1 - adam

4K 179 0
                                    

"Adam?"

Nama itu melayang di udara, setengah terucap oleh seorang perempuan bergaun silk aquamarine blue yang menari sendirian dengan gelas sampanye berkilauan di tangan kanannya. Setiap kali ada pria mendekat, ia hanya tersenyum tipis sambil menggumamkan nama yang sama. Namun tak ada yang membuatnya berhenti. Musik jazz remix Unforgettable oleh Nat King Cole mengalun lembut di udara, membungkus lantai dansa yang kini lebih lengang setelah puncak pesta usai. Tangan kanannya terangkat saat ia mengalungkan lengan ke leher pria dengan potongan rambut buzz cut yang terkesan ceroboh.

Pria itu tersenyum tipis, jelas tidak ingin melewatkan kesempatan. "Sayangnya gue bukan Adam. Tapi kalau lo mau, gue bisa jadi Adam lo malam ini," nadanya nakal terlatih.

Perempuan itu menghela napas panjang, membuatnya terdengar mirip derai tawa bosan sambil bergoyang sedikit terlalu jauh. Hampir saja jatuh kalau pria itu tidak cepat merengkuh pinggangnya. Mereka menari dengan gerakan lambat, lebih mirip orang yang tersesat di lantai dansa sampai bergerak ke pojok, jauh dari kerumunan—tempat di mana obrolan genit biasanya menguap seperti gelembung sampanye.

Seluruh lantai dansa telah penuh sehingga beberapa orang menari hingga ke luar lantai. Suasana after party sangat ramai, namun beberapa orang mulai pergi setelah perayaan diakhiri dengan momen spesial ketika pengantin memotong kue pernikahan dan membagikan kepada tamu sebagai tanda terima kasih atas kehadiran dan dukungan mereka. Kini, yang tersisa di lantai dansa hanya orang-orang terdekat saja, namun beberapa wajah baru justru datang, tak mengijinkan pesta berakhir.

Percakapan menggulir mulai dari Albuquerque Ballon Festival, yang jadi topik bukan balonnya tapi siapa yang dibawa ke sana. Pasti ada rumor baru tentang siapa sedang mendekati siapa, menebak the next engagement berujung membicarakan NYFW Bridal.

Dan di bawah cahaya fairy lights, di antara pohon-pohon palem yang tinggi saat meja-meja panjang yang dihias dengan satin putih mulai kosong hanya hidangan sisa yang terlupakan, seorang pria tiba-tiba muncul. Suaranya tegas. "Get lost!" Pemiliknya menujukan tatapannya ke pria yang sedang merangkul perempuan berambut sebahu.

"Ck, siapa lo?"

Pria yang muncul tidak terburu-buru menjawab. Dengan kemeja putih yang lengannya tergulung, gaya rambut messy flow yang disengaja dan janggut tipisnya memberi kesan baru saja keluar dari set film Hollywood. "Adam," jawab pria itu santai, itu sudah cukup. Namanya sendiri adalah jawaban atas segalanya malam ini.

Buzz cut melotot, akhirnya ogah-ogahan mundur dan perempuan tadi berpindah ke rangkulan Adam. "Makanya jaga cewek lo!" Ia berdecak sebelum akhirnya terpaksa menelan harga diri, pergi menuju bar di pojok seberang.

"Sara?" Adam memanggil, suaranya hampir tenggelam oleh riuh musik yang masih menyemangati udara. Jarinya menyentuh pipi perempuan itu dengan kehatian-hatian. Matanya melintasi wajah yang dulu begitu akrab. Familiar, meski waktu telah mengubahnya sedikit. Bibir itu—bibir penuh yang kini menggumam tak jelas, mungkin berbicara dalam mimpinya sendiri. Beralih melirik Piguet di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul satu malam, lalu mengedarkan pandangan. "Teman kamu di mana?"

Tak ada jawaban. Sara beralih semakin erat memeluk lehernya jadi bantal empuk yang tidak ingin dilepaskan.

Pria itu sedikit meliukkan tubuh saat mendadak merasa basah di punggungnya, sadar bahwa itu adalah tumpahan sampanye dari gelas Sara. "Bagus. Gue benar-benar cari masalah malam ini." Dengan satu gerakan cekatan, ia menyingkirkan gelas itu dan memindahkan Sara ke posisi lebih nyaman dalam pelukannya. Merasa tidak nyaman dengan kemeja putihnya yang basah, Adam berniat kembali ke The Eden Resort, yang memiliki pemandangan laut di samping taman tempat after party. Membawa tas kecil Sara di lengannya.

A Sweeter PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang