Chapter 23 : Pemuda Bodoh VS Presiden yang Sombong

44 6 0
                                    


Ketika Ke Xun keluar dari kamar mandinya, dia menemukan Mu Yiran sedang berbicara di telepon. Suara lawan bicaranya sangat pelan dan sepertinya dia berbicara dalam bahasa Inggris.

Ke Xun menyelinap ke kamar tidurnya dan merapikan tempat tidur. Dia kemudian mengambil ponselnya sendiri dan kembali ke ruang tamu. Melihat Mu Yiran masih berbicara di telepon, dia menggunakan isyarat untuk menunjukkan bahwa dia akan keluar sebentar.

Dengan membawa tas pakaian yang berisi setelan dan kemeja Mu Yiran, Ke Xun pergi ke binatu. Dia juga mengunjungi toko kelontong di dekatnya. Pada saat yang sama, dia menerima telepon dari Wei Dong.

Wei Dong: "Apa yang sedang kau lakukan?"

Ke Xun: "Membeli c...."

Wei Dong: "Sial! Kau sudah berhasil mengantonginya?!"

Ke Xun: "... Membeli pakaian. Bisakah kau biarkan aku menyelesaikan kalimatku sebelum bereaksi? Reaksimu terlalu berbahaya, ah."

Wei Dong: "... Sial, seolah-olah aku bisa lebih berbahaya darimu? Siapa yang tahu apa yang kau rencanakan untuk dilakukan pada pria itu, membawanya pulang dengan tiba-tiba."

Ke Xun: "Cepat katakan apa yang ingin kau katakan. Ge di sini masih ada barang yang harus dibeli."

Wei Dong: "Untuk apa kau membeli pakaian?!"

Ke Xun: "Untuk dia pakai. Dia mungkin tidak akan bisa pergi malam ini. Sudah terlambat untuk membeli tiket kereta dan pesawat sekarang."

Wei Dong: "Yo, kau bahkan sudah tahu di mana dia tinggal. Kau adalah pemain yang terampil."

Ke Xun: "Sudahlah. Aku hanya tahu dari mana asalnya karena aku melihatnya di kartu nama di sakunya."

Wei Dong: "Oh? Katakan padaku, apa pekerjaan Bos Mu? Apa dia benar-benar bos perusahaan atau dia seorang idola?"

Ke Xun: "Bagaimanapun, dia pasti seorang 'bos'. Mengenai seberapa besar 'bos' dia, aku harus mengenalnya untuk mengetahuinya."

Wei Dong: "Kau tidak bermaksud seperti yang aku pikirkan saat kau mengatakan 'mengenalnya', bukan?"

Ke Xun: "... Baiklah, kau menang. Kau bisa mati kapan saja sekarang dan kau masih punya pikiran untuk berpikir kotor."

Wei Dong: "Apa lagi yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa memeluk paha ibuku dan menangis selama tiga belas hari ke depan. Ayahku berkata bahwa hidup ini singkat, jadi kita harus melakukan apa yang ingin kita lakukan. Delapan belas generasi Keluarga Wei ku sebelum aku semuanya tetap tersenyum sampai akhir. Meskipun aku tidak berpikir aku bisa tersenyum sampai akhir, setidaknya aku bisa bersikap vulgar."

Ke Xun: "... Kata-kata ayahmu cukup berani. Terserahlah, lanjutkan dengan pikiran kotormu. Jika tidak ada yang lain, aku akan menutup telepon."

Wei Dong: "Jadi 'bos' seperti apa Bos Mu itu?"

Ke Xun: "... Dia adalah seorang pedagang seni dan dia telah membuka enam belas galeri yang terletak di delapan kota di seluruh dunia. Dia juga seorang penilai dan membeli dan menjual lukisan secara pribadi."

Wei Dong: "... Tunggu, semua ini tertulis di kartu namanya?!"

Ke Xun: "Jangan salahkan aku jika aku melihat mu seperti orang bodoh saat bertemu denganmu lagi. Nama perusahaannya ada di kartu namanya dan aku mencari tahu tentang perusahaannya secara online. Jelas saja, semua informasi ini muncul."

Wei Dong: "... Sial... tunggu, berapa umurnya?! Dia sudah membuka enam belas galeri?!"

Ke Xun: "Dikatakan bahwa ketika dia berusia lima belas tahun, dia telah membeli sebuah lukisan dari seorang pelukis yang tidak dikenal dengan harga lima puluh ribu USD. Kemudian, dia menjualnya seharga tujuh puluh tiga juta dolar AS, membuktikan bahwa dia memiliki mata yang bagus untuk seni."

[BL] Paintings of TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang