02. Rendezvous

12 4 0
                                    

"Kemana saja kamu satu minggu kemarin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemana saja kamu satu minggu kemarin?"

Kepala sekolah memijit pangkal hidungnya. Menatap jajaran pelanggaran Ezekiel yang sudah hampir penuh. Tapi sebetulnya, itu bukan alasan utama. Kepalanya pening karena bingung memikirkan keanehan yang terjadi hari ini.

Pagi tadi, Ezekiel dengan teman-temannya yang setiap pagi sudah membuat keributan, mencari korban bully, membolos di jam pelajaran, tapi sebuah keajaiban dunia ke delapan, mereka diam, berangkat ke sekolah tepat waktu, mengikuti jam pelajaran sampai waktu istirahat saat ini, tidak membuat keributan, tidak berkelahi, bahkan penampilan mereka sangat rapi layaknya bocah SD yang baru masuk di hari pertama sekolah. Semua melongo menatap mereka. Anjing penjaga sekolah saja sampai tersedak makanannya.

"Retoris." ledek Ezekiel.

Kepala sekolah mendengus lelah, lalu mulai menuliskan catatan pelanggaran kegiatan belajar mengajar dimana Ezekiel  membolos selama satu minggu kemarin tanpa izin. Tidak mungkin juga kan Ezekiel menyebutkan alasannya? bahwa ia baru saja kembali dari masa depan. Sungguh konyol.

Kepala sekolah baru saja membuka mulut, hendak memberikan ribuan wejangan, tapi terhenti kala Ezekiel lebih dulu berucap.

"Saya dan teman-teman ingin daftar ekstrakurikuler."

Layaknya Renzo di Apartemen kemarin, kepala sekolah tersedak angin. Beliau mematung. Sepertinya pun, orang lain akan tercengang mendengar penuturan Ezekiel. Bukannya bagaimana, tapi... bagi siapapun itu adalah hal yang tidak masuk akal. Jam pelajaran saja mereka jarang ikut, apalagi untuk hal-hal seperti ini. Di rasa juga anak-anak itu baik-baik saja selama liburan semester kemarin, tidak mengalami kecelakaan yang mengusik saraf otak.

"Kami sepakat memilih Band, bela diri dan basket, tapi tambahan untuk saya sendiri, melukis dan bimbingan olim."

Cuaca hari ini cerah. Sangat cerah. Tapi baru saja detik itu kepala sekolah mendengar petir yang menyambar otaknya sampai gagal fungsi. Beliau tercenung. Tak merespon apapun seolah Ezekiel berbicara menggunakan bahasa pulu-pulu suku primitif.

" Dan... saya meminta izin untuk menggunakan markas kami sebelumnya sebagai ruang ekskul pribadi kami. Kami akan menggunakan alat musik kami sendiri, juga... tidak perlu pelatih. Hanya saja, ketika ada Event, kami akan mengikutinya atas nama sekolah."

Syukurlah beribu syukur, kepala sekolah telah menemukan kembali fungsi otaknya, sehingga beliau bisa mencerna kalimat makhluk magis di depannya itu." Tapi, Ezekiel Sco-"

"Mohon dipertimbangkan secepatnya. Terima, atau sekolah akan kembali kacau."

Selepasnya, Ezekiel pergi dari sana. Meninggalkan kepala sekolah dalam kondisi linglungnya.

Mission Complete.

Di koridor yang cukup ramai, Ezekiel mencoba menahan senyum sekuat tenaga. Penantiannya hampir saja selesai.

𝓕𝓸𝓻 𝓯𝓾𝓽𝓾𝓻𝓮  || <ℓєє мιηнуυк >Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang