Chapter II - School

167 22 2
                                    

----

Xavier, salah satu siswa paling populer di sekolah menengah atas, banyak yang tertarik oleh pesonanya, ketampanannya, dan nilai akademiknya yang bisa dibilang cukup tinggi. Namun terlepas dari popularitasnya, ia sering menyendiri, memilih menghabiskan waktunya untuk belajar atau membaca buku. Ya dia adalah kakak kelas yang (Name) tabrak.

Flashback

"Oh iya ..."

"(Name)"

"Xavier"














"Beli minum aja lama banget" Melissa protes.

"Gw maluu tau, masa tadi gue nabrak kakak kelas, udah gitu uangnya pake jatoh segala lagi" (Name) menceritakan kejadiannya.

Melissa dan Yin hanya tertawa terbahak bahak sedangkan Julian geleng - geleng kepala melihat kedua temannya.

"Emang temen kurang ajar" (Name) menatap kesal kedua teman yang menertawakannya.

"Siapa yang lo tabrak?" Tanya Julian penasaran.

"Kakel, matanya safir, rambutnya biru, Namanya Xavier." Jawab (Name) menyebutkan ciri - ciri kakel yang ia tabrak.

"HAH, ABANG GW?" Melissa terlihat terkejut.

"Ga mirip sumpah adek kakak" Julian berkomentar.

(Name) berusaha menahan tawanya. Sedangkan Yin sudah meminum freeteanya sambil menyimak perbincangan teman - temannya. Namun bel sudah berbunyi menandakan kelas segera dimulai.

"Yah, udah masukan aja" Tampang semangat Yin langsung memudar.

Mereka berempat kemudian berjalan menuju ke ruangan kelas mereka. Pelajaran pertama adalah bahasa indonesia. Walaupun agak membosankan, setidaknya itu bukan matematika atau fisika. Setelah kurang lebih 2 jam, bel berbunyi lagi. Ya jam istirahat pertama. Disusul dengan pelajaran geografi, istirahat kedua dan akhirnya pelajaran terakhir, biologi.

Flashback end

Sekarang (Name) sudah berbaring di single bednya. Ia tinggal di asrama. Ruangan kamar itu simpel dan minimalis, cocok untuk siswa SMA sepertinya. Ia sengaja dikirim ke asrama oleh orang tuanya sejak SMP agar Ia bisa lebih mandiri. Orang tuanya juga berada di kota yang berbeda darinya.

Sebuah notifikasi masuk di layar benda berbentuk persegi panjang itu. Ia baru saja mengeringkan rambutnya.

----

|Unknown
|Hai
|Ini nomor (Name), kan?
|Ini Xavier, simpan kontakku, ya

You|
Eh, iya kak|

|Kak Xavier 0_0
|Panggil aja Xavier

You|
Maaf kak, belum terbiasa|


|Kak Xavier 0_0
|Haha, gapapa kok
|Maaf gangguin kamu

You|
Ngga menggangu, kok|

|Kak Xavier 0_0
|Yaudah, jangan begadang ya

----

"EEEEEEHH?"













(Name) Tidak bisa tidur malam itu. Ia selalu memikirkan pesan yang dikirim oleh Xavier. Mereka baru saja bertemu, bahkan berteman saja belum.

















Keesokan harinya. Xavier terlihat melambaikan tangannya pada (Name). (Name) yang menyadari langsung membalikkan kepalanya, menyembunyikan wajah blushingnya. Xavier yang melihatnya hanya bisa tersenyum gemas. Kelas sudah dimulai. Tapi yaa masih ada yang ngobrol, contohnya Yin.

"Weh kalian nanti ikut klub apa?"

"Sepak bola" Jawab Julian singkat seperti biasa.

"Klub buku" (Name) menjawab.

"Gw engga ikut dulu sih, agak males. lu apa Yin?" Tanya Melissa,

"Gw ikut Julian aja deh, bingung nanti kalo ga ada temen"

Melissa hanya menjawab dengan "oh"

Sore hari sudah tiba. Pelajaran sudah selesai. Hari ini ia akan mengikuti klub buku. 14:20 Mereka berkumpul di perpustakaan sekolah, klub buku dimulai jam 14:30, yang berarti (Name) masih memiliki waktu 10 menit lagi. Ia menghabiskan waktunya sambil membaca beberapa buku fiksi. Ia tenggelam pada cerita dari buku itu.

"Suka buku fiksi ya?"

----
= To Be Continued =

Sekali lagi saia mon maap kalo pendek, typo, dan gajelas 🙏

Mungkin saia nulis 1 chapter hanya sekitar 500 word saja🙏 kalo imajinasi saia lancar mungkin bisa lebih, emang fenomena yang langka kalo bisa ampe ribuan.

Tolong kasih saran ya kalo ada yang kurang, plis baru nulis🌚🌚

𝐅𝐚𝐯𝐨𝐮𝐫𝐢𝐭𝐞 𝐒𝐢𝐠𝐡𝐭 || Xavier X Readers || MLBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang