Just a normal aggressive behavior in defense of a territory against an intruder named Jihoon.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
. . .
"Padahal gue udah capek-capek bersihin rumah dari pagi tadi, kok tiba-tiba gak jadi sih." Jaehyuk tanpa sadar mengeluh sendiri, merasa sedikit kecewa peluang belajar berduaan bersama crush-nya berakhir seperti ini.
Seketika mood Jaehyuk hari itu langsung menurun. Dia kemudian menyimpan kembali laptopnya yang sudah siap terpasang di ruang tengah dan mengemas buku-buku berkulit tebal miliknya untuk diletakkan semula ke tempat asalnya.
"Woof, woof. (Liat tuh, kalian udah bikin dia sedih.)" Seekor anjing yang berukuran besar dengan bulu berwarna cokelat yang lembut itu berseru tanpa rasa bersalah.
Mendengar seruan itu, anjing berbulu putih bersih dengan ras yang sama—golden retriever, memutar bola matanya malas sebelum melontar sebuah komentar. "Woof, woof, woof! (Kok lu nyalahin kita doang sih?! Kan kita udah bikin kesepakatan bareng buat ngerjain tuh anak dan lu mastermind-nya.)"
"Hisssss! (Shut the fuck up, both of you!)" Seekor kucing yang memiliki pola bulu belang-belang berwarna hitam pada bulu putihnya itu mendesis tidak suka kepada kedua temannya. Saat ini, ia sedang bermalasan di atas kasur empuk nan kecil miliknya—pemberian dari Jaehyuk. Kucing itu memberi tatapan tajam pada kedua teman baiknya sebelum kembali berbicara. "Meow, meow meow. (Daripada lo berdua berantem nggak jelas, mending nyari cara buat Jaehyuk happy lagi.)"
