cw // slight angst(?), unrequited love, established asahixoc
.
Asahi removes his tattoo because he hates the idea of someone dictating who he can be with for the rest of his life and the person who's removing it happens to be his soulmate and the other is torn between letting him knows and just not bringing it up knowing that he kind of went there because he didn't want a soulmate or maybe, he already finds his happiness.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
Saat Asahi berbaring di kursi, ia mencoba untuk rileks, ia kemudian menatap pria yang duduk di sebelahnya. Tatapannya mengembara dari tangannya yang terbungkus sarung tangan ke kursi hingga ke lengan bawahnya; menelusuri pusaran tinta gelap pada permukaan kulitnya ke lengan baju yang digulung santai, ke tag namanya— Jaehyuk dan matanya semakin bergerak ke atas, langsung terpaku pada sudut-sudut indah wajahnya yang dimahkotai oleh surai hitam legam panjang miliknya yang tampak lembut. Ingin rasanya ia melarikan surai itu di sela jemarinya, apakah ianya terasa selembut yang diperkira?
Asahi seolah terpukau dengannya. Dan satu perkara yang bermain di pikirannya saat ini adalah bagaimana bisa orang selucu ini wujud di tempat seperti ini?
Pria bernama Jaehyuk itu mendekatkan kursi putarnya dan menatap tepat ke arah matanya. Senyum polos melintasi bibirnya dan cahaya tampak muncul di balik netra cokelat muda yang setengah tersembunyi di balik poni yang terletak megah. Asahi sedikit ternganga padanya, jantungnya seakan berhenti berdetak. Terbesit di mindanya, apa yang sudah ia pikirkan selama berada di situ? Padahal baru saja ia mendudukkan tidak lebih dari 10 menit.
"Jadi, apa yang saya bisa lakukan untuk kamu hari ini?" Sebuah senyuman terbit di wajahnya, ujung bibirnya melengkung ke atas membuatnya terlihat manis.
