Kalau judul bab "Masa Lalu" Isinya nanti flashback dari kisah tokoh-tokoh disini, dan untuk "Masa kini " Buat masa yang mereka jalanin sekarang.
Semoga kalian suka!!
---------------
Adis mengikat tali sepatu sekolah yang sudah terlihat sedikit kusam. Ia kini duduk di sebuah kursi kayu yang berada di depan teras rumahnya.
Rumah Adis berada di sebuah komplek perumahan yang cukup nyaman. Ukuran nyaman yang dimaksud adalah untuk kalangan kelas ekonomi menengah ke atas. Tidak ada pagar besi yang membatasi rumah hingga tertutup. Batas antar rumah hanya sebuah tembok dan taman saja. Perumahan ini pun cukup asri. Setiap rumah memiliki taman tersendiri dan juga pepohonan yang meneduhkan jalan.
"Dis, bekelnya udah dibawakan?"
Teriakan ibunya dari dalam rumah membuat Adis berhenti mengikat tali sepatunya. Tubuh Adis segera menegak dan menoleh pada tas sekolah di sebelahnya. Tangannya menarik resleting tas dan membukanya.
Hanya buku sekolah dan beberapa alat tulis yang terlihat di sana. Artinya Adis memang belum memasukkan bekal ke dalam tas sekolahnya. Ia memang mengepak buku dan bekalnya ke dalam tas yang sama. Alhasil tas sekolahnya malah terlihat seperti tempurung kura-kura ninja.
"Belum Bu... minta tol..."
Kalimat Adis terpotong karena pandangan matanya kini menyaksikan sesuatu dari rumah di depannya. Sosok laki-laki berlarian keluar dari rumah dan kini menuju rumah Adis.
Laki-laki itu adalah Tara. Tetangga Adis yang rumahnya berada tepat di depan rumah Adis. Tara ini seorang mahasiswa teknik semester akhir dan kabarnya sedang mengajukan sidang skripsinya bulan ini.
Mempunyai kepribadian yang ramah, dan gemar bersosialisasi, membuat Tara hampir dikenali seluruh warga perumahan ini. Walaupun pada kenyataannya, orang-orang yang tinggal pada perumahan ini jarang sekali terlihat bersosialisasi satu sama lain, tapi ini pengecualian bagi Tara.
Kepribadian Tara sangat bertolak belakang dengan Adis. Dikenal tetangga samping rumahnya saja Adis sudah sujud syukur, ia memang jarang sekali terlihat keluar dari rumah.
Saat ini Adis memang tidak begitu dekat dengan Tara walaupun rumah mereka saling berdekatan. Memang benar Adis sering main ke rumah Tara saat SD dulu. Tapi, saat keduanya beranjak dewasa, mereka hanya saling menyapa jika kebetulan berpapasan. Itupun selalu Tara duluan yang berinisiatif menyapa.
Tara yang saat ini berlari menuju ke arah Adis tampak begitu panik.
"Dis... tolongin abang dong..." Ucap Tara memohon pada Adis.
"Kenapa Bang?" tanya Adis sembari mengamati kondisi tetangganya saat ini.
Di depannya saat ini, Tara terlihat seperti korban pelecehan seksual yang berhasil melarikan diri dari kejaran predatornya. Rambutnya terlihat acak acakan, baju yang sedikit robek di bagian pundak, lalu yang lebih mengejutkan Adis adalah, celana pendek milik Tara yang nampaknya datang dari jaman purba berhasil membuat Adis mengalihkan pandangannya kembali ke arah area atas tubuh Tara.
Bang Tara gak sadar keluar pake kancut kayak gitu?
Belum sempat Adis mendapat jawaban dari Tara, dari rumah Tara terlihat tante Mira yang merupakan ibu dari Tara keluar pagar dengan tergesa-gesa seraya membawa sapu di tangannya.
Ketika matanya menemukan Tara, raut wajah beliau terlihat marah dan kesal. Masih dengan membawa sapu di tangannya, tante Mira berjalan ke arah Adis dan Tara berada. Tara yang melihat kedatangan sang ibu dengan cepat bergegas sembunyi di belakang tubuh Adis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roda Yang Terhenti
Ficción GeneralBagaimana jika hidup yang kita jalani selama ini hanya halusinasi semata?