Back In The Day

25 8 0
                                    


Di tepi pantai yang sepi, ombak membawa kisah cinta yang tak tersampaikan antara Seo Eunkwang dan Melody. Mereka berdua telah terjebak dalam pusaran perasaan yang rumit, diikat oleh janji dan keputusan yang tak bisa mereka ubah.

Eunkwang, dengan senyumnya yang hangat, menciptakan melodi yang indah dari hatinya yang penuh dengan cinta. Melody, dengan matanya yang bersinar cerah, membawa kehidupan ke dalam setiap ruang yang dia sentuh.

Namun, di balik senyum yang mereka pertahankan, ada kehampaan yang tersembunyi. Melody, dalam diamnya, mencintai Eunkwang lebih dari yang bisa dia ungkapkan. Tetapi, ketika Eunkwang akhirnya menyatakan perasaannya, Melody sudah terjebak dalam belenggu cinta yang salah.

Melody telah bersumpah pada seseorang yang tak lagi memahaminya, yang mengisi kekosongan hatinya pada saat yang salah. Dia terikat pada janji yang tak dapat dia langgar, meskipun hatinya menariknya pada Eunkwang.

Eunkwang, tanpa sadar, menumpahkan hatinya dalam melodi yang indah, setiap nada mencerminkan perasaannya yang terluka. Namun, di balik harmoni yang dia ciptakan, ada derita yang tak terungkapkan.

Pada suatu malam yang dingin, Eunkwang dan Melody duduk di bawah langit berbintang, dikelilingi oleh kegelapan laut yang dalam.

"Ada yang ingin kusampaikan padamu, Eunkwang," ucap Melody, suaranya gemetar dalam ketidakpastian.

Eunkwang menatapnya dengan tatapan penuh harapan. "Apa itu, Melody?"

Melody menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. "Aku mencintaimu, Eunkwang. Sudah lama. Tapi... tapi aku terlanjur terikat pada yang lain."

Hati Eunkwang hancur berkeping-keping, tak mampu menerima kebenaran yang menyakitkan itu. "Aku mengerti, Melody. Aku hanya ingin kebahagiaanmu."

Mereka berdua saling menatap, tetapi di balik cahaya bulan yang samar, ada bayangan kesedihan yang tak terhindarkan.

"Pasanganmu sangat beruntung," bisik Eunkwang dengan suara yang gemetar. "Dia memiliki seorang wanita seperti kamu."

Melody menangis dalam diam, air mata mengalir tanpa henti. Mereka berdua tahu bahwa cinta mereka tidak bisa menjadi kenyataan, dan itu adalah penderitaan terbesar yang pernah mereka rasakan.

Mereka berdua terdiam dalam keheningan, membiarkan keretakan hati mereka terdengar di antara suara ombak yang tenang. Pada saat itu, mereka menyadari bahwa tak ada jalan keluar dari belenggu perasaan yang membelenggu mereka.

Eunkwang meraih tangan Melody dengan lembut, mencoba menenangkan kegelisahan di hatinya sendiri. "Melody, meskipun aku harus melepaskanmu, cintaku padamu akan tetap abadi. Aku berharap kau bahagia dengan pilihanmu."

Melody menatap mata Eunkwang dengan kepedihan yang dalam, merasakan kehilangan yang tak terucapkan. "Aku meminta maaf, Eunkwang. Aku ingin bisa mencintaimu sepenuh hati, tapi takdir sepertinya memiliki rencana lain untukku."

Mereka berdua berpelukan erat, membiarkan air mata mereka bercampur menjadi satu. Di tepi pantai yang sepi itu, cinta mereka yang tak terungkapkan menjadi titik terang dalam kegelapan yang menyelimuti hati mereka.

Pagi pun tiba dengan kesunyian yang menyakitkan. Eunkwang dan Melody saling melepas pelukan mereka, mengetahui bahwa mereka harus berpisah.

"Dadah, Eunkwang," ucap Melody dengan suara serak, berusaha menahan tangisnya.

Eunkwang tersenyum getir. "Selamat tinggal, Melody. Semoga kau menemukan kebahagiaan yang sejati."

Mereka berdua berbalik, meninggalkan satu sama lain di tepi pantai yang sepi. Langit berwarna oranye memancarkan cahaya kehidupan yang baru, tetapi di dalam hati mereka, hanya ada kekosongan yang tak tergantikan.

Saat matahari itu terbit dari ufuk timur, mereka berdua berpisah dengan hati yang penuh dengan kepedihan. Mereka mungkin tidak bisa bersama di dunia ini, tetapi mereka akan selalu bersatu di dalam kenangan indah mereka. Cinta di waktu yang salah, membawa kesedihan yang tak terlupakan. Tetapi di antara puing-puing hati yang hancur, mereka akan terus membawa cinta mereka yang tak terwujud di dalam doa-doa mereka yang patah.

Saat langit mulai menggelap, Melody kembali ke pelukan pasangannya, tetapi hatinya tetap terbelah. Di sisi lain, Eunkwang kembali ke ruang kerjanya, tetapi jiwanya masih terpaut pada Melody.

Malam itu, Eunkwang duduk sendirian di ruang kerjanya, melihat keluar dari jendela yang kabur oleh hujan yang turun dengan lebat. Suara tetes air yang jatuh mengingatkannya pada tangisan Melody di tepi pantai. Hatinya terasa hampa, diisi dengan kesedihan yang tak terkatakan.

Di sisi lain kota, Melody duduk di ranjangnya, membiarkan kesedihan merasuk ke dalam tulang-tulangnya. Dia menatap langit-langit kamar dengan mata kosong, mencoba meredakan kepedihan yang menghantui setiap inci dirinya.

Mereka berdua terpisah oleh jarak dan takdir yang tak dapat mereka hindari. Meskipun begitu dekat, mereka seolah terpaut oleh dinding yang tak terlihat, memisahkan hati mereka dalam kesendirian yang menyiksa.

Eunkwang menyalakan radio di ruang kerjanya, membiarkan lagu-lagu sedih mengisi ruangan yang sunyi. Setiap lirik lagu mencerminkan perasaannya yang terluka, meresapi kehampaan yang mengisi ruang hatinya.

Sementara itu, Melody mendengarkan lagu-lagu yang sama di ponselnya, air mata terus mengalir tanpa henti. Setiap nada menciptakan luka yang lebih dalam di dalam hatinya yang patah.

Pada suatu titik malam yang gelap, Eunkwang dan Melody merasa terjebak dalam kehampaan yang tak terlukiskan. Mereka merindukan satu sama lain, tetapi tak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubah keadaan.

Keesokan paginya, Eunkwang dan Melody melanjutkan hidup mereka seperti biasa, tetapi di dalam hati, mereka terus membawa luka yang tak tersembuhkan. Kehilangan cinta mereka di waktu yang salah telah meninggalkan bekas yang tak terhapuskan dalam jiwa mereka.

Waktu terus berlalu, tetapi luka itu tidak pernah sembuh. Meskipun masing-masing dari mereka mencoba untuk melanjutkan hidup, tetapi bayangan cinta yang tak terwujud terus menghantui setiap langkah mereka.

Hingga suatu hari, di tengah kesepian yang menyelimuti kehidupan mereka, Eunkwang dan Melody bertemu kembali di tepi pantai yang sama. Namun, saat mereka saling menatap, mata mereka tak lagi dipenuhi oleh cinta yang dulu pernah ada, melainkan oleh kepedihan yang mendalam.

Mereka berdua tahu bahwa cinta mereka sudah menjadi kenangan yang terlupakan. Meskipun begitu, mereka tetap saling menghormati dan menghargai satu sama lain, mengingat masa-masa indah yang pernah mereka miliki.

Dengan hati yang berat, mereka berpisah lagi, meninggalkan satu sama lain di tepi pantai yang sepi. Langit masih berwarna abu-abu, mencerminkan kesedihan yang masih menyelimuti hati mereka.

Eunkwang dan Melody akhirnya memilih untuk melanjutkan hidup mereka masing-masing, tetapi kenangan tentang cinta di waktu yang salah akan selalu membayangi langkah mereka. Hingga akhirnya, mereka berdua mengetahui bahwa cinta terkadang hanya merupakan sebuah impian yang terlalu indah untuk diwujudkan.

BTOB - One Shoot Series BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang