5

15 6 0
                                    

Goo readinggg 🥳🥳🥳
-
-
-
(∆∆∆)

Zein melompat turun dari balkon kamarnya menggunakan tali yang sudah ia ikat sekuat mungkin.

Rencananya ia akan mengendap endap keluar rumah tanpa sepengetahuan orang rumah.

Saat sudah berada di depan gerbang ia melihat el di depan gerbang rumahnya, ia pun menghampiri el yang sudah menaiki motor itu.

" Ayo el buru nanti gue takut ketahuan bokap gue " Zein langsung naik begitu saja.

" Brisik " El pun menyalakan motornya dan pergi dari sana.

(∆∆∆)

" Danteng juga Lo gue kira, geng Lo pengecut " ujar Alex -ketua Evarox-

" Cih. Geng Lo yang pengecut, main senjata tajam " balas El dingin. Sedingin hawa malam ini.

" Santai santai " Alex terkekeh.

" Lo kira lucu? Lihat, setelah ini apa lo masih bisa tertawa " ujar el tersenyum miring membuat Alex menggeram dengan tangan yang terkepal.

Alex mulai melayangkan pukulan dan langsung di tepis oleh el, pertarungan di mulai semua langsung melakukan adu tojos.

Bugh..

Pertarungan semakin panas kedua geng sama-sama mengerahkan kemampuannya masing-masing. El hampir saja terkena tusukan pisau yang di bawa oleh Alex untung ia cepat cepat menepisnya.

Bugh..

Bugh..

El berhasil menumbangkan Alex, kini Alex berada di bawah El.

" Nyerah lo " ujar El.

" Ngapain gue nyerah sama anak kurang kasih sayang orang tuanya kaya lo " ujar Alex tersenyum mengejek membuat El menggeram emosi, ia paling benci saat ada yang mengungkit ungkit keluarganya.

" Jangan pernah sekali kali ungkit keluarga gue " ujar El mengebu ngebu.

" TAU APA LO TENTANG KELUARGA GUE " teriak el marah.

Bugh..

El meninju Alex yang masih berada di bawahnya. Sedangkan Alex masih sempat sempatnya terkekeh.

" Orang tua Lo tinggalin Lo keluar negri kan? mereka ga mau punya anak kaya Lo yang bisanya nyusahin doang dan karena Lo lahir karier orang tua Lo ancur makannya mereka ninggalin Lo keluar negri " Sergah Alex kemudian tersenyum miring.

"BANGSAT!! GUE BILANG JANGAN PERNAH UNGKIT UNGKIT KELUARGA GUE"

bugh

Bugh

Bugh

El terus terusan membabi buta menghajar Alex hingga Alex terkapar tak berdaya.

Krekkk...

" Arghh.. "
El memelintir tangan Alex, membuatnya memekik kesakitan.

Alex terkapar tak berdaya akibat pukulan bertubi-tubi yang di layangkan El.

El berdiri menatap Alex yang pingsan, ia membersihkan tangannya seolah ada kuman yang menempel.

" Jangan merasa paling tau tentang keluarga gue " lirih El.

Ia menatap sekeliling melihat banyak sekali anak Evarox yang tumbang.

" KITA MENANG YUHUUUU KITA MENANG GAESSS " teriak Dean. Dan berlari menghampiri Zein mereka melakukan tos ria.

" Yeee yeeee menang yeee " Zein joget joget gajelas diikuti Dean.

" Yuhuuu kita party gaesss " teriak Zein lagi kencang.

" Goldenrex lagi dan lagi menang gaesss yuhuuu " Dean heboh.
El hanya tersenyum tipis melihatnya.

(∆∆∆)

(03:12)

Zein mengendap endap masuk ke rumah, bisa berabe ia kalau sampai ketahuan pulang jam segini.
Tadi ia habis makan makan di markas merayakan kemenangan goldenrex.

Zein masuk kedalam kamarnya dan seketika sekujur tubuhnya menegang.
Sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadanya.

" Dari mana kamu? " Tanya Reno dingin.

" Anu pa..da-dari..." Zein gugup, ia menunduk tak berani menatap papanya itu.

" PAPA BILANG DARI MANA? " bentak Reno membuat Zein kaget.

" Da-dari...lu-luar--''

" JAWAB YANG JELAS ZEIN "

" Abis dari luar pa " tutur Zein.

" Jangan bilang kamu habis tawuran lagi? " Ujar Reno dingin membuat Zein menciut jujur ia sangat takut.

" JAWAB! " Bentak Reno.

" I-iya pa, Zein abis tawuran " ucap Zein jujur membuat Reno tidak bisa menahan emosinya, tangannya terkepal dan--

Bugh...

Zein terpental hingga berbenturan dengan dinding kamarnya, ia tersungkur dengan darah yang kembali mengalir dari hidungnya akibat pukulan yang sangat kuat dari papanya.

" Papa sudah bilang sama kamu jangan pernah main dengan geng bodoh itu lagi " ujar Reno.

" Kamu seharusnya belajar Zein bukannya malah main dan Main yang ada di pikiran kamu, kamu sudah kelas dua belas kamu harus menentukan masa depan kamu "  ujar Reno lagi.

" Papa seharusnya sadar, papa jangan nuntut Zein terus menerus, zein capek pa, Zein udah berusaha tapi Zein tetep ga bisa" ujar Zein matanya mulai berkaca kaca

Reno semakin tersulut emosi kemudian, Ia mencengkeram kerah baju Zein dan mengangkatnya, Membuat Zein sulit bernafas.

" Papa menyekolahkan kamu agar kamu jadi anak yang berguna! Bukan malah jadi anak brandalan seperti ini Zein "

" P-pa...se-sak pa, le-pasin ze-in g-ga bi-sa na-pas..." Ujar Zein dengan nafas yang tercengkak. Tapi Reno tidak peduli ia malah makin menguatkan cengkramannya.

" Kamu selalu saja buat papa malu, tidak seperti adik mu, seharusnya kamu contoh dia. "

Kemudian reno melepaskan cengkraman. Zein langsung terjatuh begitu saja. Reno mendekat.

" Papa kasih kamu dua pilihan, mendapatkan peringkat satu atau keluar dari geng bodoh itu "
Reno meninggalkan Zein yang masih terkurai tak berdaya dengan nafas yang tersegal-segal. Air matanya pecah saat itu juga.

" Ze-zein capek mah...zein mau i-kut ma-mah aja..." Lirih Zein dengan nafas yang tersegal-segal, sembari memegang dadanya yang sesak.
perlahan pandangan memburam dan semua gelap.

(∆∆∆)

Halo gaess jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian dengan vote dan comennya ya 🤗🤗🤗 wkwkwk
Next part selanjutnya
⬇️

Zein Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang