Bab 15 b

25.4K 2.7K 320
                                    


Makasih komen2 yang bikin senyum kemarin. Maaf ya belum sempat balas satu2, tapi percayalah, komen lucu kalian adalah penyemangat terbaik bagi saya untuk melanjutkan cerita ini. Jadi please jangan sebut "lanjut" "next" dan sejenisnya saja ya. Terimakasih :"

Ehm satu lagi, yang kemarin mengajukan diri untuk jadi calon istri Risyad siapa saja? Tolong tunjuk tangan dong. Mau didata untuk diajukan ke Kanjeng Tante. Hehe :D

------------------------------------------------------------------------------

Aku dan Ata kini tengah berbelanja untuk acara memasak hari ini. Banyak sekali yang harus kami beli dari catatan yang diberikan tante Ratna tadi. Sambil menggenggam catatan, kutolehkan kepala ke kiri dan ke kanan sementara Ata mendorong troli di sebelahku. Beberapa bahan yang dicatat tante Ratna telah mengisi troli yang didorong olehnya.

"Sudah semua belum?" tanya Ata setelah aku mencentang habis kertas belanja di tangan.

"Satu lagi." Aku meraih beberapa ikat kangkung dan memasukkannya ke troli. "Selesai," kataku kemudian.

Ata menghela nafas lega. "Kita memang harus buru-buru pulang ya?" tanyanya dengan wajah tak suka. Pesan tante Ratna yang mengatakan 'nggak pake lama' sebelum kami pergi tadi tampak mengganggunya. Ata bilang kami seakan sedang mengikuti perlombaan saja karena diberi batas waktu.

"Tadi kan tante bilangnya nggak pake lama, Ta," kataku tersenyum menatapnya. "Kamu masih mau cari sesuatu lagi?"

Ia menganggukkan kepalanya. "Kemarin aku menghabiskan stok makanan ringan yang kamu beli waktu itu. Aku mau beli lagi."

Ata suka sekali makan belakangan ini. Ngemil lebih tepatnya. Aku sedikit khawatir kalau-kalau nanti perut ratanya itu berubah jadi buncit. Karena itu akhirnya aku pun menyisipkan makanan ringan yang sehat untuknya di antara tumpukan camilan yang disukainya itu.

"Oke, sebentar ya. Kita ke sana dulu," kataku lalu berjalan menuju rak pendingin sementara Ata menyusul di belakang. Tak masalah jika kami sedikit terlambat, tante mau ngomel-ngomel juga aku sudah kebal.

"Kamu mau yang mana?" tanyaku saat Ata telah berdiri di sebelahku.

"Yang stroberi," jawabnya.

Aku tersenyum sambil meraih masing-masing lima cup ukuran sedang untuk plain yogurt dan lima untuk rasa stroberi. Untungnya Ata tidak membenci yogurt. Dan tampaknya hingga saat ini masih menyukai yang rasa stroberi, persis saat pertama kali aku bertanya padanya dulu. Manis sekali, seperti anak kecil. Dia bilang yang rasa stroberi lebih enak.

"Yang botol juga," kata Ata seraya menunjuk apa yang dia inginkan. "Kalau yang cup itu kayaknya enak dijadikan puding biskuit kayak yang kamu bikin waktu itu."

"Oke, Bos," kataku lalu memasukkan juga beberapa botol yogurt ke dalam troli.

Saat sedang asik-asiknya, tiba-tiba seseorang mendekati kami dan menyapaku.

"Fifa. Fifa kan?"

Aku mengangkat kepala dan menemukan Diaz tengah menatapku sambil tersenyum.

Muncul dari mana dia?

"Apa kabar?" tanyanya sok ramah. "Sudah lama banget ya nggak ketemu."

Mimpi apa aku semalam hingga akhirnya hari ini bertemu dengan lelaki menyebalkan satu ini. Oh coba Sonia ikut bersama kami tadi, pasti segalanya akan lebih seru.

Aku mengerjap mengurangi rasa terkejutku. "Baik, kamu apa kabar?"

"Masih sama seperti dulu," jawabnya sambil mengangkat bahu. "Kamu sama siapa?"

Jodoh Gak Kemana [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang