Missing You

12 8 0
                                    

Di balik sorotan panggung yang gemerlap dan sorak sorai penonton yang riuh, Lim Hyunsik adalah seorang musisi yang hidup dan bernafas melalui melodi.

Dia adalah penyanyi yang dicintai oleh banyak orang, namun ada satu hal yang sering terlupakan dalam kisahnya—kekasihnya, Melody.

Saat Hyunsik sibuk dengan jadwal tur konsernya yang melelahkan dan tuntutan industri musik yang tak ada hentinya, Melody tetap setia menemani di sampingnya.

Dia adalah satu-satunya yang tahu bagaimana Hyunsik yang sebenarnya di balik panggung, yang peka dan lembut, penuh dengan kecintaan pada musiknya.

Namun, seiring waktu berlalu, Hyunsik semakin tenggelam dalam dunianya yang terbuat dari melodi dan nada.

Dia sering mengabaikan kehadiran Melody, meremehkan perasaannya, dan bahkan melupakan momen-momen penting dalam hubungan mereka.

Melody merasa terabaikan, terlupakan, dan terpinggirkan. Dia merasa seperti bayangan yang terus menyusuri jejak Hyunsik, tanpa pernah benar-benar disadari oleh kekasihnya.

Namun, dia bertahan, memendam rasa sakitnya di dalam hati, karena cintanya pada Hyunsik begitu besar.

Pada suatu malam, ketika Hyunsik kembali terlalu larut dalam latihan dan rekaman musiknya, Melody duduk sendirian di tepi tempat tidurnya.

Dia memandang langit yang gelap, mencoba menenangkan hatinya yang hancur. Namun, semakin dia berusaha, semakin sakitnya rasa yang menghantamnya.

Tanpa disadari, air mata mulai mengalir dari mata Melody, menetes ke bantal di sampingnya. Dia merasa hancur karena terus-menerus merasa tak dihargai oleh Hyunsik, orang yang dicintainya lebih dari apapun di dunia ini.

Tiba-tiba, suara pintu rumah terbuka dan langkah-langkah terdengar di lorong. Hyunsik masuk ke dalam kamar dengan senyum di wajahnya, tak menyadari bahwa dia telah menghancurkan hati Melody sekali lagi.

"Maaf, aku agak terlambat pulang. Aku berpikir, mungkin kita bisa pergi ke pantai besok untuk menghabiskan waktu bersama," ucap Hyunsik dengan penuh semangat.

Namun, senyum itu pudar ketika dia melihat wajah Melody yang penuh dengan air mata. Baru kali ini dia menyadari betapa sakitnya hati kekasihnya.

"Melody, apa yang terjadi? Apa yang salah?" tanya Hyunsik, kebingungan.

Melody menatap Hyunsik dengan tatapan yang penuh dengan kesedihan yang tak terucapkan.

Dia ingin berkata, ingin menceritakan segala perasaannya yang terpendam selama ini. Namun, kata-kata itu tak keluar dari bibirnya. Dia hanya bisa terdiam, membiarkan rasa sakitnya merajai hatinya.

Hyunsik mendekati Melody, mencoba memeluknya. Namun, Melody menolak. Dia tahu, pelukan itu tidak akan bisa menyembuhkan luka yang begitu dalam di hatinya.

"Dengarkan aku, Melody. Aku tahu aku telah membuatmu merasa terabaikan dan tidak dihargai. Aku begitu bodoh karena terlalu larut dalam dunia musikku sendiri, hingga melupakan keberadaanmu yang begitu berarti bagiku," ucap Hyunsik dengan suara parau.

Melody menundukkan kepala, tak sanggup menatap Hyunsik. Dia tahu, meski Hyunsik menyadari kesalahannya sekarang, tetapi luka yang telah dia derita selama ini tidak akan pernah hilang begitu saja.

"Maafkan aku, Melody. Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Dan aku janji, mulai sekarang, aku akan lebih memperhatikanmu dan menghargai keberadaanmu," ucap Hyunsik dengan suara penuh penyesalan.

Namun, kata-kata itu terasa terlambat baginya. Melody tahu, bahkan jika Hyunsik mencoba mengubah segalanya sekarang, dia tidak akan pernah bisa mengembalikan hatinya yang hancur menjadi utuh lagi.

Dengan hati yang penuh dengan kesedihan, Melody menatap Hyunsik kali terakhir sebelum berdiri dan meninggalkan kamar mereka.

Dia tahu, dia harus pergi, meninggalkan Hyunsik dan semua kenangan indah yang pernah mereka bagikan.

Hingga akhirnya, Hyunsik tersadar akan kehilangan yang besar. Namun, kekasihnya telah pergi, meninggalkannya dalam kesendirian dan penyesalan yang tak berujung.

Dan di malam itu, lagu-lagu yang dulu penuh dengan melodi cinta mereka, kini hanya meninggalkan satu jejak yang sunyi dan sepi di dalam hati Hyunsik.

Beberapa bulan telah berlalu sejak Melody pergi meninggalkan Hyunsik.

Meskipun Hyunsik berusaha memperbaiki segalanya, namun luka yang ditinggalkan oleh Melody begitu dalam dan tak tersembuhkan.

Setiap hari, Hyunsik terus merenung di ruang studio kecilnya, tempat di mana dia dan Melody sering berbagi momen-momen bahagia. Namun, kini studio itu terasa sunyi dan hampa, tanpa kehadiran Melody yang selalu menemaninya.

Hyunsik merasa hampa dan terisolasi. Dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar kekasih.

Melody adalah teman, sahabat, dan penginspirasi terbesarnya. Tanpanya, semuanya terasa hampa dan tak berarti.

Setiap malam, Hyunsik terbangun dalam kegelapan yang menyelimuti tidurnya. Dia merindukan kehangatan tubuh Melody yang selalu berada di sisinya. Namun, kini tempat itu kosong, hanya tinggal kenangan yang menyakitkan.

Hyunsik mencoba menemukan pelarian dalam musiknya, tetapi bahkan melodi yang dulu mengalir begitu lancar dari jemarinya, kini terasa hambar dan tanpa makna.

Tiap nada yang dia mainkan hanya mengingatkannya pada Melody, memperburuk luka yang sudah terbuka di dalam hatinya.

Hari demi hari berlalu, dan kesedihan Hyunsik semakin dalam. Dia merenungkan segala kesalahan yang telah dilakukannya, mengutuk dirinya sendiri karena telah menyia-nyiakan cinta sejatinya.

Di suatu malam yang gelap dan hening, Hyunsik duduk sendirian di ruang studio. Dia memegang gitar kesayangannya, membiarkan jemarinya bergerak tanpa arah di atas senar-senar yang kaku.

Tiba-tiba, sebuah lagu tercipta dari sentuhan jemari Hyunsik. Sebuah lagu yang penuh dengan duka dan kehilangan, mencerminkan perasaannya yang hancur dan terluka.

Melodi itu terus mengalun, memenuhi ruangan studio dengan kesedihan yang menyayat hati.

Hyunsik menangis saat dia memainkannya, merasakan sakit yang tak terhingga di dalam hatinya.

Lagu itu adalah pengakuan terakhir dari Hyunsik kepada Melody. Sebuah pengakuan bahwa dia merindukannya dengan segenap hati, bahwa dia menyesali segala kesalahannya, dan bahwa dia mencintainya lebih dari apapun di dunia ini.

Namun, sayangnya, Melody tidak ada di sana untuk mendengarnya. Dia telah pergi, meninggalkan Hyunsik dalam kesendirian yang tak berujung.

Dengan hati yang hancur dan jiwa yang terluka, Hyunsik menyelesaikan lagu itu dengan gemetar. Dia menutup mata, membiarkan air mata membasahi pipinya yang pucat. Dan di tengah keheningan yang menyelimuti ruang studio, suara gemetar Hyunsik memecah kesunyian.

Dia berteriak, mencoba meluapkan semua rasa sakit dan penyesalannya. Namun, tak ada jawaban yang datang. Hanya sunyi dan hampa yang menemaninya, menegaskan bahwa Melody telah pergi untuk selamanya, meninggalkannya dalam kesedihan yang tak berujung.

Dan di malam itu, Hyunsik menyadari bahwa kehilangan Melody adalah harga yang harus dia bayar atas kesalahannya.

Dia akan terus hidup dalam bayang-bayang kesedihan, tanpa pernah bisa melupakan cinta yang telah hilang begitu saja dari dalam genggaman tangannya.

BTOB - One Shoot Series BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang