat lebar tadi, sampai-sampai dia yang biasanya cuek pun menjadi teralihkan.

"Iya," balasku pelan sambil menggelengkan kepala untuk menepis rasa kantuk. "Padahal tadi sudah cuci muka dua kali. Baru jam delapan malam gini aja sudah ngantuk banget." Kusandarkan kepala pada punggung sofa panjang yang kami duduki di ruang tengah.

"Kamu kecapean kali," sahutnya sambil terus mengamatiku. "Besok aja lanjutin ngoreksinya. Tidur aja gih."

Aku kembali menegakkan punggung dan menggelengkan kepala sambil menggenggam lembaran kertas ulangan para murid dengan erat. Takut Ata akan merebutnya dan mengusirku untuk kembali ke kamar dengan paksa.

"Nggak bisa, aku sudah janji untuk membagika hasil ulangan mereka besok. Sisa satu kelas lagi juga, masa yang lain dibagikan sementara kelas yang satu ini diundur."

Ata menatapku beberapa saat. "Dari tadi aku perhatiin kamu kayaknya sudah nggak bisa konsen lagi, sudah mengecil aja itu mata. Nanti salah koreksi gimana?" Ia lalu menggeser duduknya ke dekatku. "Sini aku bantu sebagian, biar cepat selesai."

Aku menjauhkan kertas-kertas di tanganku. "Nanti penilaiannya beda gimana? Siapa tahu aku lebih bermurah hati sementara kamu rada kejam. Bisa-bisa diprotes besok akunya," tolakku setengah bercanda.

"Aku kejam ya?" Ata tersenyum geli dan menatapku dengan sorot mata usil. Sebelah lengannya diletakkan di atas punggung sofa, sementara tubuhnya lurus-lurus menghadapku. Posisi yang pas untuk menyerang mangsa kalau dia sedang dalam mode mesum. "Coba kejamnya gimana? Kejam kalau lagi di kamar kayaknya punya arti yang berbeda deh."

"Ata ih, ngomong yang lurus-lurus aja," tukasku sambil menunduk malu. Tapi bibirku pun juga ikut menyunggingkan senyum, membenarkan kata-katanya.

Ata terkekeh pelan melihat caraku menghindari obrolan mesum yang ingin dimulainya itu. "Oke, kembali ke jalan yang benar. Kamu kan sudah membuat kunci jawabannya, jadi aku bisa ngikutin poin-poin yang kamu buat. Bukan masalah kan kalau aku bantu kamu?"

Aku menatapnya sambil tersenyum penuh rasa terimakasih. "Makasih ya, kamu baik banget. Cuma aku tau belakangan kamu pun juga sibuk, aku gak mau ngerepotin kamu. Lagian kan kamu juga lagi nonton."

"Nggak ngerepotin kok, aku juga nonton asal-asalan. Nggak ada yang menarik." Ata memajukan tubuhnya untuk meraih beberapa tumpukan kertas yang kuletakkan di sisi lain tubuhku yang jauh dari jangkauannya. "Aku bantu, nggak boleh nolak ya," ujarnya lalu meraih beberapa kertas ulangan siswa.

Tidak bisa lagi menolak, akhirnya kubiarkan saja Ata membantuku memeriksa kertas-kertas tersebut. Tapi baru saja ingin memulai kembali memeriksa setelah selesai membagi tugas dengan Ata, aku kembali menguap. Entah kenapa rasa kantuknya tak tertahankan. Takut akan jatuh tertidur dengan sendirinya dan membiarkan Ata seorang diri yang menyelesaikan tugasku, aku pun berdiri untuk kembali mencuci muka ke kamar mandi.

"Cuci muka lagi?" tanya Ata dari atas kertas yang ia letakkan di pangkuannya dan menatapku heran.

"Iya, ngantuk banget," jawabku sambil mengucek mata.

"Sini, daripada bolak balik cuci muka aku punya cara lain yang bisa bikin kamu nggak ngantuk lagi." Ata menepuk tempat kosong di sebelahnya. Memerintahkanku dengan isyarat agar kembali duduk di sebelahnya.

Jodoh Gak Kemana [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang