Jika diam itu emas, akan ku genggam diam itu erat-erat. Selama masih bisa melihat tawamu, selama masih bisa melihat canda mu, meski hanya dalan bayangmu.
~~~Kami tidak jadi singgah di Pangururan dan memilih tetap melanjutkan perjalanan ke tujuan awal kami yaitu ke rumah kakek di daerah ronggur ni huta. Keputusan itu terjadi setelah melewati banyak pertikaian antara aku dan Gilang tentunya. Alasan dari Gilang logis, karena aku sakit jadi biar cepat istirahat. Namun aku pikir alasan ku lebih logis lagi, kami sampai di tujuan awal jadi aku bisa istirahat dan tidak perlu repot-repot lagi pindah barang. Kami sampai di rumah kakek sudah malam hari sekitar pukul tengah sepuluh. Kami disambut oleh sanak keluarga kami yang sangat antusias melihat kedatangan kami. Aku yang awalnya seperti manusia tak berdaya kini telah berubah ceria karena sambutan hangat ini. Tak lupa kami menyalami satu per satu semua keluarga kami ini yang sudah berkumpul ternyata di rumah kakek.
Kayak mau nyambut presiden aja, pikirku.
Aku mendapatkan pelukan yang lama dari kakekku. Dia sepertinya benar-benar rindu akan cucunya ini karena sudah lama tidak pernah berkunjung, atau ada hal lain? Mengingat bersikeras nya kakek menyuruh aku dan Gilang untuk berkunjung ke Toba.
"Ito ku ini." Ucap kakek dengan haru. Aku melihat senyum tulusnya dan juga senyum rindunya di wajahnya.
Saat memasuki rumah kakek yang sebenarnya rumah inti tempat keluarnya kumpul saat tahun baru, aku sudah menangkap makanan yang sudah di susun rapi di atas balutan tikar di ruang tengah.
Wow. Aku terkagum-kagum akan sambutan kakek yang aku pikir melebihi. Anaknya aja datang ke sini aku kira tidak begini kali lah sambutannya, ini aku dan Gilang loh, cucu tengilnya malah dapat sambutan yang meriah. Salah satu bouku yang juga tinggal di samping rumah kakek bertugas menjaga kakekku menyuruhku meletakan tas ke dalam kamar yang sudah di siapkan. Tak lupa juga berpesan agar kami cepat siap-siap karena makanannya sudah terhidang sejak tadi.
Aku meletakan sling bag ku ke atas kasur di dalam kamar disusul dengan tas kami tentunya. Untuk oleh-oleh sudah kami serahkan tadi ke bou sewaktu kami baru sampai di depan. Untungnya kami singgah di Alfamart tadi untuk membeli minuman dingin dan pembalut tentunya.
"Kau gimana? Mandi dulu atau makan?" Tanya Gilang yang aku pikir aku sudah tidak punya urat malu lagi di hadapannya. Ah, masa bodoh lah, lagian dia bukan orang lain dimana aku harus bersikap sopan kali di depannya.
"Mandilah. Gerah kali aku udah." Jawabku yang langsung membuka tasku untuk menyiapkan bajuku.
Aku sudah hampir ingin membongkarnya saat sadar Gilang masih bertahan di posisinya. Ck! Anak ini.
"Yaudah sana sih Gilang! Ngapain masih di sini?" Tanyaku yang mulai kesal lantaran malu jika harus mengeluarkan pernak pernik pakaian dalam wanita di depan matanya.
"Emang lu masih ada muka di depan mata gue?" Songong bet, Lo gue Lo gue. Aku memicing menatap matanya. Bibirku mengerucut, pengen marah dan teriak namun sadar dia sudah banyak membantu tadi dan kondisinya juga tidak tepat mengingat ini di rumah kakek.
"Ish! Pergi sana napa." Aku kalau halangan tidak galak-galak amat kok. Malahan menjelma bak tuan putri yang suaranya ayu dan lembut. Aku tidak punya tenaga jika harus marah-marah padahal rasa sakit yang ditimbulkannya saja sudah membuatku hampir menyerah.
Gilang hanya terkekeh lalu pergi meninggalkan aku di dalam kamar ini. Untunglah kamar ini ada kamar mandi di dalamnya, jadi aku tidak perlu repot-repot ke luar untuk mandi. Tidak butuh waktu lama, karena sebenarnya aku bukan perempuan anggun kali yang mandi butuh berjam-jam biar selesai aku hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit sudah ikut pakai baju untuk menyelesaikan rutinitas ku itu. Flowsheet nya gampang kok, hanya gosok gigi, bilas, sabunan, bilas, udah selesai. Lanjut pakai minyak kayu putih dan bedak my baby, pakai baju, sisir rambut, asal cepol rambut dah selesai semua. Oh iya, aku juga punya kebiasaan pakai minyak kayu putih dan bedak bayi itu, karena selain wangi menurutku dapat membuat kulitku sedikit lebih lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Notes
Teen Fiction"Halah, jomblo! Chat kok di grup! Gadak yang nge-chat ya?" Dia murni tertawa tanpa berdosa. Dimana kalau aku perhatikan matanya menyipit ketika tertawa lebar begini. Dasar! "Kenapa? Heboh kali kau!" *** "Eh dengar y...