Bab 6

820 77 35
                                    

Buat kalian jangan lupa vote dan komennya.

Karena satu vote dan komen 'next' dari kalian menjadi penyemangat aku buat menyelesaikan cerita ini.

Happy reading....

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Mas, Minggu ini, jadi kan?" Tanya Aira memastikan.

Saat ini mereka ada di depan kantor. Aira dan Abidzar hendak pulang dan Azka hanya mengantarkan keduanya sampai mobil saja.

"Ke pantai ya, Bun?" Sambung Abidzar. Keduanya sudah masuk ke mobil

"Iya, sayang."

"Wah, Bidzar juga nggak sabar mau ke pantai sesuai janji ayah waktu itu. Jadi, kan, Yah, kita ke pantai?"

"Ayah usahain, ya? Kalau nggak jadi, nggak apa-apa kan?" Tanya Azka sambil mengelus rambut Abidzar.

Azka melirik Aira dan Abidzar. Terlihat sekali wajah sendu keduanya yang begitu sangat ingin liburan. Tapi apalah daya jika akhir-akhir ini Azka sangat sibuk bekerja.

"Nggak apa-apa sih, Mas. Kita tunggu Mas udah nggak sibuk lagi aja deh." Ucap Aira tampak menyembunyikan rasa kecewanya.

"Ya udah kita pulang dulu ya, Mas. Ingat, makan jangan sampai telat. Kesehatan Mas jauh lebih penting dari pekerjaan dan juga sholatnya jangan sampai di tunda-tunda, ya." nasihat Aira.

"Iya, sayang..."

"Pak Ardi, hati-hati bawa anak dan istri saya ya?"

"Siap, den."

Azka hendak menutup pintu mobil yang tadinya terbuka, namun ia urungkan. Lelaki itu memajukan tubuhnya dengan tangan yang sudah menutup mata Abidzar

Cup

"Cantiknya Mas jangan cemberut, Mas akan usahain kok." Kata Azka membuat Aira sedikit senang. Lantas perempuan itu mengangguk singkat.

Setelah itu Azka melepas tangannya yang menutup mata Abidzar. Lalu lelaki itu menutup pintu mobil kemudian melambaikan tangan seiring mobil yang Aira dan Abidzar tumpangi melesat.

Hingga mobil itu hilang di telan jarak. Maka Azka segera menghubungi Raka untuk menemaninya bertemu client.

Tak terasa dua jam berlalu begitu cepat, kini jam sudah menunjukkan pukul 14.10 WIB. Pertemuan tadi juga Alhamdulillah lancar. Dan mereka baru saja kembali. Namun sebelum kembali ke kantor, mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang tak jauh dari kantor terlebih dahulu.

Di sinilah keduanya berada, setelah memesan makanan. Kedua lelaki itu terlihat mengobrol sejenak.

"Bang, hari minggu nanti gue sama anak istri gue rencananya mau ke pantai. Gue boleh minta tolong nggak sama Lo, buat handle semua pekerjaan gue?" pinta Azka sedikit tak enak. Pasalnya dia selalu merepotkan Raka.

"Kayak sama siapa aja Lo, Ka. Tumben banget Lo nggak enakan gini. Biasanya juga langsung to the point."

"Gue nggak enak aja, Bang. Secara gue beberapa bulan ini selalu membebankan pekerjaan ke lo. Padahal Lo mungkin juga punya kesibukan sendiri."

AZKAIRA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang