Adis pikir setelah kejadian kemarin semua urusannya dengan Tara sudah berakhir, dan kehidupan Adis menjadi tenang kembali. Nyatanya ketenangan itu hanya angan-angan Adis semata.
Semalam, Tara mengirim sebuah pesan pada Adis yang membuat Adis menjadi susah tidur semalaman. Sebenarnya pesan Tara bukan berisi ancaman atau peringatan bencana alam.
Tara memintanya agar mulai besok berangkat sekolah bersamanya.
Tentu saja Adis tak langsung menyetujui ajakan Tara tersebut. Ia juga perlu alasan yang jelas untuk ajakan Tara ini. Jangan sampai kejadian kemarin terulang kembali. Adis tidak mau lagi ikut campur ke dalam kehidupan rumit milik tetangganya.
Firasat Adis memang benar, alasan Tara mengajak Adis untuk berangkat bersama, memang menjadi kelanjutan untuk drama kemarin. Tara mengatakan nantinya Agnes akan nekat memata-matai Tara. Dengan berangkat bersama Adis, Tara setidaknya bisa membuat Agnes percaya kalau Tara memang sudah bertunangan.
Rasa penasaran Adis pada Agnes mulai tumbuh. Sebenarnya Agnes ini semacam sasaeng idol kpop begitu pada Tara? Kok sampai memata-matai segala? Jika Agnes ini begitu mengganggu, Adis pikir lebih baik dilaporkan pihak berwajib sekalian. Lama-lama tidak hanya Tara saja yang hidupnya terganggu, Adispun sama saja.
Kali ini, dan semoga untuk terakhir kalinya, Adis akan membantu Tara. Paling tidak uang jajannya tidak terpotong banyak dengan berangkat bersama Tara.
Berangkat bersama Tara artinya Adis berangkat lebih siang dari biasanya. Tara kemarin sudah mencantumkan jam keberangkatan mereka. Hanya berbeda 15 menit dari jam keberangkatan Adis biasanya.
Kelakuan Adis ini membuat sang ibu keheranan. "Jam segini kok belum berangkat? Kelas kamu masuk agak siang?" tanya ibu Adis saat melihat anak perempuannya baru turun dari kamarnya.
"Bareng bang Tara soalnya Bu. "
Jawaban Adis membuat kedua orang tuanya saling bertatap pandang dengan raut bingung, tetapi kemudian mereka hanya mengendikkan bahunya seolah itu bukan hal yang mengejutkan.
"Tumben banget... masih masalah yang kemarin?" Tanya ibu Adis lagi.
"Ya gitu deh Bu... katanya cewek yang kemaren bakal jadi mata-matanya bang Tara. Makanya bang Tara ngajak aku berangkat bareng."
Tin... tin...
Suara klakson yang terdengar dari depan rumah membuat Adis segera bergegas. Sudah pasti klakson itu berasal dari motor Tara.
"Udah dulu ya Yah...Bu, bang Tara kayaknya udah di depan. Adis berangkat, assalamu'alaikum," pamit Adis mencium kedua tangan orang tuanya dan berlalu keluar rumah.
Saat membuka pintu dan melihat ke arah luar, Adis sedikit kebingungan. Sosok yang kini menunggu di atas motor terlihat seperti bukan Tara, namun tukang ojek online yang biasa Adis naiki. Jaket dan helm yang digunakan adalah alasan Adis berpikir demikian. Namun pikirannya seketika terjawab ketika sosok itu menolah ke arah Adis.
"Ayo Dis! Nanti kamu terlambat...".
Tara memang memakai jaket hijau dan helm berlogo salah satu aplikasi Ojol yang sering Adis gunakan tiap pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roda Yang Terhenti
General FictionBagaimana jika hidup yang kita jalani selama ini hanya halusinasi semata?